Seharian Ken menangis. Omah nya bahkan tidak bisa membujuknya, Bright sendiri bingung bagaimana membujuk anaknya ini.
Biasanya jika Bright sudah turun tangan, Ken akan reda tangisnya.
Bright membawa Ken ke halaman belakang mansion sembari melihat ikan hias milik Ken.
"Anak Daddy mau apa hmm? Kenapa nangis terus?" Tanya Bright yang masih mengenakan jas lengkapnya sembari menggendong Ken.
"Ten inin buna hikks" satu permintaan Ken sejak Win tak menginjakkan kaki di mansion.
"Phi Win tidak ada, Phi Win pergi jauh"
"Buna, Daddy!!! No Phi Win" Ken kesal dengan sebutan Phi Win.
Bright masih mencoba membujuk Ken. Bahkan meeting penting yang sedang diselenggarakan Bright tinggalkan.
"Halooo Ken" terdengar sapaan yang Ken sangat hafal itu suara siapa.
"Ken, itu aunty Gie. Ken mau sama aunty?" Tanya Bright.
"No!!" Ucapnya tak acuh.
"Ken jangan seperti itu, oke?" Peringat Bright.
"Aunty bawa ice cream, apa Ken mau?" Sambil menunjukan tentengan yang berisi ice cream.
"Ten puna banyak di flizel!!" jawabnya tanpa membalikan kepalanya menghadap Gigie.
"Udah Gie nggak papa, lo duduk aja disana. Disini panas"
"Kamu juga pasti kepanasan yah" tangan Gigie lihat mengelap dahi Bright yang berkeringat.
"Aku duduk disana dulu ya" pamit Gigie menunjuk kursi di teras belakang.
Gigie mendudukan dirinya di kursi dekat pintu pembatas halaman dan rumah bagian dalam.
Datanglah orangtuanya Bright menghampiri Bright dan Ken.
"SAYANG, SINI SAMA OMAH. OMAH PUNYA MAINAN UNTUK MOLLI" teriak ibunya Bright tanpa menyadari disana ada tamu.
"Apa kabar tante" Gigie memberikan salam dengan senyuman manis kepada mamahnya Bright.
"Hmm" balasan yang sangat singkat membuat Gigie geram.
"Tante apa kabar? Lama kita nggak ketemu" Gigie mencoba basa-basi.
"Baik!!" jawabnya dengan nada ketus dan tatapan yang terlihat sangat menyakitkan bagi siapapun.
"Tante su-"
"Ken sini!! Jangan disitu panas" Mamah Bright mencoba memotong pertanyaan tak bermutu dari Gigie.
"Saya minta sama kamu, jangan sering kesini!!" Mengatakan dengan tatapan lurus ke depan tak melirik sekalipun.
"Omaaah, Ten inin Buna huaaaaa" tangis Ken kambali terdengar.
"Sutt sayang, Buna lagi kerja dulu yang jauh. Biar bisa beli mainan yang banyak untuk bermain bersama Ken" wanita anggun itu memberikan pengertian kepada cucunya.
"Ten lindu Buna huaa" tangisan Ken semakin kencang.
Gigie kembali menghampiri Bright dan Ken.
"Ken, sini sama aunty Gie yuk. Kita jalan-jalan ke mall atau taman, Ken mau?" Gigie mencoba mencari perhatian dan mengambil hati Ken beserta orangtua Bright disana.
Mendengarnya saja membuat Ny. Besar Chivaaree muak.
"BIG NO!! Tante Jeyek Pelgi Cana. Ten tidak cukaaaa!!!!" Ken membentak Gigie. Ken merasa sangat tidak nyaman dengan keberadaan Gigie disana.
"ARKENZO CHIVAAREE!! YANG SOPAN KAMU!!" Bright membentak Ken kedua kalinya karena Gigie.
Istri Tuan besar Chivaaree tentu saja sangat terkejut dengan kelakuan anaknya. Bagaimana bisa menggunakan nada begitu tinggi saat menegur anak usia 4 tahun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Metawin Is Mine - (BRIGHTWIN)
Humorbait cerah untuk pemenang// Bulan ramai benar kunikmati hawanya Bersua dengan anak Adam yang kutemui Ku amati setiap geriknya dengan senang Dia ramah dan pemilik senyum indah Tak mengelak, bahwa aku jatuh suka Hatiku perlahan di genggamannya Setiap...