Chapter 25

488 20 2
                                    

Chapter 25

Author POV

Janji menggantikan Rezal selama satu bulan telah terpenuhi, Viola kini dapat menghirup udara bebas dari kepenatan dokumen-dokumen di kantor. Rezal telah selesai menjalankan ujian nasionalnya, tinggal menunggu pengumuman kelulusannya yang sebentar lagi keluar.

Di hari pertamanya yang bebas, Viola bangun lebih awal dari biasanya karena dia ingin sekali jogging. Dia telah mengganti piyamanya menjadi kaos pendek dan celana panjang. Tidak lupa dia menyiapkan sebotol air mineral dan handuk kecil untuk mengusap keringatnya.

"Pakaianmu terlalu ketat, aku tidak suka," ucap Romi saat Viola baru saja keluar dari walking clossed.

"Lalu aku harus memakai apa untuk jogging? Daster?"

Romi mendekat, menyisakan jarak satu langkah antara dia dengan Viola. "Kamu masih berumur 21 tahun, dan tubuhmu masih bagus di pandang oleh laki-laki disana. Aku mau kamu ganti."

Sebal, Viola berdiri dengan bekacak pinggang. Menatap tajam pada suaminya. "Ayolah, ini hanya pakaian. Lagipula tidak mengekspos bagian dalamnya 'kan?"

Romi menggeleng, dia berjalan memasuki walking clossed dan keluar dengan membawa jaket. "Pakai ini, lumayan menutupi."

"Dasar suami rempong! Apa aku harus berhijab juga?"

"Akan lebih baik."

Menggigit bibir bawahnya, dia menatap Romi dengan ragu. "Tetapi, aku belum siap."

"Tidak apa-apa. Sudah ayo, nanti keburu matahari memanas." Romi menarik tangan Viola keluar dari kamar.

Mereka kini sudah berlari-lari kecil di jalan kompleks rumah. Udara pagi ini juga sangat segar sehingga banyak sekali yang berlalu lalang untuk jogging. Selain itu, Viola juga mencoba bersosialisasi dengan tetangga-tetangga barunya. Mempunyai tetangga akan lebih baik bukan?

Mereka berhenti di taman kompleks dan menikmati bubur ayam terlebih dahulu. Merasa hari mulai siang dan jam menunjukkan pukul delapan, akhirnya Romi memutuskan untuk segera pulang. Karena dia harus bekerja hari ini.

Mereka pulang dengan berjalan kaki karena merasa lemas jika harus berlari kecil. Dengan tangan mereka yang saling tertaut, menandakan bahwa mereka adalah pasangan kekasih. Apalagi jika di tambah perutnya Viola yang membesar menjadi pasangan suami istri. Tidak ada orang yang ingin menggoda kedua orang tersebut.

Masih sedikit jauh jarak ke rumah, Viola merasa kakinya pegal. Terpaksa Romi menggendong punggung untuk sampai ke rumah.

"Aku tidak berat 'kan sayang?"

"Tidak, hanya saja aku juga lelah jadi kamu terasa berat juga."

"Kalau begitu, semangat sayang! Aku mendoakanmu agar kuat menggendongku!"

Gelak tawa Romi terdengar. Walaupun tawa ringan tetapi sangat begitu langka jika itu keluar dari Romi. "Terimakasih telah menyemangatiku sayang."

Viola mengalungkan tangannya pada leher Romi, menaruh dagunya pada bahu kanan Romi. "Aku yang berterimakasih seharusnya, terimakasih Romi," bisik Viola pada telinga Romi. Membuat laki-laki itu menerbitkan senyumnya.

Sampai di rumah, Viola merebahkan tubuhnya dan menonton kesibukan Romi. Satu hari yang lalu dia juga sesibuk ini. Tidak terasa dia sudah keluar dari kantor.

"Kamu sudah keluar dari kampus?"

"Sudah. Aku terlalu sibuk mengurus kantorku. Jadi aku mengundurkan diri jadi rektor."

"Baguslah, jadi kamu tidak terlalu lelah."

Setelah Romi selesai memakai jasnya, dia mendekati Viola yang tengah terduduk di tempat tidur. Memeluk dan mencium puncak kepala Viola dnegan lembut. Rasanya dia tidak ingin berpisah. "Aku berangkat dulu ya?"

Fascinated (Dalam Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang