•
•
•
* * *
Semburat senja di tatap nanar oleh Gracia. Angin yang berhembus lembut seolah meniup lirih hatinya yang tengah mendung. Ia kembali menatap ke samping berharap besar akan mendapatkan ukiran senyum yang selalu ia rindukan. Namun kenyataannya tak seperti yang ia harapkan. Gadis itu telah hilang dari hadapannya dengan seorang pria yang sangat dicintainya.
Shani mengembangkan senyumannya. Menatap goresan jingga yang menawan tepat di hadapannya. Semilir angin yang berhembus, sesekali memainkan rambut halusnya yang tergerai. Perlahan Shani mulai memejamkan kedua matanya dengan ukiran senyum yang tak memudar sedikitpun.
Shani yang duduk di samping Gracia hanya mampu tersenyum, tak berhenti menatap pada Gracia dari samping kirinya. Hingga ia merasakan sebuah sentuhan hangat pada tangan kirinya. Shani mulai menatap tangannya yang di genggam semakin erat oleh Gracia.
“Makasih ya, ci? Untuk kesekian kalinya, kamu selalu ada di saat aku membutuhkan mu. Enggak tahu kenapa, aku selalu ngerasa tenang kalau lagi barengan sama kamu. Terlebih ngelihat senja di samping kamu kayak gini.”
Shani kembali mengatur pernafasannya. Entah apa yang kini dipikirkan oleh Gracia, hingga ucapan itu begitu mudah keluar dari bibir mungilnya.
“Seandainya, Anin juga ada di sini. Apa mungkin kamu juga ngerasain hal yang sama?”
“Maksud kamu?”
“Bisa senyaman ini, saat kamu ngelihat senja barengan sama dia.” Ucap Shani sembari menatap pada Gracia.
“Dia bahkan lebih special dari itu ci.”
Shani terus menatap Gracia yang sudah bersandar di bahu kirinya. “Iya karena dia adalah orang yang kamu cintai Ge, orang yang kamu ingin kan keberadaanya.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Goresan Luka [END]
أدب المراهقينCinta memang misteri yang selalu di cari anak manusia. Karna cinta adalah konsumsi hati, bagian terpenting dalam jiwa manusia. Maka, begitu menyakitkan dan menyedihkan saat cinta harus terlebur hancur berkeping-keping. Kisah tentang semua luka yang...