Chapter 27

479 21 8
                                    

Chapter 27

Author POV

==

Sore itu, tidak ada lagi kata membenci pada gadis yang telah menyatakan kebenarannya. Semua sudah selesai. Masalah jika Romi memilih pelarian Novi sudah terjawab. Dia hanya ingin mencurahkan masalah perasaannya pada Novi.

"Makasih ya udah bantuin aku masakin buat Romi," ucap Viola seraya membersihkan dapur.

Novi yang berada di meja makan menoleh ke arah Viola yang sedang di dapur. "Dia juga teman aku, kamu juga teman aku sekarang 'kan?"

"Iya, kamu bisa anggap aku teman."

Keheningan di antara mereka terhenti saat dentingan bel menggema di dalam rumah. Viola berjalan menuju pintu utama, berharap jika itu adalah Romi.

"Akhirnya kamu pulang juga, aku merindukanmu," ucap Viola seraya menghambur pada pelukan suaminya. "Tepat waktu, ya?"

Romi tersenyum, dia membalas pelukan Viola dan mencium puncak kepala istrinya. "Aku ingin makan malam bersamamu, tidak pernah aku mencicipi masakanmu."

Tersenyum, Viola melepas pelukannya. Mengambil alih tas yang dibawa Romi. Dia meletakkan tas Romi di ruang keluarga. Lalu mereka menuju meja makan. Novi yang menyadari kehadiran Romi segera tersenyum.

"Seperti katamu, aku menepati janjiku," ujar Novi seraya tertawa.

"Aku bisa andalkan kamu lagi, jika istri tercintaku terjebak hujan." Romi menarik kursi di samping Viola, menyandarkan punggungnya karena lelah.

"Kalian? Oh maksud aku, kamu yang menyuruh dia untuk datang ke minimarket?" Viola mengambil nasi untuk Romi.

Mengangguk, itulah jawaban dari Romi. Acara makan dimulai. Romi tersenyum saat mencicipi masakan Viola. Baru pertama kali dia merasakan masakan Viola. "Aku suka masakanmu, kenapa baru sekarang aku mencicipinya?"

Mengalihkan pandangannya dari Romi, merasakan panas pada pipinya. Viola tersipu malu. "Ini juga bantuan dari Novi. Tidak semuanya hasil karyaku."

"Aku, hanya membantu mencucinya saja kok Viola. Soal bumbu juga kamu 'kan? Oh iya, udah malam nih. Aku pulang dulu ya?"

Novi berlalu setelah perdebatan antara makan disini atau tidak. Akhirnya Viola mengalah, Novi juga sudah makan tadi sedikit.

Viola membereskan piring-piring kotor, lalu menumpukkannya di pencucian piring. Tugas ibu rumah tangga harus dia jalani mulai hari ini juga. Tidak boleh dia bermalas-malasan.

"Perlu bantuanku?"

Viola menoleh, lalu pandangannya kembali pada tangannya yang sedang mencuci piring. "Tidak usah. Ini 'kan pekerjaan aku."

Romi menyenderkan badannya pada dinding, memandangi kegiatan Viola. "Jadi, aku hanya melihatmu saja?"

"Ya, tidak apa-apa. Kamu istirahat saja dulu," ucap Viola. Dia telah selesai dengan tugasnya. Mengelap tangannya yang basah pada handuk bersih. "Kamu ingin hot milk? Lumayan dingin malam ini."

Masih pada posisinya, Romi memperhatikan gerak-gerik Viola. "Boleh. Jangan manis-manis ya."

"Kenapa? Gulanya masih banyak kok."

Romi tertawa, dia berjalan mendekat ke arah Viola. Memeluk istrinya dari belakang. "Melihatmu saja sudah membuat semuanya manis, nanti kemanisan jadi tidak enak rasanya."

Mendengar kata-kata itu, Viola terdiam. Dia tersipu malu, lagi. Mencubit lengan Romi yang memeluknya. "Kamu masih aja gombal."

Menaruh dagunya pada bahu Viola, dia berbisik. "I miss you."

Fascinated (Dalam Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang