Part 013

163 18 0
                                    

Paris—French.

“APA?!” Suara tinggi Fabio memenuhi mobil. Wajah laki-laki yang semula ceria saat mendapati pacarnya masuk ke dalam mobilnya kini pudar tergantikan dengan rasa terkejut yang luar biasa dan kemarahan yang mendominasi. “Profesormu itu pasti sudah gila,” komentarnya atas kabar yang baru saja Evelyn sampaikan mengenai tugasnya.

“Sebenarnya aku juga tidak mau, tapi mau bagaimana lagi? Ini demi nilai, Fab.” Evelyn berusaha membujuk dengan alasan yang harus Fabio terima.

“Tapi, Eve ... Berkencan?! Profesor gila macam apa yang akan memberikan tugas seperti itu. Bisa-bisanya!” Fabio masih tidak terima. Laki-laki itu meledak-ledak seperti biasa. Apalagi jika harus mendapati pacarnya kencan dengan laki-laki lain di akhir pekan. C'mon! Fabio akan gila pada saat itu.

“Fabiooooo, kau ingin nilai semesterku jelek? Kau ingin aku jadi bahan candaan mahasiswa yang lain karena aku bodoh? Kau ingin Ernest mengejekku?” Evelyn membujuk dengan mencari peruntungan tentang spekulasi-spekulasi yang mungkin terjadi jika nilai semesternya kali ini jelek.

Fabio diam sesaat. Laki-laki itu memilih melajukan mobilnya keluar dari gedung universitas pacarnya. Masih tidak ada jawaban hingga lima menit kemudian. Evelyn memandang kesal bangunan-bangunan di luar mobil.

Sampai akhirnya suara Fabio terdengar setelah sepuluh menit. “Oke, aku izinkan kau pergi. Tapi ingat, aku masih tidak rela! Aku juga akan mengawasimu dari jauh. Kalau sampai dia macam-macam padamu aku akan menghajarnya sampai tidak bisa bangun!” ancamnya sebagai persyaratan. Fabio tidak main-main. Rasa cemburu lebih mendominasi dirinya. Katakanlah dia kekanakan dan posesif, tapi ini demi hubungannya dengan Evelyn. Fabio tidak sudi jika orang lain menyentuh gadisnya. Tidak boleh, bahkan seujung kuku pun!

“Aku tidak akan macam-macam. Lagi pula kami hanya berkomunikasi saja, membuat laporan lalu pulang. Selesai. Kau tidak perlu khawatir meski aku juga sebenarnya tidak mau dengan semua ini. Aku lebih suka menghabiskan akhir pekan dengan pacarku yang paling tampan sedunia,” pujinya yang mana berhasil membuat sudut bibir Fabio berkedut.

“Memang siapa pacarmu?” godanya. Runtuh. Fabio tidak bisa marah jika Evelyn sudah memujinya seperti itu. Fabio memang tampan, tapi mendapat pujian dari pacarnya jauh membuatnya terbang.

“Fabio Quartararo seorang pembalap MotoGP yang berhasil menjadi juara dunia tahun lalu,” ujar Evelyn sembari terkekeh. Ia cukup bangga dengan dirinya karena berhasil membuat pacarnya tidak marah lagi.

Tangan keras Fabio mengacak rambut panjang Evelyn sembari terkekeh juga. Kemarahannya sirna tergantikan dengan senyuman yang kini merekah di wajahnya. “Kau selalu bisa menghiburku. Sebagai gantinya karena aku sudah mengizinkanmu dengan si berengsek itu, besok temani aku bersepeda di Nice, aku sudah merindukan kampung halamanku, Eve,” pintanya.

Anggukan mantap Evelyn berikan sebagai jawaban.

Memenuhi keinginan laki-lakinya, keesokan hari ketika pagi menjelang, Evelyn dan Fabio sudah sampai di Nice. Sejak kecil Fabio tinggal di sana. Namun karena sudah beranjak dewasa dan mampu membeli apartemen di Paris, laki-laki itu pindah ke kota impian semua orang di dunia.

“Bagaimana dengan rutenya?” tanya Evelyn. Gadis itu sudah siap dengan peralatan bersepeda yang sudah Fabio siapkan khusus sebelumnya.

“Dekat-dekat saja, kita akan melewati jalan di bawah lembah. Aku khawatir kau tidak akan kuat jika kita bersepeda di jalanan menanjak.”

Laki-laki yang sangat perhatian, batin Evelyn. “Well, kau terlalu meremehkan aku, Baby!”

“Aku tidak meremehkanmu, hanya mengantisipasi. Takut kalau pada akhirnya aku harus meminta Tom untuk menjemput kita dengan heli.” Laki-laki itu terkikik geli. Ingatan beberapa bulan lalu datang lagi ke pikiranmu ketika Fabio mengajak Evelyn bersepeda mengelilingi bukit. Jalannya menanjak, baru beberapa kilo Evelyn sudah tidak kuat. Ia menyerah. Mau tidak mau Fabio meminta Tom untuk menjemput mereka dengan helikopter karena mobil pun tak memiliki akses untuk sampai ke tempat mereka.

A Snowy Night | FQ20 Fanfiction ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang