33

4.2K 404 11
                                    

"Dimana woy?" ucap Adel yang terlihat ngos-ngosan sehabis berlari dari perpustakaan menuju lapangan basket outdoor.

"Itu disana!" ucap Fifi sambil menunjuk kedua laki-laki yang sedang berkelahi

"KAK GIO!" teriak Adel yang menghentikan Gio memukul perut Zio.

Semua mata kini tertuju pada Adel. Bagaimana kejadian ini bermula? Oke, beberapa menit yang lalu Adel masih tidur dengan nyenyak di perpustakaan sampai akhirnya handphone yang Adel letakan di atas meja terus berbunyi, mau tidak mau ia pun mengangkatnya karena getaran handphone tersebut menganggu tidurnya.

"Fi, kalau ga penting lu gua jorokin ya!" ucap Adel kala itu masih di perpustakaan

"Gawat del!" teriak Fifi diseberang sana

"Ha?" ucap Adel

"Gio sama Zio beran-" ucapan Fifi terpotong karena Adel menutup panggilannya dan disinilah Adel kini berada diantara Gio dan Zio yang benar-benar jauh dari keadaan baik-baik saja.

"Kalian kenapa sih?" teriak Adel kepada Gio dan Zio namun kedua laki-laki tersebut tidak menjawab.

"Kalian juga kenapa engga ada yang bantu lerai?" ucap Adel kini menatap Calvin, Drian, Gamma, dan Marco.

"Duh gua mau ngedate sama-" ucapan Calvin terpotong karena tatapan tajam dari Adel

"Bukannya ga mau bantuin del, tapi.." ucap Gamma sambil menengok ke arah Miguel dan Elard di sebelah kanan sana.

Adel mengikuti gerakan kepala Gamma yang menengok ke arah kanan sampai akhirnya ia melihat dua orang tersebut yaitu Miguel dan Elard yang sedang diobati oleh Mila dan salah satu siswi di kelas Adel yang bernama Irna.

Miguel dan Elard diibaratkan sebagai seorang beta dalam suatu pack namun jika betanya saja sudah terpukul mundur bagaimana dengan para omega seperti Gamma, Calvin, Drian dan Marco?

Memang awalnya Miguel dan Elard berusaha melerai Gio dan Zio namun bukannya terlerai malahan Miguel dan Elard terus terpukul oleh Gio dan Zio yang gelap mata itu. Sampai akhirnya Calvin dan Drian berusaha membawa pergi jauh Miguel dan Elard yang sudah terluka bahkan hidung Miguel sampai mengeluarkan darah karena sikutan dari Zio.

Adel yang melihat hal tersebut tentu saja mendidih.

"Gila ya kalian!" ucap Adel sedikit berteriak menatap Gio dan Zio yang diam sedari tadi.

"Berantem gini buat apa sih? Udah merasa hebat banget ya kalian? Kalo gitu berantem lagi deh sampe salah satu diantara kalian mati!" ucap Adel yang kini berjalan meninggalkan lapangan. Well, Adel paling tidak suka apa bila orang-orang yang ia sayangi terluka. Meskipun Gio kekasihnya namun kali ini Gio kelewatan begitu juga dengan Zio karena ia sampai melukai Miguel dan Elard yang notabennya sahabat mereka sendiri meskipun secara tidak sengaja. Namun bukannya sebelum bertindak, otak kita harus bertindak terlebih dahulu?

"Gila adek lu dri! Kalo sampe amsiong beneran gimana itu dua?" bisik Calvin pada Drian yang menggelengkan kepalanya.

Setelah Adel meninggalkan lapangan, para siswa/i kini menatap intens Gio dan Zio, kira-kira apa yang ada di benak mereka kini? Apakah mereka akan berkelahi sampai tumbang?

Kini para siswa/i dapat bernafas legah karena Gio meninggalkan lapangan meskipun dalam keadaan yang tidak baik-baik saja, sedangkan Zio kini ia terduduk di tengah lapangan sambil memijit pelipisnya.

"Fuc*!" ucap Zio dengan pelan.

********

"Aduh gimana ini! kan Adel ga suruh mereka berantem sampe mampus beneran!" ucap Adel yang berjalan ke sana kemari sedari tadi. Setelah meninggalkan lapangan tadi kini Adel berada di rooftop untuk menenangkan emosinya.

Figuran Punya Cerita!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang