Chapter 14 [2]: POV Romi

496 37 15
                                    

Chapter Pov Romi

Pertunanganku dengan Viola hanya tinggal beberapa menit saja, tetapi, Viola belum datang juga. Seperti yang kalian tahu, aku sangat cemas kalau saja dia kabur atau bagaimana. Aku tidak akan membiarkan pertunangan ini gagal.

Aku menaiki tangga, menuju kamar Viola yang berada tidak jauh dari tangga. Pintu besar coklat bertuliskan Reviola. Langkahku tegap menuju pintu tersebut. Aku berdiri di ambang pintu ini, menyimpan tanganku di saku celanaku, santai. Tiba-tiba saja, telingaku seperti menangkap suara milik Bayu.

Tubuhku menegang seketika saat itu juga. Aku membuka pintu membiarkan sedikit celah untuk melihat apa yang terjadi di dalam. Mataku menangkap pemandangan yang tidak pernah ingin aku lihat. Rahangku mengeras, kepalan tanganku pada kenop pintu mengerat. Bisa-bisa pintu ini hancur olehku.

Mereka berciuman di depanku, tepat di depan mataku. Anehnya, aku tidak menghentikan kegiatan tersebut, dan aku hanya diam seperti patung es yang sedang membeku.

Aku kembali menetralisirkan keadaanku. Emosi aku tahan untuk beberapa menit kedepan. Aku hanya tidak ingin mengganggu kemesraan yang dibuat oleh mereka berdua. Great Bayu!

Aku menuruni tangga, kembali pada posisi awalku berdiri. Sikapku lebih tenang dari sebelumnya, walaupun rahangku masih menggertak kesal. Aku melipat kedua tanganku saat Viola menuruni tangga.

"Dari mana?" tanyaku sembari menahan emosiku.

"Oh, tadi baru selesai make upnya. Maaf ya lama," jawabnya dengan nada yang sedikit bergetar.

"Jangan mencoba bohong padaku, aku tahu apa yang kamu lakukan di dalam kamar bersama Bayu. Ternyata, kamu belum bisa melupakannya." Aku merangkul erat tubuhnya agar bisa dekat denganku. "Apa kamu belum bisa melupakannya Vio? Kau harus melupakannya untuk aku! Mengerti?"

"Ya, aku mengerti," ucapnya seraya menunduk.

"Shit!" umpatku setelah melihat bibirnya yang bengkak. Apa begitu nikmatnya mereka sampai membuahkan hasil seperti itu! Benar-benar brengsek!

Viola menatapku dengan tatapan ketakutan. "Romi...."

"Apa itu ciuman pertamamu?" tanyaku tidak sabar. Dan jawabannya hanya mengangguk.

Bayu, dia menang kedua kalinya dariku. Dia menang telak di atasku. Dia mendapatkan ciuman pertama dari Viola. Emosiku meningkat, aku mengeratkan pelukanku pada pinggang Viola.

"Romi, maafkan aku. Jangan salahkan dia," ucapnya.

Aku hanya dapat menahan emosiku sampai acara pertunangan ini selesai, setelah itu aku pergi melampiaskan emosiku. Aku melajukan mobilku dengan cepat, meninggalkan acara yang selama ini aku idamkan. Tidak untuk saat ini, saat moodku berubah saat melihat mereka.

Mobil melaju cepat hingga aku sampai di tempat klub malam. Tempat yang selalu menjadi pelarianku saat aku benar-benar kesal.

Aku melepas jasku, menyampirkannya pada kursi penumpang. Mengacak rambutku dengan kesal dan menenggelamkan wajahku pada stir mobil. Pikiranku kacau, melihat tunanganku masih mengingat mantan sahabatku.

Ketukan jendela mobil membuatku menoleh, melihat siapa yang berani-beraninya mengganggu Romi Devryan yang sedang kacau balau. Ternyata, Novi. Gadis malam yang selalu keluyuran untuk mencari uang. Ha, bagus sekali.

Kaca jendela mobil terbuka, menampakkan jelas wanita itu di depanku. Aku mengernyitkan dahiku saat dia tersenyum.

"Ada apa?" tanyaku padanya, aku menyenderkan punggungku dengan malas.

Novi menyangga kedua tangannya di jendela. "Ngapain kamu disini? Aku kira kamu sedang melangsungkan pertunanganmu."

"Sudah selesai."

Fascinated (Dalam Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang