Cinta memang misteri yang selalu di cari anak manusia.
Karna cinta adalah konsumsi hati, bagian terpenting dalam jiwa manusia. Maka, begitu menyakitkan dan menyedihkan saat cinta harus terlebur hancur berkeping-keping.
Kisah tentang semua luka yang...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aurhor pov
Dimeja makan hanya ada Cindy dan Ara saja di sana. Keduanya sedang menyantap sarapan pagi yang di buatkan oleh bi Inah, maid keluarga Chava.
"Tuan belum pulang bi? Tanya Cindy, Ara yang sedang makan akhirnya menghentikan aktifitasnya. Dia sudah tidak selera menyantap makanannya.
"Belum nyonya..."
Cindy hanya mangut-mangut sampai akhirnya pandangannya beralih pada sosok di hadapannya.
"Ara..." panggil Cindy, tangannya menyentuh lembut pipi mulus sang putri.
"Maaf ma, gara-gara Ara mama sama om jadi berantem"
"Kalian tetep akan pergi menemui Gracia? Suara keras itu berasal dari sosok lelaki yang baru saja tiba.
Cindy dan Ara mendadak terdiam. Ini terlalu pagi untuk di awali dengan keributan.
"Ji" sosok wanita lain berada di sana, mengelus pundak Jinan dengan lembut.
"Kamu bisa ga, buat ga minta terus-terusan ketemu Gracia? Apa belum cukup semua fasilitas di rumah ini yang aku kasih buat kamu? Tanya dengan sedikit membentak Ara.
Bocah kecil itu bangkit dari duduk tenangnya. Mengepalkan kedua jari tangannya.
"Aku engga butuh semua fasilitas yang om kasih, aku cuman butuh nda, aku engga butuh apa pun" setelah mengumpulkan semua keberaniannya suara anak kecil itu terdengar membentak dan berteriak di depan Jinan, Jinan yang tidak terima di perlakukan tidak sopan oleh anaknya sendiri. Mengangkat tangannya tinggi-tinggi.
Plak....
Tangan itu berhasil menampar wajah bocah berusia lima tahun itu, saking kerasnya membuat tubuh mungil Ara terhuyung ke belakang membuat keseimbangannya lemah akhirnya dia terjatuh.
"Ji...." teriak Cindy yang langsung mendekap putri kecilnya yang malang.
"Jadi itu yang udah di ajarkan Gracia sama anak ini. Bersikap tidak sopan pada orang tuanya" katanya dengan masih penuh amarah. Tanpa ada rasa menyesal telah menyakiti hati putrinya itu.
"Oh ya! Jadi begitu juga cara kamu mendidik Ara! Iya Jinan? Dia ini anak kamu Jinan, tapi kenapa orang lain bisa memperlakukan anak kamu ini seperti ratu tapi ayahnya sendiri yang malah memperlakukan anaknya sendiri layaknya orang asing.." bentak Cindy.
"Kamu..." jinan kembali mengangkat tangannya.
"Apa kamu mau nampar aku? Tampar aku Jinan, tampar kami sampai kamu puas"
Kondisi di rumah itu amat sangat tidak kondusif. Wanita yang tadi datang bersama Jinan langsung menarik Jinan keluar dari sana.