Part 015

133 14 5
                                    

OrléansFrench.

Dua pekan dari sekarang Fabio mulai bersiap untuk putaran ke dua belas di Austria. Laki-laki itu sangat semangat untuk balapan di sana. Beberapa kali menang membuatnya optimis kalau dia pasti akan meraih kemenangan lagi di Red Bull Ring.

Pagi ini Fabio tengah bersiap memakai pakaian bersepeda. Semua peralatan sudah siap sejak tiga puluh menit yang lalu. Sembari menunggu Tom dan Tony Arbolino, Fabio melakukan sedikit pemanasan agar otot-ototnya tidak kaku.

Di tengah kegiatannya, laki-laki itu melirik pada arloji di tangannya. Pukul delapan lebih dua pukul menit. Dua orang yang ditunggunya dan sudah berjanji kalau mereka akan bersepeda di kaki bukit belum juga memunculkan batang hidungnya. Seperti biasa. Selalu Fabio yang menunggu keterlambatan mereka.

Sedikit kesal dan tetap melanjutkan aktivitas fisiknya berupa sit-ups, hingga lima belas menit kemudian. Dua orang yang ditunggunya baru menampakkan batang hidung mereka pada menit itu. Tom dan Tony lengkap dengan peralatan bersepeda mereka. Cengiran lebar tanpa rasa bersalah karena membuat Fabio menunggu lebih lama dari janji yang sudah mereka sepakati kemarin menghiasi wajah keduanya.

Fabio melepas earphone di telinganya kemudian mengumpat pelan pada dua manusia yang tidak peka kekesalan Fabio. “Lain kali tidak perlu menentukan waktu, berengsek! Kalian tetap saja terlambat.” Fabio membenci keterlambatan, sangat.

“Ada sedikit masalah tadi. Brigitte menelepon kalau mobilnya masuk bengkel. Aku tidak bisa apa-apa selain menyuruh orang untuk menolongnya di Paris.” Seperti yang diketahui kalau hari ini Tom berniat pergi dengan Fabio dan Tony, maka Tom tidak memiliki pilihan lain. Ia mengabaikan pacarnya demi Fabio. Lebih tepatnya demi pekerjaan. Tom tidak mungkin bertindak bodoh atau Fabio akan memecatnya hanya karena laki-laki itu sering mengabaikan Fabio untuk pacarnya.

“Kalau aku terlambat bangun tadi. Semalam aku dan teman-teman yang lain berpesta di club.” Tony dan alasannya yang sudah sering laki-laki itu katakan pada Fabio. Laki-laki itu cukup muak mendengar alasan yang sama kembali terucap di bibir Tony.

Mengabaikan alasan dua orang itu tanpa berniat memperpanjang atau yang lain, Fabio segera mengayuh sepedanya—keluar dari pekarangan rumah keduanya yang berada di bagian selatan Orléans.

Angin kencang menerpa seluruh tubuh Fabio yang berbalut pakaian ketat. Laki-laki itu tetap mengayuh sepedanya ketika Tom dan Tony di belakang sana sibuk mengambil beberapa foto dan video untuk mereka bagikan di instastory milik mereka. Seperti yang diketahui bahwa Tony Arbolino adalah pembalap muda yang masih berlaga di Moto2. Laki-laki muda itu sangat suka membagikan setiap kegiatan yang dia lakukan pada penggemarnya di sosial media. Tak jauh berbeda dari Fabio. Lagi pula Tony memiliki wajah yang cukup tampan dibanding pembalap yang lain. Tak ayal, beberapa gadis dari penjuru dunia yang tahu siapa laki-laki itu akan mengidolakannya karena ketampanan Tony.

Melewati lembah yang tidak terlalu tinggi, kaki Fabio masih setia mengayuh sepedanya. Tanpa rasa lelah karena sudah terbiasa, laki-laki itu tampak menikmati olahraganya hari ini meski beberapa hal membuatnya kesal, dalangnya adalah dua orang di belakang sana yang sejak tadi Fabio abaikan tapi tidak peka sama sekali.

Melewati pohon-pohon yang menjulang tinggi dengan tanah tandus di bawahnya, roda sepeda Fabio masih terus berputar. Matahari kian panas ketika waktu menujukan pukul sebelas siang. Laki-laki itu berhenti sebentar ketika ponselnya bergetar. Ada sebuah telepon yang masuk. Sebersit senyum langsung terukir di wajahnya yang terpahat sempurna. Siapa lagi pelaku yang menjadi alasan senyum Fabio kali ini jika bukan pacar tersayangnya—Evelyn.

“Kenapa berhenti?” tanya Tony dari belakang. Laki-laki itu sudah selesai dengan instastory-nya.

“Pacarku menelepon,” jawab Fabio lalu menerima panggilan dari pacarnya. “Halo?” sapanya lebih dulu. Senyum cerah masih terukir di wajahnya.

A Snowy Night | FQ20 Fanfiction ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang