Goresan Luka [END]

Patah hati seorang Shani

•
•
•

Isyarat hati yang tak pernah kau sadari, isyarat hati yang tak pernah membuatmu peka akan kepemilikan hatiku. Dan saat cinta membisikan rasa yang selalu memaksa tuk dapat memiliki satu ruang kosong di hatimu, saat itu aku coba bertahan dari sebuah rasa yang teramat sulit untuk ku kendalikan, berjalan mengarungi gelapnya duniamu dalam hujan dan kesunyian malam. Menerawang jauh ke sudut terpencil di hatimu yang tak pernah sedikit pun ada ruang tuk ku miliki.

Tahu kah kah engkau???

Aku mencari dan terus mencari sampai suatu saat hati dan jiwa ini pun lelah dalam pencariannya.

Aku tahu, aku hanya seorang sahabat yang tak pantas memiliki rasa yang berlebih ini untukmu, tapi apalah daya aku tak mampu menolaknya saat rasa ini mulai tumbuh dan berakar di dasar hatiku, saat ini yang bisa ku lakukan hanyalah ikhlas mungkin itu jalan terbaik untuk mampu berdamai dengan kenyataan bahwa aku takan ada di hatimu untuk dapat menorehkan sebuah kisah, tapi apakah kamu tahu bagaimana sulitnya membuat hati ini ikhlas???

Rasanya bagaikan meminta hujan pada saat musim salju. Hanya bahagia mu lah yang membuatku bertahan dalam kesakitan. Berusaha tersenyum bahagia saat melihatmu bahagia dengan seseorang yang kau pilih untuk hatimu. Karena itu aku mohon berbahagialah agar hancur ku ini tidak sia-sia

_Shani Indira Natio_

***

"Shan ayo...," ucap sahabat terbaik Shani. Tangannya di tarik pelan oleh pemilik lesung pipi sama sepertinya, Shani menoleh.

"Aku mau ke cafe kak," sahutnya.

"Mau aku temenin?" Tanyanya.

Shani hanya tersenyum lalu menggelengkan kepalanya.

***

Sore itu akhirnya Shani jadi ke toko buku yang disulap jadi cafe tempat nongkrongnya anak muda jaman now, mulai dipenuhi pengunjung, untuk beli buku atau cuman buat nongkrong gak jelas sambil ngopi.

Shani masuk diantara gerumunan pengunjung. Shani mengambil satu per satu buku didalam rak yang berjejer. Tangan mungilnya membawa semua tumpukan buku itu menuju kasir, karena banyaknya tumpukan buku itu menghalangi penglihatannya sampai-sampai dia menabrak seorang perempuan dan hal hasil membuat buku itu berantakan dilantai. Shani pun terjatuh ia tak bisa mengontrol keseimbangannya. Sembari menahan sakit dan malu, ia mengumpulkan buku-buku yang berantakan. Ia memandang wanita di hadapannya wanita yg sangat cantik memiliki bibir yang sexy dan memiliki mata yang indah namun tatapan mata itu sangat dingin dan angkuh.