Cinta memang misteri yang selalu di cari anak manusia.
Karna cinta adalah konsumsi hati, bagian terpenting dalam jiwa manusia. Maka, begitu menyakitkan dan menyedihkan saat cinta harus terlebur hancur berkeping-keping.
Kisah tentang semua luka yang...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Shani pov
Semua yang ku lalui hari ini Tuhan memberi dua rasa dalam satu waktu, rasa yang membuatku gila dan ingin menghentikan waktu saat itu pula, tapi pada saat yang bersamaan rasa yang lainnya hadir lalu meruntuhkan bahagia yang baru beberapa menit aku rasakan, karena aku tidak lebih cepat dari sang waktu. Aku hanya ingin lari dan bersembunyi saat gejolak rasa lainnya mulai mencabik-cabik hatiku. Aku ingin menangis dan menjerit, kabur dari kenyataan bahwa aku mencintaimu. Boleh kah aku melangkah maju, karena begitu sulit rasanya ku melepaskan semua ini? Tapi maju untuk apa? Maju untuk kembali terluka? Maju untuk terlihat seperti orang bodoh yang mengemis cintamu? Tuhan, kenapa cinta ini terlalu besar tertancap dalam hati dan terus bertahan dalam sakit dan luka, bahkan hati ini menerima setiap luka agar mata ini dapat terus merekam bahagianya, walau bahagianya dengan orang lain. Aku akan memilih terluka untuk ku tukarkan dengan bahagianya, karena bahagianya adalah bahagiaku. Aku mungkin masih sanggup menahan sakit atas luka ini, tapi aku tak sanggup apa bila dia terluka di depan mataku.
Jangan cari jawaban lagi duhai hatiku... Lihatlah aku sekarang dan kau akan mengerti bagaimana rasanya mencintai diam-diam Dan cukup kau lihat ke dalam mataku Wajahnya masih hiasi pandanganku Dengan engkau hati yang sudah patah tak menentu.
Wahai cinta yang diam-diam tumbuh! Tolong beri tahu aku bagaimana caranya memperbaiki patah hati yang telah kau perbuat? Kenapa cinta? Kenapa dengan lancangnya kau memahat namanya di dinding hatiku? Ah aku rasa aku sudah gila, ia rasa ini membuatku gila tiap hari aku bermonolog tentangnya, semua tentangnya yang entah sampai kapan dia akan peka dengan apa yang aku rasakan.
"Ci, aku pergi dulu ya! Ucap Gracia di akhir monolog ku kali ini, ku menoleh kearahnya. Dia sangat rapi bisa ku tebak dia akan pergi dengan Anin tentunya. Aku kembali dengan kegiatanku siang itu, mengerjakan tugas kampus yang tadi pagi di berikan dosen pada kami.
“Ge...! Ingin rasanya aku mengingatkannya pada janjinya pagi ini, tapi....
“Aku tahu, kau tunggu saja di sana. Aku akan datang setelah menemani Anin! Sahutnya lagi, ah ternyata dia mengingat janjinya. Dia pun hilang dari hadapanku setelah mencuri ciuman di bibirku. Ciuman yang selalu membuatku candu, sudah lama sekali setelah waktu itu dia tidak pernah menciumiku lagi, dulu sebelum Anin hadir kembali anak itu selalu mencuri ciuman dimana pun yang dia suka di tubuhku. Dan aku, aku selalu protes dan mengomelinya tapi kali ini kali ini aku rindu akan perlakuannya dulu, kali ini aku takan protes Ge aku takan mengomeli mu saat kamu menciumi seluruh wajahku. Ah kenapa aku menyesal, menyesal saat aku bisa merasakan itu aku malah memintanya menghentikan, dan saat dia menghentikan kebiasaannya itu aku malah merindukannya.