Patah hati, Luka, dan rencana kotor

566 54 15
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.















°

°

°



















* * *





















Shani POV

Apakah sebuah penantian akan membuahkan hasil. Apakah akan ada cinta yang akan terbalaskan, meskipun tak pernah terucap dan tak pernah diketahui oleh yang dicintai. Inilah ketidak berdayaan ku yang begitu mencintainya, tapi takut untuk mengatakannya, bukan karena tak berani, tapi aku sadar siapa yang ada di hatinya. Dan lagi dia hanya menganggapnya sebatas sahabat.

Itu alasannya kenapa aku membiarkan semuanya mengalir bagai air di sungai, yang tak pernah memikirkan ke mana dia akan berlabuh.

Bagaimana mungkin aku berkata jujur tentang perasaannya sedangkan aku tahu siapa pemilik hati yang diam-diam dia cintai itu.

Mata kuliah hari pun telah usai, semua orang berhamburan menuju kanti. Dan aku melihat tangan munggil itu di genggamnya ia Gracia menggenggam tangan Anin tanpa menoleh kearah ku sedikit pun. Sekali pun kini, Anin berstatus kekasih Nabil, tidak membuat semua perhatian Gracia berkurang sedikit pun padanya. Sedanf kan bagiku tidak ada lagi Gracia yang menggangguku, tidak ada lagi Gracia yang menghabiskan waktu luangku hanya untuk menemaninya main bersama kevin kucingnya dan tidak ada lagi Gracia si penikmat senja. Rasanya sakit mengingat semua itu, genggaman tangan itu mulai terlepas dari tanganku dan tangan itu kini menggenggam erat tangan yang saat ini selalu ingin dia genggam itu. Di kanti aku melihat Gracia dan Anin sedang berduaan mereka bahkan terlihat seperti pasangan kekasih.

“Shan, berhentilah untuk terus melihat kearahnya, karena itu akan membuat hatimu semakin terluka, mungkin aku pikir lebih baik kamu buang jauh-jauh perasaan itu, karena kamu sendiri tahu kan kalau itu cuma sia-sia, dan kamu tau siapa yang dia cintai kan?  Aku cuman tidak mau kamu sakit hati terus Shan, setidaknya buka lah sedikit hati mu untuk ku,” ucapan Beby menunduk, membuat ku meloloskan butiran bening dari mataku.

“Aku tahu Beb, aku tahu aku emang ga ada artinya buat dia, tapi apa salah orang sepertiku berharap kepadanya, apa salah aku mencintainya, kalaupun bisa aku ingin melupakannya, tapi apa daya, aku ga bisa.” Sakit sangat sakit melihat orang yang kita cintai mencintai orang lain sedangkan kita harus mati-matian menghapus rasa itu.

“Melupakan memang susah, tapi bukan mustahil kan, kalau kamu berusaha kamu akan bisa ngelupain dia, Shan. Aku yakin itu.”  Aku pikir, apa yang dikatakan Beby memang ada benarnya, meskipun sulit tapi tidak ada yang mustahil, semoga saja dia bisa melupakan perasaannya terhadap Gracia.

Aku menyusuri senja yang tampaknya enggan tersenyum

Senja yang angkuh dalam benak batinku

Aku berjalan tertatih memegang dadaku
Yang terlanjur luka dan sesak

Goresan Luka [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang