Setelah melewati weekend yang penuh drama, hari ini Adel berangkat ke sekolah seperti biasa. Namun kali ini Adel berangkat lebih awal karena ia ngidam makan bakso, iya bakso. Keluarga Clauvis selalu sarapan seperti anggota-anggota keluarga bangsawan, tidak ada yang namanya makan mi instan, bakso, atau bahkan nasi goreng sebagai menu sarapannya! Oleh karena itu demi semangkuk bola daging itu Adel ikhlas untuk bangun pagi dan berangkat lebih awal.
"Mang, Adel mau bakso ya! Inget mang jangan pake seledri!" ucap Adel kepada abang tukang bakso, fyi, kini Adel berada di jalanan yang masih bisa dibilang cukup sepi dan hanya ada ia dan abang bakso gerobak di jalanan itu.
"Ini ya neng!" ucap abang tukang bakso sambil memberikan mangkuk baksonya kepada Adel.
"Wisss mantep nih, makasih mang!" ucap Adel yang kini melahap baksonya dengan nikmat seolah-olah di dunia ini hanya ada dia dan semangkuk bakso itu.
Tiba-tiba disebelah Adel duduk seorang laki-laki, namun Adel masih belum menyadari hal itu sampai
"Makasih bang" ucap laki-laki itu
"Eh? Kayak suaranya..." batin Adel kemudian melihat kesampingnya dan ternyata benar dugaannya, Zio!
"Loh Kak, lu ngestalk gua ya" ucap Adel menatap Zio dengan penuh selidik.
"Engga liat?" balas Zio sambil menunjukan mangkuk baksonya. Adel pun masih menatap Zio dengan curiga sambil menusuk baksonya dan membayangkan bahwa baksonya ini adalah Zio.
Zio yang menyadari raut kekesalan Adel pun hanya terkekeh geli. Kemudian, mereka pun melanjutkan acara makan mereka masing-masing.
"Ini ya mang bayarannya" ucap Adel memberikan sejumlah uang untuk abang tukang bakso kemudian berjalan menuju arah motornya.
"Tunggu" ucap Zio kepada Adel sambil memegang tangannya.
"Dih Kak pegang-pegang, ngapain?!" ucap Adel dengan garang sambil menghentakkan tangannya.
"Tanggung jawab" ucap Zio
"Lah situ dihamilin saha?" ucap Adel kepada Zio sambil membelalakan matanya
Abang tukang bakso yang mendengar perkataan Adel pun hanya bisa menepuk kepalanya menggunakan tangan.
"Ck" kemudian Zio menunjuk dagunya menggunakan jarinya
"Lu sariawan kak ?" ucap Adel menerka-nerka
Zio lelah
"Kemarin-kemarin lo seruduk dagu gua Adel, tanggung jawab!" ucap Zio yang sejengkal lagi habis kesabarannya.
"Ohh yaelah Kak, gua mohon mangga deh, sakit ya?" ucap Adel dengan muka tak enaknya sambil menatap Zio.
Zio menggeleng-gelengkan kepalanya namun beberapa detik kemudian berganti menjadi menganggukan kepalanya.
"Mana yang bener Kak yaelah" ucap Adel yang bingung melihat tingkah Zio.
"Sakit, sebagai gantinya lo harus berangkat bareng gua" ucap Zio penuh penekanan.
"Engga ah ga mau ga like, gua ganti biaya berobat aja ya kak?" ucap Adel menego
"Please Del, nurut sekali aja!" ucap Zio geram
"Andai kata berangkat bareng juga ya kak, ini motor gua gimana? Jalan sendiri emangnye?" ucap Adel yang masih ngotot.
"Motor lo dibawa anak-anak nanti" ucap Zio yang sebenarnya sudah kepalang pusing.
"Yauda deh, engga baik juga semuanya diselesaikan dengan uang hehehe" ucap Adel cengengesan, sebenarnya Adel memilih berangkat dengan Zio juga dikarenakan ia kekenyangan, ia makan 3 mangkuk bakso tadi. Seperti kata orang kebanyakan makan berlebihan bisa buat kita oleng. Akhirnya pun kini mereka berangkat bersama menuju sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Figuran Punya Cerita!
FantasíaNamanya Elina Djanuar Seorang perempuan berumur 23 tahun yang masih menganggur, Elina yang belum menikmati kehidupannya karena memiliki keluarga yang selalu mengekangnya, Elina yang moodyan dan sensitif, Elina yang gampang senang akan suatu hal, El...