Part 035

87 11 0
                                    

Philip Island—Australian.

Seperti yang sudah disepakati kalau Alice akan ikut ke Australia dengan Fabio. Ace juga ikut bersama mereka. Sementara Evelyn harus mengorbankan kelasnya lagi untuk mencari tahu hal yang masih mengganjal di pikirannya.

Keberadaan Evelyn di samping Fabio setelah sekian lama mampu membuat heboh beberapa penggemar wanita Fabio khususnya mereka yang berasal dari Indonesia. Penggemar wanita dari Negeri Seribu Pulau itu memang sering berkhayal kalau Fabio adalah milik mereka. Namun bukan itu yang menjadi fokus Evelyn saat ini. Ia tidak peduli dengan mereka. Jika cinta mereka lebih besar untuk Fabio dari cintanya maka Evelyn tak akan mempermasalahkan. Toh tujuannya ikut ke Australia hanya untuk mencari tahu kebenaran perkataan Arthur.

Sungguh, setelah berbicara dengan Arthur, Evelyn tidak bisa tidur malam harinya. Kalimat laki-laki itu terus terngiang dibarengi dengan yang Fabio lakukan padanya—meninggalkannya.

Beberapa hal terasa cocok untuk menjadi sebuah kecurigaan yang mendasar. Pasalnya, pada malam itu Fabio juga diketahui pergi keluar. Mereka juga sempat berbicara sebelum kecelakaan menimpa Ancel. Pun dengan laki-laki itu yang menghilang hingga pagi. Lebih tepatnya tidak bisa dihubungi.

Kepala Evelyn pening ketika dua bocah yang usianya hanya selisih beberapa tahun terus bertengkar. Ace dan Alice. Seperti tidak tahu tempat saja mereka ini. Mulai dari memperebutkan topi, id card untuk akses paddock, dan masalah siapa yang akan mengambil foto di atas motor Fabio.

Padahal pamannya itu belum selesai bekerja.

Sudah empat puluh menit Fabio memacu motornya untuk sesi latihan bebas pertama di hari Jumat. Ace dan Alice sudah meributkan segalanya.

“Kak Eve, kita jadi melihat kanguru besok?” celetuk Alice setelah pertengkaran dengan Ace berakhir. Ia keluar sebagai pemenangnya.

Evelyn mengangguk. “Iya, besok. Kita menunggu Fabio selesai dulu,” jawabnya kemudian.

“Oke!” Alice kemudian beralih pada Ace yang sedang duduk di kursi Fabio. Gadis kecil itu menjulurkan lidah pada adik laki-lakinya. “Karena kau menyebalkan kau tidak akan diajak melihat kanguru nanti! Uncle sudah menjanjikan itu!”

“Tidak peduli! Tidak peduli! Uncle akan tetap mengajakku karena aku kesayangannya!!! Aku akan menjadi pembalap hebat sepertinya jadi dia tidak mungkin mengabaikan aku!” Ace balas menjulurkan lidahnya sesaat setelah kalimat pembelaannya ia lontarkan untuk Alice.

“Aku juga bisa! Memangnya kau saja yang bisa jadi pembalap?!” ujar Alice tak mau kalah.

“Kau itu perempuan! Tidak cocok!!!”

“Siapa bilang perempuan tidak cocok untuk itu?! Kau tahu Aurelia Nobels dari Brazil?! Dia bahkan mengikuti kelas di Akademi Ferrari untuk menjadi pembalap Formula One, aku juga bisa mengikuti jejaknya. Ada banyak akademi balap di Spanyol! Aku akan tinggal di sana, jauh darimu, dan mengalahkanmu! Kita lihat siapa yang akan menjadi juara dunia lebih dulu!” balas Alice tidak mau kalah dengan menyertakan sosok yang kini menjadi idolanya berdasarkan informasi yang ia dapatkan di internet.

Kesal mendengar kalimat pembelaan Alice yang sangat panjang dan tidak ia butuhkan itu, Ace langsung melempar topi berwarna biru yang tadi menjadi bahan pertengkaran mereka. Bocah laki-laki yang memiliki perawakan seperti Fabio ketika kecil itu melenggang pergi dan keluar dari motorhome Fabio.

Evelyn menyadari itu. “Ace, mau kemana?!” teriaknya. Gadis muda itu gegas lari menyusul keponakan nakal Fabio yang lain. Ia tidak mungkin membiarkan Ace pergi sendiri karena tugasnya di sini adalah menjaga dua bocah nakal itu.

A Snowy Night | FQ20 Fanfiction ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang