19

5.9K 478 3
                                    

"Gua liat-liat kayaknya si Mila udah engga waras dah" bisik Fifi pada Adel

"Feeling gua sih bilangnya juga gitu" Adel balas membisik pada Fifi dengan wajah sok seriusnya.

"Kalian lagi bisikin apa?" tanya Thea yang duduk dihadapan Adel dan Fifi, kini mereka sedang berada di kantin.

Kemudian Fifi memonyongkan bibirnya menunjuk ke arah Mila yang sedari tadi tersenyum-senyum melihat handphonenya. Thea pun melihat Mila yang berada di sampingnya sedari tadi. Biasanya Mila lah yang paling heboh namun kini ia terdiam dan hanya senyam senyum memandangi handphonenya.

"Kayaknya Mila lagi sariawan deh" bisik Thea pada Adel dan Fifi sambil mengangguk-anggukan kepalanya.

"SAYANGG!!" teriak Gamma sambil jalan menuju ke arah meja Adel dan sahabat-sahabatnya.

"Shh, Gamma jangan terlalu berisik! Malu tuh kamu diliatin orang-orang" ucap Thea kepada kekasihnya yang kini duduk disamping kanannya karena sebelah kiri Thea telah diisi oleh Mila.

"Gapapa sayang, biar semua orang tahu kalau kamu punya aku hehehe" ucap Gamma cengegesan yang hanya dibalas gelengan kepala oleh Thea.

Tak berapa lama setelah kedatangan Gamma, inti Hector datang dan duduk di tempat Adel dan sahabat-sahabatnya

"Neng Fifi~ semakin hari kecantikanmu semakin menggetarkan hati abang!" goda Calvin yang kini duduk disebelah kanan Fifi sambil merangkul bahu Fifi namun belum sempat merangkul, Fifi sudah terlebih dahulu menabok jidat Calvin menggunakan seluruh kekuatannya.

"ADUH SAKIT AN-" teriak Calvin terpotong karena Fifi yang menatapnya dengan garang.

"Jangan macem-macem ye buaya liar!" ucap Fifi yang kini membuang mukanya dan menghadap pada Adel yang tersenyum geli melihat tingkah mereka berdua.

"MAMPUS!" ucap Drian dengan semangat.

"Udah makan?" tanya Zio yang duduk disebelah kiri Adel.

"Udah dong kak!" balas Adel sambil tersenyum manis melihat Zio dan tidak lupa Zio juga memberikan senyuman terbaiknya.

"Apa kabar Adel?" tanya Kevan tiba-tiba sambil tersenyum memandang Adel.

"Baik Kak Kev!" balas Adel seramah mungkin.

Sedangkan Drian, Gamma dan Calvin yang melihat hal tersebut hanya diam namun Drian dibawah sana sudah mengepalkan tangannya dengan erat. Mereka muak harus berpura-pura sebagai seorang sahabat di hadapan Kevan. Satu hal yang dibenci oleh mereka yaitu pengkhianat.

Tiba-tiba sebuah pesan masuk dari handphone Kevan, setelah membaca pesan tersebut Kevan pun langsung berpamitan namun tidak ada yang tahu setelah membalikan badannya, Kevan memasang tampang wajah muram dan dingin.

"Sibuk bet ya osis" ucap Fifi tiba-tiba

"Biasalah!" balas Adel

"Eh Gam itu adek lo kenapa dari tadi diam-diam bae, malah senyum mulu lagi, ngeri gua!" ucap Calvin pada Gamma yang sedang suap-suapan dengan Thea.

Gamma yang menyadari perubahan adiknya yang berisik itu pun akhirnya melihat ke arah Mila yang masih setia memandang handphonenya sambil senyam-seyum. Kemudian Gamma bangkit berdiri membawa sebotol air di tangannya dan menuju ke tempat duduk Mila.

Gamma masih melihat Mila yang tersenyum-senyum namun kemudian dengan begitu cepat Gamma mencuci tangannya menggunakan air di botol yang ia bawa tadi dan melap wajah Mila berkali-kali menggunakan telapak tangannya yang masih basah itu sambil berbicara "Tolong jangan ambil raga Mila! Hey penunggu kantin! Meskipun dia banyak dosa tapi gua sebagai kakak tulus korbanin dia, eh astoge maksudnya menyayangi adek gua!" ucap Gamma dengan menggebu-gebu sambil memejamkan matanya.

"KAK GAMMA!" teriak Mila yang kini malah esmosi.

Adel, Fifi, Calvin dan Drian yang melihat hal tersebut pun berusaha menahan tawa mereka yang tidak lama lagi akan pecah, sedangkan Zio tentunya hanya menggeleng-geleng melihat kelakuan kakak beradik itu.

Gamma yang terkejut mendengar teriakan adiknya pun dengan secepat kilat bangun dan kini mulai sudah aksi kejar-kejaran mereka.

"HAHAHAH ANJIR GILA BANGET SI GAMMA BISA-BISANYA" tawa Drian yang akhirnya pecah sudah karena tidak tahan melihat tingkah absurd sahabatnya itu.

"CAPE BANGET GUA KETAWA YALORD" tawa Fifi yang tertawa paling kencang sampai-sampai rasanya ia tidak bisa bernafas.

Setelah puas dengan aksi kejar-kejaran tersebut, Mila dan Gamma kembali terduduk di tempatnya namun tetap saja Mila masih bete sedangkan Gamma kini sedang mengadu-ngadu manja dengan Thea.

"Lagian ye lo ngapa sih senyam senyum mulu!" tanya Fifi pada Mila yang seketika wajah betenya menjadi sebuah senyuman kembali.

"Ih Fifi! Gua tuh dari tadi ngechat tau sama ayang Elard" ucap Mila dengan malu-malu.

Ternyata oh ternyata, Elard sungguh mampu memporak-porandakan duniannya Mila. Adel, Fifi, Thea dan inti Hector yang mendengar ucapan Mila tersebut hanya mampu menghelakan nafasnya karena mereka lelah.

********

Di rooftop sekolah

"Apa yang mau lo omongin Alfina?" tanya Kevan pada Alfina yang berdiri di hadapannya.

"Gua peringatin ke lo sekali lagi Kevan, kalau Starla itu engga sebaik yang lo kira! Dia pembunuh!" ucap Alfina menatap tajam Kevan.

"Udah gua bilang berkali-kali Alfina! Starla itu peninggalin terakhir adik gua!" teriak Kevan karena ia emosi dengan perkataan Alfina yang menurutnya berbanding terbalik dengan fakta yang ia punya.

"Dan lo masih percaya itu? Kalau bukan karena Loui suruh gua jagain lo dari setan itu gua ga bakal mati-matian jauhin dia dari lo!" teriak Alfina dengan wajahnya yang merah padam.

"Lo tahu apa tentang Kevin, Alfina?" ucap Kevan dengan penuh penekanan dalam setiap kalimat yang ia ucapkan.

"Lo bahkan engga ada disaat terakhir dia! Lo sahabatnya kan?" lanjut Kevan yang membuat Alfina termundur satu langkah.

"Bukannya lo yang sebagai kakak engga ada bahkan disaat dia lagi terpuruk?" ucap Alfina dengan senyum smirknya.

"Lo engga tahu apa-apa tentang gua, Alfina" balas Kevan dengan nada bicara yang rendah.

"Dan lo juga engga tahu apa-apa tentang adik lo, Kevan" ucap Alfina penuh penekanan di setiap kalimatnya.

"Jangan sampai nanti lo nyesel Kevan, gua udah peringatin lo setiap kali, dan ini peringatan terakhir dari gua" lanjut Alfina dan pergi meninggalkan Kevan sendiri.

Tanpa mereka berdua sadari sedari tadi ada seseorang yang sedari awal mendengarkan seluruh percakapan mereka.

*******

"Mami! Mau sampai kapan sih kita begini?" ucap Starla kepada mami kandungnya Roselyn Maurellya, kini mereka berdua berada dalam kamarnya Starla di kediaman Clauvis.

"Mami juga engga cape apa acting terus?" lanjut Starla menggebu-gebu.

"Belum waktunya sayang" balas maminya dengan lembut sambil mengelus rambut Starla.

"Tua bangka itu harus mati, nyawa dibalas nyawa" lanjut maminya dengan nada mengerikan. Starla yang melihat hal tersebut pun sedikit ngeri melihat maminya yang biasa lemah lembut.

"Starla kangen sama papa mi, Starla juga kangen sama kakak dan Starla kangen sama adek..." ucap Starla dengan matanya yang berkaca-kaca.

"Sabar ya sayang, mami akan balas dendam untuk adik kamu dulu" ucap maminya.

"Nanti kita bakal bareng sama papa dan kakak lagi kan, mi?" tanya Starla

"Tentu, setelah semua ini selesai, mami janji kita bakal balik seperti dulu" ucap Mami Starla memandang putrinya dengan sayang.

"Sudah kuduga, dasar wanita licik!" batin seseorang diluar sana.









Figuran Punya Cerita!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang