Chapter 24
Viola POV
"Bangun, Viola."
Bisikan itu membuatku geli. Aku bergelung untuk menghindari bisikan tersebut. Kantuk masih menyerangku.
"Viola, bangun."
Itu bukan bisikan, tetap saja membuatku enggan membuka mata. "Aku masih ngantuk," lirihku dalam mata terpejam. Menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuhku.
Gelitikan halus pada pinggangku membuatku tertawa kecil. Aku berhasil membuka mataku dan menurunkan selimut dari kepalaku. "Oke, aku bangun. Stop menggelitiku Romi," ucapku seraya tertawa.
"Kamu sangat sulit dibangunkan, ya?" ujar Romi seraya mencium hidungku. Membuatku tersenyum padanya.
Aku tertawa saat Romi mengendus hidungku. Ini apa-apaan. "Aku sangat lelah sayang, kenapa harus bangun pagi-pagi."
"Apa kamu tidak mau bekerja hari ini?"
"Oh, bekerja membuatku harus bangun pagi? Aku ingin libur hari ini." Romi menatapku intens, membuatku risih. "Oh ayolah. Aku ingin libur!"
Aku merasakan tarikan tangan yang membuatku terduduk. "Viola, apa kamu ingin malas-malasan seperti ini?"
"Rumah baru ini membuatku nyaman."
Romi tertawa, lalu aku merasakan tubuhku melayang. Aku berada dalam gendongan Romi. "Karena, aku sudah pilih-pilih rumah untuk kita tinggali. Dan sekarang, kamu harus mandi." Dia membawaku ke dalam kamar mandi yang berisikan bathub besar. Dia meletakkanku ke dalam bathub. "Mandi, atau aku yang memandikanmu."
"Awas kalau kamu berani memandikanku," tegasku seraya menajamkan mataku padanya.
Romi tertawa, dia melipat kedua tangannya. "Oh, aku juga sudah melihat malam itu Viola. Apa kamu lupa?"
Ah, benar-benar memalukan. Kalau saja malam itu aku tidak sangat mengantuk, pasti aku masih virgin. "Itu karena kamu yang mengendalikanku. Oh, keluar. Aku bisa mandi sendiri!"
Gelak tawa Romi masih aku dengan hingga pintu tertutup pun masih bisa aku dengar. Memang dalam hubungan pernikahan harus ada seperti ini dan perempuan merelakan apa yang selama ini dia jaga. Tetapi, aku tidak terbiasa. Ini, membuatku terkejut.
Merendam tubuhku dengan air hangat, membuat rasa pegal pada tubuhku hilang. Setelah 30 menit berendam, aku membilas dan mengeringkan tubuhku. Menggunakan bathrobe aku keluar dari kamar mandi. Mendapatkan Romi yang tengah menyiapkan berkas-berkas kerjanya. Kami berdua sama-sama sibuk.
Tatapan Romi berpaling, dia menatapku seraya tersenyum. "Begitukan kamu semakin cantik."
"Ck. Gombal."
"Aku tidak merayu, memang kamu cantik. Lagi pula, maupun kamu jelek, aku juga masih mencintaimu."
"Itu juga kata-kata gombal para lelaki hidung belang. Oh, kenapa suamiku pandai menilai orang. Takut-takut kalau dia melakukan ini ke semua gadis," ucapku seraya memasuki walking clossed. Aku bisa mendengar dehaman Romi yang keras dari dalam ruangan ini.
"Just for you." Aku memekik saat tiba-tiba saja Romi memelukku dari belakang dan membisikkan kata-kata itu. "Just for you, Viola."
Beruntung saja aku masih memakai bathrobe. "Ya, aku percaya. Lepaskan pelukanmu, aku tidak memakai apa-apa selain jubah ini, suamiku."
"Oke, aku keluar. Cepatlah menggunakan baju."
Terkadang, suasana ini mampu melupakan masalah-masalah yang terjadi sebelumnya. Karena, kehangatan ini membuatku lebih nyaman walau aku lebih mengarah pada kerisihan akibat ulah Romi yang membuatku geli.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fascinated (Dalam Revisi)
ChickLit[Completed] (Dalam Revisi) Cerita ini akan diedit ulang dengan bahasa, alur dan ejaan yang lebih baik. Mohon doanya agar cepat selesai dan bisa dinikmati 🙏 -- Cinta memang indah. Tapi, cinta tanpa kebahagiaan akan membuatmu berada di masa-masa suli...