Part 009

147 17 2
                                    

¡Hola! I'm back with Fabio and Eve, hehe.
Do you miss me, Fabio, or Eve?
I'm so sorry for the late update cs i'm busy right now, huhu.
Oke, i dislike bulshit so, happy reading my beloved readers❀.

❄⛄❄

Mugello—Italian.

Apa yang lebih menakutkan selain menonton film horor? Jika pertanyaan itu ditujukan untuk Evelyn Teresa Guerrero maka gadis bermata biru itu akan menjawab tanpa ragu; melihat Fabio Quartararo menunggangi kuda besi dalam kecepatan tinggi, mempertaruhkan nyawanya di atas lintasan untuk kejuaraan.

Evelyn cukup bangga dengan keberanian Fabio akan tetapi ia selalu benci di saat yang bersamaan. Ia benci ketika Fabio jatuh dan dia juga benci berpikir laki-laki itu akan gagal.

Seperti saat ini, sudah lebih dari dua puluh menit gadis itu berdiri di depan layar monitor bersama beberapa kru dari Monster Energy Yamaha—tim balap Fabio. Selama itu pula jangankan tenang, jantung Evelyn seperti akan meloncat keluar tiap kali Fabio melewati tikungan dan menyerang pembalap lain. Berkali-kali menahan napas dan menggigit bibir cemas. Andaikan dia tidak menjadi pacar Fabio mungkin saat ini kehidupannya akan tenang tanpa bayangan ketakutan pacarnya akan jatuh.

Di luar sana—di bawah terik matahari Fabio berusaha keras. Dimulai dari posisi ke-lima di starting grid, kini Fabio sukses menjadi nomor tiga. Namun jangan bersenang hati terlalu dini, masih ada enam putaran sebelum balapan berakhir. Yang mana itu artinya Fabio bisa membalas kekalahannya balapan terakhir dengan kemenangan hari ini. Grand Prix Catalunya tidak menjadi harinya, maka akan ia pastikan Italia menjadi miliknya.

Sebagai seseorang yang memiliki ambisi tinggi, Fabio cukup dengki melihat Marc Márquez—sang juara dunia delapan kali itu ada di depan—memimpin balapan. Dengan keyakinan penuh serta tenaga yang masih tersisa, tepat di trek lurus, Fabio menarik gas hingga batas maksimum. Kecepatan itu nyaris mengalahkan kecepatan Marc dan Francesco yang beradu di depan. Gagal. Sedikit lagi akan tetapi Fabio masih belum bisa.

Tidak menyerah. Fabio sudah bersumpah akan menjadikan Italia miliknya dan membalas kekalahannya di Catalunya. Masih ada lima putaran. Apa pun masih bisa terjadi. Fabio tidak akan membiarkan Italia menjadi milik Marc lagi kali ini. Tidak akan.

Tikungan ketiga cukup tajam, Marc dan Francesco berhasil melewatinya. Selisih gap keduanya cukup tipis, bahkan kurang dari satu detik sementara selisih gap Fabio dan dua pembalap yang tengah naik daun itu nyaris tiga detik sebab pada tikungan pertama Fabio sempat melebar keluar dari trek. Untuk mengembalikan kendali, Fabio memelankan laju motornya. Beruntung tidak ada pembalap lain di belakangnya atau dia akan melorot di bawah lima. Dua puluh satu pembalap yang lain masih ada di belakang dengan selisih gap tujuh detik dari Fabio dan sepuluh detik dari Marc dan Francesco. Ingatkan kalau Marc selalu susah dikalahkan jika sudah di depan. Bahkan beberapa kali pembalap dengan nomor motor 93 itu dikatakan tidak sedang balapan karena ia selalu sendiri bila sudah di depan.

Waktu berlalu sangat cepat begitupun kecepatan Fabio yang nyaris mengalahkan dua pembalap di depannya. Kini Fabio tepat berada di belakang Francesco. Selisih gap keduanya nyaris kurang dari satu detik sementara Marc ada di depan sana sendirian. Laki-laki itu berhasil memperpanjang gap-nya dari Francesco—mengamankan posisi terdepan.

Tikungan kanan ke-tujuh, Fabio menambah kecepatannya ketika Francesco sedikit melebar. Berhasil! Fabio membara ketika berhasil melewati Francesco dan meraih posisi kedua. Semua penggemar di tribun bersorak tepat saat laki-laki itu melewati Francesco di tikungan. Untuk mengamankan posisi dan menyerang Marc, Fabio menambah kecepatan laju motornya. Peluh di dahinya yang sempat tersorot kamera di dashboard tidak membuat laki-laki itu terganggu dan kehilangan semangat. Atau puas karena sudah berada di posisi kedua. Ia justru semakin terbakar dan ingin mengalahkan yang di depan.

A Snowy Night | FQ20 Fanfiction ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang