Bahagia atau terluka?

664 68 14
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



































* * *





























Malam yang panjang dan melelahkan. Hari-hari liburan pun berlalu dengan cepat waktunya kembali ke ibu kota.

Setelah kejadian malam itu, Gracia seperti memberi jarak ke Shani, di tambah Vino yang semakin nempel ke Shani semenjak dia memberitahu kalau dia telah melamar Shani secara langsung, tinggal menunggu lamaran Vino secara resmi ke bundanya Shani.

Shani terlihat kesulitan dengan koper miliknya, sesaat Gracia ingin membantu Shani, ternyata Vino terlebih dulu memgambil alih koper milik Shani. Gracia terdiam di tempat dengan perasaan yang campur aduk.

"Ge kamu semobil barang aku sama Vino kan? Tanya Shani lembut.

Gracia menggeleng.

"Ga ci aku ikut rombongan abang aja" ucapnya lalu memilih masuk ke dalam mobil milik Beby.Di susul dengan yang lainnya. Frieska yang awalnya ikut dengan rombongan Beby akhirnya bertukar tempat dengan Gracia.

Kedua mobil tersebut mulai melaju menuju Jakarta.

Mobil Vino terlebih dulu sampai Jakarta, tujuannya kali ini adalah rumah Shani, Frieska sendiri sudah di jemput oleh Nabil.

Mereka di sambut hangat oleh Veranda, bunda Shani.

Keduanya memulai pembicaraan di ruang tamu.Ve sangat kecewa dengan apa yang telah terjadi dengan putri kesayangannya.

"Jadi kapan pernikahannya, nak? Tanya Veranda meminta kepastian, karena jika mereka menunda pernikahan dampaknya akan buruk untuk mereka semua.

"Besok mama papa Vino baru balik dari luar kota, Bun dan Vino sudah membicarakannya ke mereka" ujar Vino, Veranda mangut-mangut mendengar penjelaskan calon mantunya.

"Udah di cek kandungan kamu, Shan? Tatapan Veranda beralih ke Shani.

"Jalan satu minggu bun" katanya tertunduk.

Suara pintu terbuka, semua beralih ke depan pintu yang ternya Gracia baru saja tiba. Dia jalan menuju kamarnya tanpa menghiraukan orang-orang yang berada di sana.

"Gre" suara panggilan Veranda, memaksa Gracia menghentikan langkahnya. Lalu menunggu perkataan yang akan keluar selanjutnya.

"Minggu depan cici kamu akan tunangan" ujar Veranda lagi.

Gracia sekilas terlihat tersenyum, lalu kembali menaiki tangga rumahnya. Dan lagi-lagi suara Veranda terdengar...

"Gege capek bun, baru pulang..." katanya lalu kembali menaiki tangga menuju kamarmya yang terletak di lantai dua rumah mereka.

Goresan Luka [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang