Gracia pov
Ku lewati seperti malam ku di pesisir pantai Kuta, gadis si pemilik senyum paling memikat itu pun akhirnya berhasil memaksaku ke tempat ini. Setelah baru beberapa menit saja kita tiba di bandara dia memintaku untuk mengantarnya ke pantai. Sepanjang perjalanan aku masih saja menggerutu tentang keinginannya itu. Secara ini sudah hampir pagi, tapi anak itu seperti bayi yang terus merengek dengan tingkah bayinya yang membuatku tak bisa menolak ke inginannya itu, dengan berat hati ku pun melaju kendara ku menuju pantai, menembus kegelapan malam yang dingin. Ku tatap gadis yang kini duduk di sampingku, dia terus tersenyum sesekali dia bersenandung. Aku pun ikut tersenyum di buatnya. Rasanya ingin ku hentikan waktu saat ini juga, biarlah aku menikmati kebersamaan ini lebih lama dengannya. Seseorang gadis yang sejak lama ku inginkan, namun ku masih saja belum memiliki keberanian untuk mengatakannya di tambah lagi aku masih belum tahu apakah dia memiliki rasa yang sama seperti yang aku rasakan.
"Udah sampai Nin" ucapku.
"Yeiiiiii" teriaknya excited, tangannya masih saja berkutat membuka seat belt nya, sepertinya dia kesulitan.
"Greeee...." ucapnya manja, dia memanyunkan kedua bibirnya terlihat frustasi di wajahnya.
"Aihhh, kenapa jadi manja si Nin" ucapku. Ku dekatkan tubuhku ke tubuhnya untuk membuka seat belt nya, membuat jarak diantara kami sangat dekat, aish jantung ku lagi-lagi berdetak lebih kencang.
"Sial kenapa seat belt nya jadi susah dibukanya! Gerutu ku, ku lirik dengan ujung mataku dia terlihat tersenyum sangat puas sekali dia melihatku seperti orang bodoh dangan detak jantung yang tidak bisa di ajak kompromi.
"Memalukan..." gumam ku, aku tahu sepertinya dia mendengar ucapan ku itu.
"Iya itu sangat lucu, dan lihatlah wajahmu itu seperti kepiting rebus saja"
"Aigo...Berhentilah menertawakan ku Nin" ucapku kesal.
Dia menoleh ke arahku, lalu memelukku mendekatkan telinganya ke dadaku, membuatku membeku dibuatnya.
"Aku sangat menyukainya, Gre" sahutnya setelah beberapa menit dia menikmati detak jantungku yang malah membuatku menggila atas perasaanku padanya. Dia tersenyum ke arahku menampakkan senyuman yang menjadi akhir-akhir ini menjadi candu untukku. Sesekali Anin memainkan bibir sexy nya, mengigit bibir bawahnya. Ah gila di hanya menggigit bibirnya saja hatiku sudah berantakan seperti ini, sungguh aku meleyottttt!!!!!
"Shit! Batinku.
Dengan langkah lebar aku mendekatinya, dia terlihat menggodaku, aku pun mengambil ancang-ancang untuk mengejarnya. Anin yang melihat itu bersiap melarikan diri namun terlambat! Aku terlebih dahulu menarik lengannya. Menghilangkan jarak antara dirinya dan diriku. Tatapan kami pun bertemu, perlahan ku mulai mendekatkan wajahku ke wajahnya mengikis jarak diantara kami, ku mendekatkan bibirku ke bibirnya,paham dengan apa yang ku lakukan, Anin langsung memejamkan matanya membiarkanku melumat bibir Anin dengan agresif.
KAMU SEDANG MEMBACA
Goresan Luka [END]
Teen FictionCinta memang misteri yang selalu di cari anak manusia. Karna cinta adalah konsumsi hati, bagian terpenting dalam jiwa manusia. Maka, begitu menyakitkan dan menyedihkan saat cinta harus terlebur hancur berkeping-keping. Kisah tentang semua luka yang...