Author pov
Hari ini adalah hari keberangkatan Gracia ke Turkey. Jadwal penerbangannya ke Turkey sekitar jam 10, semua teman-teman nya tahu, kecuali...
"Kabari kalau udah sampai di sana Gre" kata Beby dengan tulus setelah selesai memeluk tubuh mungil Gracia.
"Kamu jahat Gre, katanya mau nemenin aku sama Beby nikah, kenapa kamu malah ninggalin kita Gre? Kali ini Gaby yang ngomong, Beby udah ga sanggup berkata-kata, udah mewek bang boy melepaskan bayi besar kesayangan.
"Gre! Panggil Nabil yang ikut mengantar kan kepergian Gracia dan Anin.
"Gua titip Anin ya Gre" katanya lagi yang langsung di angguki Gracia.
"Gua juga titip Shani ya Bil, tolong pastiin Vino bahagiain dia. Kalau sampai Vino nyakitin dia tolong wakilin gua buat ngehajar Vino" ucap Gracia.
Walau hanya dengan menyebut namanya saja membuat Gracia malah memberatkan kepergiannya. Iya Shani adalah alasannya ingin tetap bertahan di sini tapi Shani pulalah alasannya kenapa ia harus pergi.
Gracia berbalik sampai akhirnya suara yang begitu di kenalnya masuk ke dalam indra pendengarannya.
"Gre.....!!! Iya, itu suara Shani, dia berhasil menerobos pintu masuk.
"Ci, aku mohon jangan nangis, aku ga suka liat kamu nangis" mereka saling berbicara dari jarak yang cukup jauh. Saling menggerakan bibir memberikan isyarat, beruntung mereka bisa saling mengerti.
"Jangan pergi Ge, aku mohon...."
"Maaf aku harus pergi ci...."
"Ge! Ya udah pergi sana, dan jangan pernah kembali!
Shani berbalik melangkahkan kakinya perlahan menjauh.
"Ci maaf karena aku udah lancang mencintai kamu. Maaf karena aku udah gagal untuk berhenti cinta sama kamu. Sejak dulu sampai hari ini rasa itu ga pernah berubah ci. Berbahagialah ci karena itu yang ingin aku lihat" katanya.
"Aku titip Shani, bahagian dia karena selama ini aku belum mampu membahagiakannya" katanya pada lelaki yang sebentar lagi sah menjadi suami Shani.
Tak lama kemudia pemberitahuan keberangkatan ke Turkey yang di siarkan di ruang tunggu melalui speaker terdengar nyaring.
"Sial!! Shani berbalik berlari semampunya, tapi langkahnya terlalu lemah dia terjatuh diantara puluhan orang yang berlalu lalang.
"Ge...Gracia.... Ge aku juga mencintaimu Ge aku mohon jangan pergi Ge....." Shani lulu lantai di lantai, kedua kakinya tak lagi mampu menopang tubuh yang lemas. Suara yang begitu lantang, suara yang tidak pernah sama sekali di suraka nya akhirnya dia bisa mengucapkan nya dengan lantang, tapi.... Gracia belum sempat mendengarkan penuturan nya tentang bagaimana dia pun mencintai Gracia.
Saat itu, saat pertama dan terakhir kalinya dia bertemu dengan Gracia.
Author pov end
* * *
Shani pov
Sudah hampir dua minggu Gracia pergi dari rumah, dia memilih tinggal bersama Anin di rumahnya. Dua minggu juga kami yang begitu dekat saling menjauh, alasannya sama mungkin menjauh untuk tidak saling melukai adalah pilihan yang konyol nyatanya jarak yang kita pilih malah menambah deretan luka.
Hari ini aku ada kegiatan di kampus untuk mengurus pergantian ketua BEM yang baru.
"Hai Des....!! Aku menoleh ke arah datangnya suara itu, kak Frieska ternyata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Goresan Luka [END]
Teen FictionCinta memang misteri yang selalu di cari anak manusia. Karna cinta adalah konsumsi hati, bagian terpenting dalam jiwa manusia. Maka, begitu menyakitkan dan menyedihkan saat cinta harus terlebur hancur berkeping-keping. Kisah tentang semua luka yang...