Part 001

556 36 5
                                    

¡Hola! Welcome to my story. It's my first Fabio's fanfiction story. Hope u will enjoy and stay. Give me a star after u read it if u like this part. Gracias🙏.

🦋🦋

Paris—French.

Fabio menatap pantulan dirinya di depan cermin. Beberapa kali ia merubah tatanan rambutnya yang baru saja berganti menjadi kecoklatan setelah sebelumnya ia memakai warna pirang untuk membuat keindahan rambutnya kian memukau.

Beberapa detik setelahnya laki-laki itu tersenyum senang ketika kegiatannya menata rambut usai. Salah satu tangannya meraih liontin Salib yang menggantung tepat di dadanya. Mengeluarkan benda itu sehingga mencolok dari depan kaos hitamnya.

Gegas ia meraih koper yang berdiri di samping ranjang putih miliknya. Senyum secerah matahari pagi ini menjadi salah satu hal paling indah dari seorang Fabio Quartararo. Detak jantungnya berdegup kian cepat seiring langkahnya keluar dari gedung apartemen miliknya yang tak kalah mewah dari gedung-gedung lain di samping bangunan berlantai empat puluh lima itu.

Laki-laki itu turun dari lantai tiga puluh dengan menaiki lift bersamaan dengan tiga orang lainnya. Sampai di lantai dasar, tujuan utama laki-laki itu adalah basement di mana mobil mewahnya hasil pole position tahun lalu terparkir dengan tepat.

Usai menata kopernya di bagasi mobil, laki-laki itu gegas menyalakan mobil dan keluar dari gedung apartemen. Rasa tak sabar ingin menemui kekasihnya kian menjadi saat ia menemukan foto polaroid di samping tempat duduknya. Foto seorang gadis yang selama lebih dari dua tahun ini menghuni hatinya. Tangannya yang dipenuhi otot menonjol di tempat yang tepat mengambil benda itu dan menyimpannya di dompet miliknya sebelum benar-benar melaju.

Mobil Fabio membelah keramaian kota Paris di pagi hari. Dengan gesit dan hati-hati sang pengemudi nampak menikmati perjalan menuju rumah kekasihnya yang lumayan jauh dari tempatnya tinggal.

Sekitar tiga puluh lima menit kemudian Fabio menghentikan mobilnya di depan gedung apartemen yang menjulang tinggi. Sembari bersenandung ria dan senyum yang tak luntur dari wajahnya barang sedetik, Fabio masuk ke gedung itu. Menaiki lift dengan sabar meski hatinya tidak cukup sabar untuk segera memeluk kekasihnya yang amat ia rindukan padahal baru kemarin malam mereka bertemu.

Langkah tegapnya membawa Fabio ke gedung nomor empat puluh tiga. Dengan hati yang dipenuhi perasaan senang, laki-laki itu memencet bel dan menunggu beberapa saat. Dua detik kemudian seseorang keluar dari dalam. Tanpa menunggu atau sekedar memperhatikan sekitar, gadis dengan rambut coklat sepunggung itu langsung menabrak tubuh Fabio—mengalungkan tangannya di leher laki-laki itu hingga menutupi tatto salib di belakang lehernya.

Fabio membelalak untuk beberapa saat tetapi detik berikutnya dia langsung membalas pelukan gadisnya tak kalah erat sembari terkekeh.

Fabio meregangkan pelukan mereka. Menyatukan kening keduanya lalu memberikan ciuman lembut untuk gadis kesayangannya itu.

“Akhirnya kau datang juga,” ucap gadis itu.

Kekehan Fabio untuk yang kedua kalinya terdengar. Tangannya dengan nakal menoel pipi gadisnya—gemas. Bukan menjawab pernyataan gadisnya, Fabio justru kembali melumat bibir tipis yang amat disukainya.

Tanpa penolakan mereka berciuman hingga lima detik. Mereka sama-sama terkekeh kecil—tergelitik geli atas perbuatan mereka sendiri.

“Evelyn, apa yang kau lakukan di luar?! Kenapa lama sekali?” Teriakan dari dalam membuat keduanya mendengus.

Fabio sudah paham siapa yang berteriak dan menganggu kemesraan mereka. Tanpa kata Evelyn menarik tangan Fabio agar laki-laki itu mengikutinya masuk.

“Wah! Ternyata si menyebalkan ini yang datang, pantas saja Evelyn langsung lari tanpa kuminta membuka pintu,” ujar laki-laki berambut pirang yang panjang rambutnya nyaris mencapai leher miliknya.

A Snowy Night | FQ20 Fanfiction ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang