Chapter 20
Sebelumnya, happy Reading!
Viola POV
Mulai hari ini, aku akan mengurus perusahaan Papaku sampai satu bulan kedepan. Karena, pertengahan besok Rezal sudah melaksanakan ujian nasional. Dia harus lebih mementingkan belajarnya daripada pekerjaannya.
Aku akan mengambil alih perusahaan ini walaupun sebenarnya aku tidak pernah tahu apa yang dilakukan direktur utama. Semenjak pernikahanku dua hari yang lalu, aku sedikit belajar tentang bisnis dari Romi. Dia mengajariku bagaimana menjadi seorang pemimpin, karena dia juga seorang direktur utama pada kantornya.
Pagi ini juga, aku bangun lebih awal dari biasanya. Saat aku selesai mandi, Romi baru saja bangun. Dia, kelelahan setelah semalaman melembur pekerjaannya yang seharusnya sekarang dia cuti.
"Pagi Romi," sapaku setelah aku keluar dari walking clossed. Dia duduk bersandar pada tumpukan bantal.
Perlu kalian tahu, aku masih berada di rumah Papa. Romi masih memilih rumah untuk tempat tinggal kami. Jadi, aku tidak perlu memasak untuknya karena masih ada Mama.
"Tunggu aku selesai mandi Viola, aku akan mengantarmu." Romi berjalan menuju kamar mandi.
Selagi menunggu Romi mandi, aku memoles wajahku dengan make-up natural. Dengan rambut panjangku yang tergerai rapi. Romi keluar dari kamar mandi, dengan rambut yang basah. Dia terlihat seksi saat ini.
Mataku mengikuti gerakan Romi yang tengah mengambil baju. Juga yang tengah memakai baju. Saat dia mulai menurunkan handuknya, aku segera mengalihkan pandanganku. Benar-benar Romi tidak mempunyai rasa malu. "Apa, kamu tidak sadar aku ada disini?"
"Memang kenapa?"
Ya ampun, apakah dia sangat begitu dingin sehingga tidak peka juga?
Terdengar tawa kecil dari Romi. "Kamu ini, masih tidak terbiasa? Lagian, aku juga tidak telanjang Viola."
"Apa aku harus menunggu lebih lama lagi?" tanyaku mengalihkan pembicaraan. Aku berdiri di ambang pintu menunggu Romi yang sedang menyisir rambutnya. "Kamu memakai pakaian kantor? Kamu bekerja sekarang?"
"Aku masih libur Viola, aku hanya ingin mengantarmu dengan pakaian ini saja. Masa aku pakai kaos tipis dan boxer?"
Aku tersenyum, benar juga katanya. "Ya sudah, kita berangkat sekarang bisa?"
Romi menatapku intens, dia menyeringai dan langsung memelukku. "Kamu, istri yang menggemaskan." Aku hanya tertawa kecil mendengar pernyataannya. Lalu, kami menuruni tangga dan memilih sarapan di mobil saja.
Selama dalam perjalanan, aku memakan roti isi begitu juga Romi. Karena, melihat waktu yang menyingkat kami untuk sarapan. Saat kami sampai di parkiran kantor, aku merapikan bajuku dan rambutku jika saja berantakan.
"Kamu, berdandan secantik ini untuk siapa sih?" tanya Romi dengan raut wajahnya yang dingin dan datar.
Aku berdecak sebal. "Aku hanya memoles wajahku senatural mungkin biar tidak terlihat pucat. Kamu ini, jangan cemburuan."
"Kamu 'kan masih muda, bisa saja mereka menyukaimu."
Aku tertawa mendengar pernyataan Romi yang tidak lain adalah cemburu. "Romi, kamu adalah suamiku. Aku sudah menikah. Dan aku hanya bekerja disini, menggantikan Rezal. Sudah itu saja." melihat Romi hanya diam saja, aku segera membuka pintu. "Aku masuk dulu ke dalam ya?"
Aku mengatur nafasku yang sedikit memburu karena kegugupanku. Menggigit bibir bawahku seraya melihat kanan kiri. Aku belum pernah masuk ke dalam perusahaan Papa sendiri. Sebesar ini, aku saja baru tahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fascinated (Dalam Revisi)
ChickLit[Completed] (Dalam Revisi) Cerita ini akan diedit ulang dengan bahasa, alur dan ejaan yang lebih baik. Mohon doanya agar cepat selesai dan bisa dinikmati 🙏 -- Cinta memang indah. Tapi, cinta tanpa kebahagiaan akan membuatmu berada di masa-masa suli...