Chapter 2

1.5K 152 108
                                    

Flshbck on

Danau sekolah. Itu yang dia tuju sore ini. Gadis berwajah blasteran Korea ini memang sedang bahagia dan juga hatinya yang sedang berbunga-bunga. Menatap sepucuk kertas yang dia genggam hingga lusuh, karena sedari tadi dia genggam dengan tangan berkeringatnya itu.

"Kenapa harus memakai kertas? Apa tidak bisa gunakan pesan?" ucap gadis yang bernama Viola. Sekali lagi dia membaca isi tulisan yang sedikit tidak dia kenal dari kertas itu.

'Tunggu aku di tepi danau, aku akan memberikanmu kejutan.'

"Kejutan apa yang akan dia kasih untukku? Rupanya dia mengetahui hari ini adalah-"

Viola menghentikan langkahnya, tiba-tiba saja jantungnya berdegup kencang. Tiga kali dari normalnya. Serasa begitu sempit atmosfir di dunia ini, sehingga dia sulit mengambil nafas.

"Adalah, hari-ulang-tahunku." Viola memegang dadanya, merasakan detak jantungnya yang tidak normal.

"Aku sayang sama kamu. Apakah kamu mau jadi kekasihku?" ucap pria itu seraya menyunggingkan senyuman. Viola terkejut saat pria itu menggenggam seikat bunga mawar yang memang sengaja di tujukan untuk 'calon kekasihnya itu'.

"Emm, aku mau," jawab gadis itu dengan nada malu namun terlihat manja. Lalu mereka berpelukan. Berpelukan di depan anak-anak yang sedang menatapnya dengan 'tidak percaya' dan ditambah riuhan suara mereka karena melihat adegan ini.

DEG!

Bagaikan kilat yang menyambar hatinya saat ini. Rasanya sangat sakit.

"A-apaan ini?" gumam Viola mencoba tersenyum walaupun tidak dapat menghentikan air matanya. 'Jadi ini, hadiah di ulang tahunku? Dan kertas ini?'

"Viola?" panggil suara yang membuat Viola ini menghentikan isakannya. Viola menatap wajah pria itu lalu sesegera menunduk.

"Ah Kak Romi," suara Viola sedikit bergetar, menahan rasa sakit yang amat dalam. Dia masih tetap menunduk, malu menunjukkan wajahnya pada Romi.

"Aku tahu bagaimana perasaan kamu, Viola." Romi menepuk bahu Viola yang bergetar. Ada rasa sakit pada diri laki-laki itu saat melihat Viola menangis.

"Terimakasih, kak. Aku pergi dulu." Viola berlari dari tempat tersebut. Bahkan, kakinya saja tidak mampu berlari kencang. Hanya karena sakit hatinya.

Flshbck off

-

Tanpa dia sadari, beberapa tetes mata telah melewati pipinya. Menahan rasa sesak di dadanya, karena kembali mengingat kejadian yang sudah lama dia coba untuk melupakannya.

"Aku akan melupakannya," lirih Viola dengan nada bergetar dan tegas. Lalu dia mengusap air matanya yang sudah terlanjur lolos dari pelupuk matanya itu.

"Tidak ada lagi kenangan indah darinya, itu semua hanya MIMPI. Bukan apa-apa. Karena, 'dia' hanya menganggapku sebatas teman. Teman , tidak lebih." Viola menjelaskan kepada hatinya, agar membuang jauh-jauh rasa cintanya kepada Bayu. Terlalu sulit.

Viola menatap langit-langit malam yang sama sekali gelap, tidak ada cahaya bintang. Hanya cahaya bulan yang redup karena tertutup awan mendung. Viola masih mengetahui kalau langit ini mendung walaupun sudah malam sekalipun.

Dia merasakan tubuhnya bergetar karena dingin, lalu dia memutuskan untuk kembali ke aula dan menikmati minuman di sana. Sekaligus mencari pasangan yang ingin di ajaknya berdansa mungkin? Ya ampun Viola! Sadar, merekalah yang mengincarmu. Bahkan tanpa kamu ajak mereka sudah menantimu.

Fascinated (Dalam Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang