Cinta bersulam lara

496 57 45
                                    




Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







































































































* * *



















Vino pov

Suara gedoran dari balik pintu kamar ku tidak ku hiraukan, aku malah menarik kembali selimut yang ku kenakan untuk menutupi seluruh tubuh ku. Aku pikir gedoran nya sampai di situ ternyata dugaan ku salah, dia masih saja bolak balik menggedor pintu kamar ku.

Uaghhhhhhh....Dengan sangat malas aku pun memaksa membuka kedua mata ku yang masih engga terbuka itu. Hal yang memaksa ku untuk bangun adalah kondisi perut yang keroncongan, berterima kasih lah kak Frieska pada cacing-cacing penghuni perut ku ini.

Aku langsung menuju dapur, di ruangan tamu masih menyisakan sosok yang selalu mengganggu waktu tidurku.

"Abis makan, kamu anterin kue pesanan tante Nia ya, Vin" kata kak Frieska.

"Lho kenapa harus aku?

"Karena di rumah ini yang terlihat menganggur hanya kamu doang! dih sumpah aku tidak setuju dengan pernyataan kakak ku satu-satunya ini.

"Masa? Kenapa gak kak Frieska aja yang antar?

"Aku sibuk!

"Sibuk ngapain?

"Sibuk maraton drakor! Astaga udah ku duga kesibukannya ga guna sumpah gini nih ga enaknya lahir ke bumi belakangan, karena ade akan selalu di tumbalin sama kakaknya.

Dengan berat hati aku pun menuruti perintah kakak ku, secara aku itu anaknya baik hati penurut dan rajin menabung, jangan lupa penyayang terutama sayangnya sama bidadari sempurna bernama Shani.

Pagi ini cuaca bener-benar tidak memihak untuk keluyuran rumah, karena di luar sana hujan turun dengan derasnya dan bisa-bisanya kakak ku itu menyeruh ku keluyuran disaat orang-orang memilih untuk melanjutkan mimpi indahnya.

Aku pun membawa mobil ku dengan kecepatan sedang, sampai akhirnya pandangan ku teralihkan pada sosok wanita yang sepertinya aku kenali, tapi ngapain dia hujan-hujanan. Aku semakin memicingkan mataku memastikan apa yang sedang aku lihat. Yak, sosok wanita itu memang dia, tanpa pikir panjang aku ambil payung yang berada di belakang lalu berjalan mengejar sosoknya yang tiba-tiba saja menghilang dari pandanganku sampai akhirnya aku berhasil menemukan sosok itu.

Goresan Luka [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang