3

17.6K 1.2K 18
                                    

Setelah pembicaraan tersebut selesai, para anggota Clauvis langsung kembali ke aktivitasnya masing- masing termasuk Adeline yang kini berada dikamarnya sehabis diantarkan oleh kakak kembarnya Elard.

"Ini gila banget sih, kakak-kakakku rupawan sekali! Kalo bukan kakak udah gua gebet ini fix!" Ucap Adeline dengan menggebu gebu sambil meletakan kedua telapak tangannya dekat jantungnya.

Kemudian suara ketukan pintu terdengar dan menampilkan seorang wanita.

"Non Adel, dipanggil sama Tuan Ryan non, disuruh ke kantornya Tuan sekarang" yap Bi Mumun juga ikut kembali ke kediaman utama Clauvis.

"Loh ada apa bi? Tadi kan Adel baru ketemu sama papa bi" ucap Adel dengan raut wajahnya yang kebingungan.

"Bibi juga engga tahu atuh non" ucap Bi Mumun sambil menggelekan kepalanya.

"Oke deh bi, makasih yakk" ucap Adel tersenyum sambil memperlihatkan giginya, Bi Mumun-pun ikut tersenyum melihat tingkah nona kecil nya ini. Kemudian, Adel keluar dari kamarnya dan menuju ruang kantor papanya.

"Papa yuhuwww" teriak Adel sambil mengetuk pintu ruang kerja papanya

"Masuk sayang!" ujar Ryan dari dalam ruangan kantornya.

"Papa, kenapa panggil Adel pa? Bukannya tadi baru ketemu" Adel masuk ke ruang kerja papanya sambil menampilkan wajahnya yang sedang tersenyum lebar

"Papa mau ngomong seputar sekolah baru kamu sayang, tadi kan kamu minta buat pindah ke CIHS kan ?" tanya Ryan pada Adel.

"Iya pa bener boleh kan paa, Adel tuh ga mau homeschooling lagi tauk" Adel berucap sambil mencibirkan bibirnya dan hal ini terlihat menggemaskan di pandangan papanya.

"Boleh dong sayang, tapi kamu janji sama papa ya, jangan nakal di sekolah!"

"Ih papa, aku tuh anak baik pah, ga mungkin dong aku nakal apa lagi di sekolah" ucap Adel dengan bangga sambil menunjuk dirinya.

"Iya iya, Adel nya papa the best" Papa Adel mengusap rambut Adel dengan lembut.

"Sejak kapan putri kecilku sudah sebesar ini" batin Ryan.

******
"Enggak, enggak boleh" ucap Arik dan diikuti oleh persetujuan Elard yang menganggukan kepalanya.

Ck, kini Adel sedang ketar-ketir dilarenakan kedua kakaknya tidak mengizinkannya untuk sekolah.

"Kakak-kakak ayolah masa ga boleh sih! Adel kan juga mau punya temen tau!" Adel melipat tangannya dan membuang muka tidak mau melihat kedua wajah kakak-kakaknya.

Kini Adel sedang disidak oleh kakak-kakaknya di kamarnya sendiri, setelah ucapan papanya pada saat makan malam sebelumnya.

"Ga boleh sayang, di sekolah banyak anak laki-laki, kamu ga tahu sebuas apa anak laki-laki diluaran sana" ucap Arik meyakinkan Adel sambil mengelus rambutnya.

"Loh kakak kan juga laki-laki, berarti kakak buas dong ya, kalau gitu Adel ga mau deket sama Kak Arik, Kak Elard dan kakak-kakak lainnya huhh" ucap Adel menatap Arik dengan tajam begitu juga dengan Elard.

"Jangan gitu sayang", Arik menghela nafasnya kemudian menjelaskan kembali "Maksud kakak, kita laki-laki dikeluarga Clauvis beda sama laki-laki diluar sana, kita bakal jadi orang pertama yang lindungi dan selalu ada buat kamu dalam kondisi apa pun sedangkan laki-laki luar sana belum tentu seperti kita sayang, kakak ga mau kamu terluka karena laki-laki breng-"

"Ck" Elard menatap tajam Arik. Hampir saja laki-laki itu mengumpat di depan adik perempuannya yang manis.

"Hmm, gini kak, Adel jelasin yak, Adel tahu kok niat kakak baik tapi lihat kak Adel sekarang udh gede loh udah 15 tahun dan udah SMA juga, kakak ga mungkin kan bakal lindungin dan selalu ada buat Adel-"

Figuran Punya Cerita!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang