Cinta yang pulang, hati yang menunggu...

733 83 24
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
































Shani pov

Sore langit, aku menengadahkan wajahku pada langit yang terang. Tanpa ku rasa, tetes air mata mengalir di pelupuk mataku. Letih ku memendam rasa sesak di dada, menahan duka bahkan ke indahan langit sore tak sanggup mengusir duka ku. Ku kerjap kan mata dan mengungkapkan kata dalam hatiku, aku tak sanggup bila harus melupakanmu atau membiarkanmu berlalu dari hidupku. Satu kata yang tak mampu ku ucap.

Aku mencintaimu...

Ya...

Aku mencintaimu....

Shania Gracia Harlan...

Aku memandang jengah kearah dua sejoli di hadapanku, lalu pandanganku beralih ke Gracia.

"Apa aku ga salah liat, Ge?" Tanyaku yang masih bingung dengan pemandangan yang baru saja berlangsung. Berkali-kali aku menatap Gracia lalu ku kembalikan penglihatan ku menatap sosok yang ku kenal tengah berduaan dengan seorang lelaki yang akhir-akhir ini hadir di antara kita.

(Anggap aja ini anin sama lala ya, nyari foto mereka b2 ga nemu soalnya)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Anggap aja ini anin sama lala ya, nyari foto mereka b2 ga nemu soalnya)



"Aku baru saja belajar bagaimana caranya mengikhlaskan ci, engga mudah ternyata berdamai dengan rasa sakit walau kini aku mulai terbiasa namun sakitnya tetaplah sama...," ku lihat Gracia tertunduk sesaat menyaksikan pemandangan yang menyakitkan itu.

Lihat lah betapa tebalnya topeng yang dia pakai di depan ku. Dasar Bodoh!!! Mau bagaimana pun dia tersenyum dan merubah mimiknya aku tahu dia sedang menyembunyikan kesedihannya. Karena semua orang pun tahu, tidak ada hati yang akan baik-baik saja ketika mengetahui orang yang di cintai nya bahagia dengan orang lain.

Lihatlah gadis bodoh itu malah tersenyum menampilkan cengiran yang merupakan ciri khasnya dia. Dia memberi tatapannya ke arahku, aku tak berani menatap balik tatapan itu. Aku hanya tidak ingin jatuh terlalu dalam dengan rasaku sendiri.

Goresan Luka [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang