15

7.1K 634 13
                                    

⚠️⚠️⚠️⚠️
Heyho gaes, sebelum baca chapter ini aku mau kasih tau kalian kalo bagian cerita ini mungkin mengandung konten yang sensitif ya, jadi please please kalau kalian merasa engga nyaman di skip aja ya, btw aku juga mau bilang terimakasih banyak banyak yang udah support cerita ini hihi, semoga cerita ini ya bisa dibaca dan divote banyak orang lagi sih KWKWWK, btw nya lagi self reminder buat kalian YOU ARE LOVED JANGAN PERNAH MERASA SENDIRI OKE ? KAMU BERHARGA POKOKNYA TITIK

********

Namanya Ziva Yovita Calestino, ya benar adiknya Zio. Perempuan periang, cerewet dan sedikit kekanakan, ia memiliki cita-cita menjadi seorang penyanyi namun sebelum impiannya tercapai ia harus pergi terlebih dahulu meninggalkan orang-orang terkasihnya, bahkan impiannya. Kemalangan yang terjadi dalam keluarga Calestino bermula dari Ziva yang pamit pergi bersama teman-temannya, seandainya mereka melarang Ziva pergi, seandainya mereka meminta Ziva untuk tinggal, mungkin keadaan akan berbeda. Semua terjadi begitu cepat, nyatanya momen terakhir mereka melihat Ziva adalah Ziva yang menggantungkan dirinya di kamar.

Jika kalian masih ingat masalah antara Aegeus dan Hector, jawabannya karena Ziva. Giovanno Lavin Dexano ketua Aegeus menyayangi Ziva, ia menganggap Ziva sendiri sebagai adik kandungnya. Sebelum lahirnya Hector, hanya ada Aegeus. Saat itu, Aegeus memiliki sembilan anggota inti ya seperti yang kalian kenal Gio,Zio,Elard,Marco,Miguel,Calvin,Drian, Gamma dan Kevan. Tentunya mereka semua mengenal Ziva, karena mereka menganggap Ziva adalah mutiara yang harus dijaga. Semua merasa terpukul pada saat Ziva harus pergi dengan cara yang seperti itu.

Kalau kalian bertanya apa hubungan antara Ziva dan perpecahan Aegeus ? Ziva ditemukan di sebuah apartemen tanpa sehelai benangpun dan tidak hanya Ziva namun ada Gio disampingnya. Yap benar Giovanno Lavin Dexano ketua Aegeus. Gilanya, orang yang menemukan keberadaan Ziva adalah Zio dan anggota Aegeus lainnya. Tentu saja saat itu keadaan sangat kacau dan ya Gio dan Zio berakhir di rumah sakit. Sedangkan Ziva? Dia benar-benar berubah. Tak ada lagi Ziva yang cerewet, tak ada lagi Ziva yang childish, tak ada lagi Ziva yang periang, semua tergantikan dengan Ziva yang pendiam, Ziva yang sering melamun dan Ziva yang sering menangis. Sampai akhirnya Ziva hamil dan kalian tahu apa yang terjadi berikutnya, ia tidak bisa menerima keadaannya, hamil di usia yang masih sangat muda dan mentalnya yang terguncang semenjak kejadian ia ditemukan, Ziva tidak pernah sekali pun merespon obrolan dari siapa pun.

Pertanyaan berikutnya mengapa Gio tetap menjadi ketua Aegeus? Mengapa ia tidak diserahkan ke pihak berwenang? Jawabannya Gio dijebak. Berpuluh juta kali ia mengatakan hal tersebut kepada Zio dan keluarganya namun mereka menulikan pendengaran mereka, menurut mereka mana ada maling yang mau ngaku?

Namun mereka tidak tahu bahwa Gio memiliki bukti bahwa ia dijebak, Gio mendapatkan sebuah pesan ancaman sehingga mau tidak mau ia pergi ke apartemen tersebut dan Gio diserang oleh orang yang kemungkinan memberikan ancaman itu juga.

Seluruh kejadian tersebut terjadi setahun yang lalu, dan jika kalian ingat bagian disaat Miguel mengamuk? Itu karena tepat setahun kepergian Ziva. Zio yang membolos ? Tentu karena Ziva.

Berikutnya jika kalian bertanya lagi, mengapa ada beberapa anggota Aegeus yang masih percaya pada Gio? Jawabannya karena anggota Aegeus yang sekarang ini mempunyai satu nama yang mereka curigai, ya ada pengkhianat. Selain itu mereka juga menemukan bukti bahwa Gio tidak bersalah namun bukti tersebut belum cukup kuat untuk mengungkap kejahatan keji yang diperbuat oleh si pelaku.

********

"Gua mau nikahin Ziva, del" ujar Miguel setelah menceritakan semuanya kepada Adel. Jujur Adel emosi. Ia marah kepada si pelaku, mengapa tega melakukan hal seperti itu?

"Gua cinta sama Ziva" lanjut Miguel dengan nada bergetar, kini Adel hanya mengelus lembut pundak Miguel ia tidak tega melihat Miguel yang serapuh ini jika berhubungan dengan Ziva.

"Gua udah bilang ke Zio dan keluarganya, kalau gua serius mau nikahin Ziva, tapi takdir berkata lain" ucap Miguel dengan tawa mirisnya.

"Dia ninggalin gua keesokan harinya" runtuh sudah pertahanan Miguel, ia menangis.

"Sesak del, sakit" Adel memeluk Miguel dan membiarkan Miguel untuk meluapkan semua kesakitan yang selama ini ia rasakan sendiri, meskipun luka tersebut tidak akan pernah hilang.

Saat mengetahui Ziva meninggalkannya, Miguel benar-benar seperti orang gila bahkan sampai pada hari pemakaman Ziva ia masih menolak bahwa Zivanya pergi meninggalkan dia, ia terus memohon pada Ziva untuk bangun. Ziva memang tidak mencintai Miguel dan ia tahu persis akan hal itu namun setidaknya melihat Ziva bernafas, melihat Ziva bahagia bahkan menggapai impiannya Miguel sudah sangat puas akan hal itu, bukan ini yang ia inginkan.

Tanpa Adel dan Miguel sadari, semenjak tadi Gio menyaksikan semuanya. Pedih rasanya membuka luka itu kembali, ia kehilangan sosok adik kecilnya. Zio dan keluarga tidak tahu bahwa Gio juga terluka, ia bukan pelaku ia juga korban.

"Adel" ucap Gio kini berdiri tidak jauh dari mereka

Adel dan Miguel pun menatap Gio, meskipun Miguel bak orang kesetanan tapi otak dan kesadarannya masih sepenuhnya ada, oleh karena itu setelah selesai pemakan Ziva, ia pergi tanpa kabar selama seminggu, semua anggota tentunya panik. Namun saat ia kembali, Miguel membawa bukti bahwa adanya kejanggalan pada kematian Ziva dan bukti tersebut lah bukti yang dimiliki oleh Aegeus kini.

"Kayaknya ada banyak hal yang perlu kita bahas" lanjut Gio yang kini memberikan kode kepada Adel dan Miguel untuk mengikutinya.

*******

Kali ini Gio,Adel,Miguel,Marco dan Elard berada di lantai dua tempat Aegeus biasanya mengadakan rapat. Mereka sedang menunggu seseorang baru mereka akan memulai rapatnya. Tiba-tiba pintu terbuka dan muncul seorang laki-laki yang dikenali oleh mereka semua.

"Eh sorry brother ane telat" ucap Drian sedikit berteriak.

"Loh cil ngapain disini, belum cukup umur ah!" lanjut Drian yang kini ditatap tajam oleh Elard.

"Pasti gua salah waktu lagi nih" batin Drian yang kini terdiam.

"Adel udah tahu semuanya" ucap Miguel tiba-tiba memulai rapatnya

"LOH EH KO-" teriak Drian namun ia langsung menutup mulutnya karena seluruh pandangan kini padanya.

"Muffin, kata Miguel kamu punya suatu hal yang penting, apa itu ada sangkut pautnya sama hal ini?" tanya Gio kepada Adel.

"Iya" balas Adel dan kini seluruh anggota sedikit terkejut sebenarnya karena belakangan ini mereka belum menemukan bukti mengenai masalah itu.

"Can you tell us?" tanya Gio yang kini menatap Adel dengan serius.

Adel menganggukan kepalanya "Aku curiga sama seseorang dan ada banyak kejanggalan rasanya di orang itu apa lagi terkait Ziva" ucap Adel kini memandangi satu per satu anggota inti.

Setelah mengatakan hal itu, pada akhirnya Adel pun menceritakan seluruh kejadian gila yang ia temukan di sekolah.

"BRENGSE*! ITU PASTI DIA!" teriak Miguel sambil memukul meja

"GUA SAMPERIN DIA SEKARANG!" teriak Drian yang baru saja akan membuka pintu seketika terhenti karena ucapan Gio.

"Dinginin kepala lo, kalo kita gegabah, kita ga bakal ketemu bukti yang kuat buat serahin dia ke pihak berwajib, jangan lengah!" ucap Gio dengan nada alpha nya kepada Drian.

"SIALA*" teriak Drian dengan raut wajahnya yang frustasi.

"Gua tau lo pada kecewa sama dia, tapi kita ga boleh gegabah ingat! Sekarang misi kita adalah mancing dia dan dapatin bukti sebanyak mungkin, Drian gua percaya sama lo, awasi dia" ucap Gio.

Sedangkan Elard, Adel dan Marco sedari tadi terdiam. Jujur Elard sangat kecewa sedangkan Marco ternyata ia diam-diam menangis meskipun hampir tak terdengar namun Adel yang duduk disampingnya mengetahui hal tersebut dan mengusap pundaknya.

Jujur hari ini hari yang berat bagi inti Aegeus dan Adel juga tentunya, karena yang awalnya ia tidak mau ikut campur dalam alur novel, ia malah harus turun tangan kini, karena ia tidak bisa menutup mata mengabaikan hal tersebut. Setelah menyelesaikan rapat tersebut akhirnya Gio pun mengantarkan Adel pulang dan ia kembali ke markas karena sebagai seorang ketua Gio harus mengendalikan emosi anggota intinya yang kini bisa dibilang belum terkendali.

Adel berada di kamarnya dan ia menghubungi seseorang

"Nyongs, kali ini figuran juga harus bergerak" ucap Adel yang kini tersenyum licik.

Figuran Punya Cerita!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang