"Beh gila cakep bener gua! Siapa sih emak gua?" ucap Adel dengan bangga di depan cermin kamar mandinya sambil membolak-balikan tubuhnya kini yang memakai bodycon dress bewarna maroon dan tidak lupa juga rambutnya yang digerai indah.
Akhirnya tiba juga pesta ulangtahun Mila, hari yang ditunggu-tunggu Adeline si figuran dan juga Starla si protagonis gadungan.
"Adel?" ucap Papa Ryan yang tiba-tiba muncul di kamar Adel
"Eh papa! Cantik engga Adel?" tanya Adel sambil memutar-mutar tubuhnya.
"Adelnya papa cantik banget! Yang lain lewat!" ucap Ryan sambil memegang dadanya dan menganggukan kepalanya seolah memberitahu bahwa hanya Adel, putri kecilnya yang paling cantik di dunia ini.
"Sini sayang!" ucap Ryan pada Adel
Adel pun menghampiri papanya, kemudian Papa Ryan memeluk Adel dan mengecup keningnya "Jangan cepet dewasa, Adel" ucap Ryan.
"Papa engga mau ditinggal Adel" lanjut Ryan dengan lemah.
"Mau Adel dewasa juga nanti, Adel tetep putri kecilnya papa, hal itu engga akan pernah berubah, papa selalu jadi bagian dari hidup Adel, mau bagaimanapun keadaan nanti" ucap Adel menatap Ryan dengan senyum hangatnya.
Ryan tersenyum namun ia mengingat tujuannya tadi datang ke kamar Adel seketika senyumnya langsung lentur digantikan dengan wajah malasnya "Adel sayang, itu dibawah ada si tengil! Kamu kok mau sih pacaran sama dia?" ucap Ryan.
"Kamu engga dipaksa kan? Kalau kamu dipaksa, kamu kasih tahu papa sekarang! Biar papa tenggelemin dia!" lanjut Ryan dengan berapi-api.
"Ih papa! Engga gitu!" ucap Adel terkekeh melihat tingkah papanya yang agak kekanakan terkadang.
"Adel sayang sama Kak Gio" ucap Adel dengan tulus.
Ryan menghelakan nafasnya "Yaudah kalau gitu! Tapi kamu harus inget ya! Kalau dia macam-macam atau apa pun itu kamu harus laporan sama papa! Biar papa injek-injek anak itu!" ucap Ryan dengan wajahnya yang meyakinkan.
Adel terkekeh geli "Iya pa, makasih ya, Adel sayang banget sama papa!" ucap Adel
Ryan tersenyum "Kalau gitu ayo kita ke bawah sekarang ketemu si kuny- maksud papa Gio" ucapnya.
Adel menggelengkan kepalanya kemudian menggandeng lengan papanya dan turun kebawah kini menemui Gio.
"Lu ngapain kesini sih kak?" tanya Varo sensi melihat Gio yang kini berpakaian rapi dengan kemeja putihnya yang dimasukan ke dalam celana panjangnya yang bewarna hitam.
Gio tidak menjawab ia hanya menatap Varo penuh dengan intimidasi
"Ke-kenapa liat-liat?" ucap Varo terbata, jujur sebenarnya ia takut dengan Gio karena pernah melihat Gio berkelahi dengan Zio sebelumnya, kesimpulan yang ia dapatkan adalah jangan dekat dengan kedua orang gila itu!
Baru saja Gio ingin berdiri tiba-tiba Varo berteriak "KAK, VARO MAU DIPUKUL! TOLONG!" teriak Varo yang membuat Adel dan papanya yang baru tiba pun kebingungan melihat tingkah si bungsu Clauvis ini.
Varo menutup mata sedari tadi, ia tidak berani membuka matanya namun ia tidak juga merasakan pukulan atau apa pun, perlahan ia membuka matanya namun yang ia lihat malah Gio yang berdiri mematung melihat ke arah kiri karena penasaran Varo pun melihat kesebelah kirinya.
"Kak Adel!" ucap Varo tanpa mengedipkan matanya
"Gimana gaes?" ucap Adel dengan cengirannya sambil memutar tubuhnya untuk memamerkan dirinya ini.
Mereka berdua masih terdiam sedangkan Papa Ryan hanya memutarkan bola matanya malas melihat tingkah Gio dan Varo.
"Kak Gi?" ucap Adel sambil memegang tangan Gio
KAMU SEDANG MEMBACA
Figuran Punya Cerita!
FantasyNamanya Elina Djanuar Seorang perempuan berumur 23 tahun yang masih menganggur, Elina yang belum menikmati kehidupannya karena memiliki keluarga yang selalu mengekangnya, Elina yang moodyan dan sensitif, Elina yang gampang senang akan suatu hal, El...