Part 008

149 17 0
                                    

haloww!! aks double up y. happy reading ❀.

❄⛄❄

Paris—French.

“Evelyn?”

Yang dipanggil gegas menoleh—melihat siapa gerangan yang memanggilnya. Arthur Bellinor menjadi pelaku yang memaksa Evelyn menghentikan langkahnya padahal beberapa saat lalu Fabio sudah mengirim pesan kalau laki-laki itu telah menunggu di depan gerbang.

“Arthur?” Gadis dengan buku dipelukannya itu balas memanggil dengan alis naik satu—bingung. Kenapa teman sepupunya itu memanggil? Jika untuk menanyakan dimana Ernest, jujur Evelyn tidak tahu keberadaan si menyebalkan itu. “Ada apa?” tanyanya begitu Arthur sampai di hadapannya.

Arthur tersenyum tipis, lebih terlihat canggung dari gerakan tubuhnya akan tetapi dia berusaha menyembunyikan gestur mencurigakan itu. “Kau pulang sendiri?” tanya laki-laki berkaos navy blue itu.

“Fabio sudah menjemputku di depan,” sahut yang ditanya.

Arthur tampak mengangguk sebelum ia mulai melangkah pelan di samping Evelyn. Beberapa kali ada pasang mata yang melihat mereka berjalan berdampingan di koridor, tetapi Evelyn abai. Orang-orang juga sudah tahu kalau dia ini pacar Fabio Quartararo.

“Kau tidak bersama Ernest? Biasanya kau menempel padanya.” Evelyn mengajukan pertanyaan yang sempat terlintas di otaknya.

“Ernest keluar bersama yang lain. Tidak tahu ada masalah apa. Mungkin mereka hanya ke club.

Jawaban Arthur hanya Evelyn tanggapi dengan ber-oh ria. Gadis itu fokus pada tujuan utamanya—menatap lurus ke depan sembari memeluk beberapa buku tebal yang tidak muat jika dimasukkan ke ransel biru miliknya.

“Kau ada rencana akhir pekan ini?”

Evelyn dibuat menoleh pada laki-laki di sampingnya kemudian menggeleng pelan. Bersama Arthur bisa menimbulkan kecanggungan semacam ini ternyata. Padahal Evelyn tidak menunjukkan ketertarikan apa pun pada laki-laki itu. Hanya saja Arthur terlalu dingin dan kaku hingga Evelyn merasa sedikit tidak nyaman. Juga, tatapan laki-laki itu padanya yang beberapa kali Evelyn sadari tatapannya berbeda.

“Bagaimana kalau kita keluar bersama?” tawarnya.

“Eve!!!”

Belum sempat menjawab, suara laki-laki yang sangat ia rindukan sudah terdengar. Namun bukan suara macam itu yang ingin Evelyn dengar. Suara penuh nada kecemburuan seorang Fabio bukan hal yang baik. Bahkan gadis itu tidak sadar sejak kapan mereka sampai di depan gerbang.

Belum menyapa pacarnya, Fabio lebih dulu menarik tangan Evelyn untuk ikut dengannya ke mobil milik laki-laki itu. Sedikit pemaksaan memang. Bahkan tanpa berbasa-basi dengan Arthur. Laki-laki itu, Arthur menatap kepergian dua budak cinta itu dengan tatapan yang sulit diartikan. Ekspresinya datar akan tetapi matanya menyiratkan sesuatu, rasa tidak rela dan semacamnya.

“Kau ini kenapa?” tanya Evelyn dengan polos. Padahal sudah jelas Fabio tengah cemburu.

“Kenapa kau keluar dengannya?” Serang laki-laki itu.

“Hanya tidak sengaja.”

“Aku tidak suka. Kau mungkin tidak sadar tapi tatapannya menyiratkan seolah dia menyukaimu. Aku cemburu,” aku Fabio. Laki-laki itu jujur tentang apa yang dirasakannya saat ini.

A Snowy Night | FQ20 Fanfiction ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang