Chapter 26
Author POV
==
Gadis yang menyapanya tadi menarik kursi di dekat Viola. Iya, dia seorang gadis. Gadis yang selalu di dalam daftar blacklist milik Viola. Senyuman kebanggannya terukir di bibir merona gadis itu.
"Kamu tidak membalas sapaanku? Oh Viola, apa aku terlalu jahat di mata kamu?"
Merasa jengah, Viola menatap tajam pada gadis di depannya. Benar-benar muak. Dia lelah menunggu karena terjebak hujan. Jangan sampai dia terjebak hujan dengan di temani gadis ini. "Diam kamu, Novi."
Gelak tawa dari Novi terdengar seperti tawa nenek sihir. Membuat Viola mendesah. "Jadi, aku masih sama di mata kamu?"
Viola tersenyum, dia menatap Novi dengan tatapan tajam. Selalu seperti ini. "Tidak, dan tidak akan pernah berubah. Kamu, masih tetap Novi yang aku kenal. Licik."
Wajah keterkejutan Novi terlihat, menandakan bahwa dia tidak percaya dengan tuduhan Viola. "Aku kesini berniat untuk meminta maaf. Sekalian memberimu tumpangan jika kamu mau."
Merasa aneh, Viola mengerutkan kedua alisnya. Menatap bertanya pada Novi yang kenapa tiba-tiba berubah menjadi, baik. Sebenarnya, Viola tidak mau cepat mengambil keputusan bahwa Novi sudah berubah baik atau apalah itu.
Berdeham, dia menatap lagi Novi. "Jadi, kamu sudah berubah?"
"Memang aku seperti apa di matamu dulu? Seorang nenek sihir, atau captain america?"
Apa harus Viola mengatakan bahwa di matanya Novi adalah perempuan, tidak baik?
"Iya, hampir seperti itu," jujur Viola. Dia tidak mau berbohong dikala dia mengandung anaknya. "Tapi, jika kamu benar-benar berubah baik ... aku akan berpikir dua kali untuk menerima kebaikanmu."
"Masuklah ke dalam mobilku, aku antar kamu pulang sampai rumah. Dan pastinya dengan selamat." Novi tersenyum, dia mengulurkan bantuan yang sangat dibutuhkan oleh Viola.
Melihat arlojinya, dia sudah tiga jam terjebak hujan lebat, tidak mungkin dia menambah waktu untuk menunggu. Akhirnya, dia mengangguk dan membereskan belanjaannya. Dalam hati, dia berdoa agar ini bukan akal-akalan Novi untuk menjebaknya.
Lebih baik terjebak hujan daripada terjebak oleh gadis si nenek sihir.
Menaruh barang beralnjaannya di bagasi, Viola memutar dan masuk ke mobil. Dia duduk di samping kemudi. Artinya, di samping Novi. Selama dalam perjalanan ke rumahnya, dia terus merapalkan doa yang dia tahu agar selamat.
Sepuluh menit saja sudah sampai di halaman luas rumahnya yang bergaya victoria. Tidak banyak bicara, Viola turun dan mengambil belanjaannya.
"Terimakasih," ucap Viola pada Novi yang di balas dengan senyuman—lagi. Ingin membalas jasanya, Viola berniat mempersilahkan Novi masuk. Lebih baik bukan?
Novi dengan senang hati menerima ajakan Viola. Membuatkan minuman hangat untuk Novi lalu duduk di ruang tamu bersebrangan.
"Kamu belanja banyak sekali ini untuk apa?" tanya Novi setelah menyesap hot milknya.
Viola menatap belanjaannya, lalu kembali memandangi gadis di depannya. "Untuk makan malam nanti, sama suami."
"Aku suka lihat kalian bahagia. Setidaknya Romi yang sudah aku anggap kakakku bahagia dengan pilihannya." Novi menyesap kembali hot milknya. Lalu memandangi Viola yang menampakkan wajah penasaran.
"Iya. Dia udah aku anggap seperti kakak bagiku. Dia juga menganggapku adik baginya. Kami tidak pernah berhubungan apapun di belakangmu ataupun apa yang membuatmu semakin membenciku.
"Saat Romi berkelahi padamu, dia banyak bercerita tentangmu. Dia sangat sedih jika kamu masih mengingat, ehm kamu tahu sendiri siapa."
Pandangan mata Viola tidak pernah berpaling pada Novi yang seperti mengungkapkan kebenarannya. Telinganya mendengar dengan baik setiap kata yang diucapkan gadis di depannya.
"Jadi, maafkan aku Viola. Aku dan Romi hanya sebatas teman curhat. Dia banyak curhat padaku, seperti sama denganku. Jika aku pernah berlaku romantis padanya, itu juga permintaannya agar kamu cemburu."
Viola mengalihkan pandangannya, dia menatap tangga yang berada di sampingnya. Dia yang bersalah artinya disini. Dia terlalu menganggap Novi sebagai perusak hubungan orang. "Lalu, apa yang kamu lakukan saat acara penembakan di sekolah dulu?"
Tersenyum, Novi mendekat ke arah Viola. "Itu karena aku mencintai Bayu, tetapi setelah mengetahui dia tidak mencintaiku dan hanya memikirkanmu ... aku memutuskan hubungan itu. Dan, alasan Bayu adalah bosan terhadapku memang benar."
Jadi, selama ini Viola berada dalam drama?
"Itu semua bukan salah Romi, dia tidak mengetahui apa-apa tentang acara itu. Kamu mulai membencinya karena kejadian itu 'kan?"
Viola mengangguk. Dia mulai membenci Romi karena kejadian yang bukan sama sekali salahnya. Viola terlalu cepat mengambil keputusan tanpa berpikir terlebih dahulu. Itu yang dia lakukan dulu. Maka dari itu, dia tidak ingin seperti itu di masa sekarang.
Baginya, dulu ya dulu. Sekarang harus jauh lebih baik.
"Kalau begitu, aku minta maaf. Aku yang jahat disini bukan kamu Nov."
"Nggak apa-apa, aku yang terlihat jahat bukan? Kalau begitu, kapan kamu mau memasak untuk Romi?"
Terkadang, perbaikan lebih baik daripada harus memusuhi. Memperbaiki hubungan antara sesama adalah hal yang harus selalu kita lakukan. Tidak peduli seberapa besarnya salah seseorang itu, yang terpenting kata maaf jangan di salah gunakan lagi.
Maaf, untuk satu kali.
-
TBC
Penggalan cerita. Semoga membantu. Hehe. Minta vommentnya yaa. Makasih :)
20 Juli 2015
KAMU SEDANG MEMBACA
Fascinated (Dalam Revisi)
ChickLit[Completed] (Dalam Revisi) Cerita ini akan diedit ulang dengan bahasa, alur dan ejaan yang lebih baik. Mohon doanya agar cepat selesai dan bisa dinikmati 🙏 -- Cinta memang indah. Tapi, cinta tanpa kebahagiaan akan membuatmu berada di masa-masa suli...