Chapter 37

350 16 7
                                    

Chapter 37

Author POV

Wajah laki-laki ini tampak gusar setelah mendapat informasi dari mata-mata yang dia tugaskan. Beberapa kali dia mengusap wajahnya yang tiba-tiba saja peluh membasahinya. Dia juga tidak bisa duduk dengan nyaman saat ini.

"Ferdi, tolong batalkan semua meeting hari ini. Aku ada urusan yang lebih penting dan harus segera dilakukan."

Ferdi, asisten pribadinya mengangguk. "Semoga kamu berhasil!"

Romi segera berlari setelah dia membereskan tas kerjanya. Melajukan mobilnya dengan kecepatan melebihi normal. Dia terus melajukan mobilnya hingga menembus perbatasan Jakarta-Bandung.

Ponselnya berdering keras, membuat Romi terpaksa memperlambat laju mobilnya. Dia memasang earphone ke telinganya lalu terdengar suara gadis yang sangat dia cintai.

"Romi, sebenarnya aku ingin berbicara ini padamu dari kemarin, tetapi...," ucapan Viola terhenti dengan gumamannya.

"Apa Viola? Aku sedang sibuk kali ini."

Viola mendesah, "Jihan mengatakan bahwa dia melihat Bayu di sekitar Lembang," ucapnya dengan nada cepat.

Namun telinga Romi sangatlah tajam hingga dia menginjak pedal gas dan seketika itu laju mobilnya kembali cepat. "Aku sudah tahu, lebih baik kamu sekarang istirahat ya. Sudah dulu, nanti aku telfon lagi."

Sambungan terputus secara sepihak. Mobil yang Romi tumpangi sudah memasuki kawasan Lembang dan dia akan menuju ke tempat di mana orang-orang tersebut menunggunya. Mobilnya terparkir mulus di depan sebuah rumah sederhana di tepi jalan. Dia segera keluar dan menemui orang-orang berjaket hitam.

"Bagaimana?" tanya Romi tanpa basa-basi.

Salah satu dari tiga orang tersebut menjawab. "Ini adalah rumah milik Bayu. Dia meninggali rumah ini selama satu tahun. Dan saat ini dia memang sedang tidak ada di rumah karena sedang pergi bersama istrinya."

Alis Romi tertaut, "dia mempunyai istri?" gumam Romi tidak percaya. Dia pikir jika Bayu belum mampu berpindah hati dari Viola. "Oke. Kita bersembunyi di sekitar sini, dan saat dia pulang kita segera keluar."

"Baik!"

***

Romi berjalan menuju teras depan rumah sederhana ini. Buku-buku tangannya memutih saat dia mengepalkan tangannya kuat-kuat. Kemudian, dia mengetuk pintu dua tersebut dengan keras. Dia hanya ingin melampiaskan emosinya yang terpendam selama tiga tahun ini.

Pintu terbuka, memperlihatkan anak kecil yang sangat dia hafal wajahnya, mata biru yang bersinar kini menatapnya. Tidak sadar, air matanya mengalir dari pelupuk matanya. Kemudian, bibirnya begetar hebat saat ingin mengucapkan satu kata.

"A-Ar-Arion...."

"Ya?" anak itu menjawab seraya mendongakkan kepalanya. "Om cari Ayah ya? Ayah ada di dalam."

Terasa sakit saat anak itu memanggil Bayu dengan sebutan Ayah. Sedangkan dengannya hanya memanggil Om.

"Om boleh masuk? Om teman baik Ayah kamu."

Arion terdiam seperti berpikir, namun detik kemudian dia mengangguk. "Baiklah, silahkan masuk Om."

Romi berjalan masuk ke dalam rumah milik Bayu ini. Dia mengekor pada Arion yang tengah menunjukkan jalan di mana Bayu berada. Sempat Romi meneliti sekitarnya. Matanya terbuka lebar saat melihat foto Viola terpajang di dinding.

"Nak, siapa wanita di foto itu?" tanya Romi penasaran.

Arion tersenyum senang. "Oh, dia Bunda aku. Sayangnya aku tidak pernah mengetahui keberadaannya. Dari aku bayi, aku sudah bersama Ayah dan Tante Keke. Mereka berdua lah yang merawatku dan selalu menceritakan bagaimana cantiknya Bundaku!"

Fascinated (Dalam Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang