Biar aku saja

771 73 20
                                        









•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




















* * *



























"Bisa kah kamu membuka hatimu untukku, Shan dan menerima kehadiran ku?

Beby masih menatap nanar gadis di hadapannya.

"Untuk apa kamu mengharapkan orang yang jelas-jelas mencintai orang lain? Cobalah buka hatimu untuk Kak Gaby, Beb! Dia bahkan bisa mencintaimu tanpa kamu minta terlebih dahulu. Dia juga bisa lebih menghargai kamu walau pun hatimu mendamba hati yang lain, cobalah untuk melihatnya sebelum kau memintaku untuk melihatmu." Shani merasakan desiran aliran darah yang terus bekerja tidak pada porsinya. Membuat otaknya merangkaikan kata yang menyakitkan itu pada sosok yang paling terlihat tulus padanya. Ia sadar, sangat sadar kalau kata-katanya itu menyakitkan tapi cintanya terhadap Gracia melumpuhkan akal sehatnya.

Beby menampilkan senyuman  smirk nya. Memaksakan kedua bibirnya untuk menampilkan senyuman palsu di hadapan gadis yang sangat dia cintai itu.

"Haha..." tawa garing itu menghiasi wajah sendu  Beby. Sungguh malangnya nasib percintaannya. Itu yang coba ia tekankan pada hatinya, sebuah kenyataan absolut tantang posisinya di hati Shani. Shani merubah tatapannya. Beby tersenyum penuh arti lalu mengulangi ucapan Shani barusan padanya tanpa ada yang terlewatkan sama sekali.

"Bagaimana? Ucapan mu sepertinya pantas untuk kamu pertimbangkan juga Shan. Kamu tahu, ini sangat lucu, ah tidak ini bahkan sangat menyedihkan," ucap Beby di balas tatapan yang memilukan. Kata-katanya terdengar sangat menyakitkan bahkan saat dia mengucapkannya itu pun terasa menyakitkan untuknya.

"Ayo, Shan kita berangkat! Mereka berjalan beriringan.

"Aku mungkin akan mempertimbangkan omongan mu itu Shan, jadi kamu ga usah berusaha menghindari ku dan memintaku untuk melupakanmu. Kamu tahu kan bagaimana sulitnya melupakan orang yang sudah menetap di hati kita ? Jadi biarlah aku saja yang mencintaimu, karena rasa ini sama sekali tidak ingin membebani mu, cukup kamu urus saja hatimu yang masih menyimpan rasa untuknya. Anggaplah bahwa aku tidak mencintaimu. Aigo, bahkan semesta pun enggan berkawan dengan hatiku untuk sejenak saja aku merasakan bahwa eksistensi ku sebagai seseorang yang mencintaimu bisa kamu rasakan kehadirannya tapi kau selalu menepis kenyataan itu! Ini memang menyakitkan Shan"

"Maaf Beb" ucapnya dengan mata yang berkaca-kaca. Ucapan Beby bagaikan tamparan baginya. Melihat mata indah itu berkaca-kaca ada rasa sesal di hati Beby, sesal karena ucapannya malah membuat orang yang sangat ia cintai meneteskan air mata.

"Shan, mencintaimu adalah pilihanku dan kenyataan bahwa kamu engga mencintaiku adalah takdirku, ga perlu kamu risau kan tentang perasaanku. Aku hanya ingin melegakan hatiku sebelum aku melangkah meninggalkan rasa ini disini" ucapnya tak terasa pipinya basah oleh bulir-bulir air mata yang terus jatuh membasah pipinya. Sakit yang sama terus berulang-ulang mereka rasakan, mencintai seseorang yang menginginkan hati yang lain, tidak ada pilihan selain merelakan dan membunuh perasaan ini.

























Goresan Luka [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang