36. Hangat

2.6K 199 10
                                    

Win memasuki mansion, disambut hangat oleh suruh penghuninya. Tangan dinginnya kembali hangat digenggaman oleh manusia yang menjadi congkaknya saat ini.

Melangkah menuju tempat dimana makhluk mungil menikmati makan malamnya.

Gerakan mengaduk sendok pada mangkuk dilakukan secara monoton.


Dia Ken.

Anak manisnya yang selalu dirindukan. Ditemani beberapa baby sitter yang setia menghiburnya.

Win membawakan sepotong sandwich buatannya ke arah meja makan.

Dari samping win meletakkannya di sebelah mangkuk Ken tanpa suara.

"Bibi Eed, ten tidak inin matan. Buang caja cenwic ini" seraya menyingkirkan sandwich dalam piring.

Win tersenyum gemas. Mengingatkan pertama kali dia menjadi baby sitter Ken, sama persis kejadiannya seperti ini, bagai de javu.

"Aoww sedih sekali, anak manisku tak lagi menyukai sandwich buatanku" suara Win pura-pura sedih

Dengan gerakan cepat, Ken memutar kepalanya menatap sumber suara.

Matanya berbinar, sangat cerah. Berdirinya di dari kursi dan dipeluknya Win dengan tidak sabaran.

"Huaaaa phi Win, ten lindu. Phi win dalimana caja huaaaa" tangisnya pecah sebagai bukti bahwa dia memang sedang merasakan rindu yang teramat dalam.

Diusapnya punggung kecil Ken dengan sayang.

" Uuh sayangnya phi win, phi win juga rindu Ken"

"Tapi phi Win meninggalkan ten, katanya janji tidak pelnah meninggalkan ten seperti Mommy huaaa"

Win merasa bersalah kali ini.

"Maafkan phi win na, sekarang Ken mau apa agar mau memafkan phi win" ditangkup pipi gembul Ken.

"Cuapi ten na, ten inin matan cenwic na"

"Oke, sekarang Ken duduk yang baik"

Ken mendudukan dirinya di pangkuan Win. Tak akan dibiarkan kesayangannya ini kembali pergi.

"Bibi, bibi boleh kembali ke dapul. Bial phi Win caja yang dicini. Makasi na bibi" ucap Ken sangat sopan.


"Didikan Win tidak main-main" batin Bright.


Bright menatap bahagia mereka berdua, betapa bodohnya dia pernah menyakiti manusia sebaik Win. Untuk kali ini, Bright akan menjaga Win dengan sangat hati-hati.

"Oooh jadi seperti itu, Daddy yang sudah mencari phi Win tapi Daddy tidak diberi kiss" ucap Bright.

Ken menyadari bahwa disana juga ada Daddy nya.

"Aoww maaf na, Daddy. Ten lupa hihi, cini ten kiss dulu" Ken menarik Bright dan mencium seluruh wajah Bright sehingga wajahnya kini telah basah oleh liur Ken.

"Ken, basah dong wajah Daddy" ucap Bright sembari cemberut.

"Hihi Daddy tetap tampan" jawab Ken dengan cengiran.

"Jelas, pasti beruntung yang bisa jadi pacar Daddy, ya nggak?" Jawabnya sembari menik turunkan alisnya menatap Win.

"Dihhh narsis" sindir Win.

"Uuuh gemes banget si pacar aku, hmss" Win kaget sekaligus merona, lagi-lagi Bright bersikap sangat jauh dari kepribadiannya.

.

.

.

Malam datang menjemput bunga tidur, Ken tak melepaskan Win barang sedetik, tak dibiarkan jauh barang sejengkal.

Metawin Is Mine - (BRIGHTWIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang