30. Hype

242 29 2
                                    


Apa yang kau keluhkan selama ini, mungkin itu hal yang orang lain dambakan

Malam yang tenang di kediamannya Mina, mereka tengah makan malam dengan tiga orang yang ada di meja makan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Malam yang tenang di kediamannya Mina, mereka tengah makan malam dengan tiga orang yang ada di meja makan. Baik Rhesa, Zidan, dan Mina tengah asik bercanda sambil menikmati santapan makan malamnya. Bahkan Zidan sendari tadi terus saja bercerita pengalamannya bermain dengan Rizal sore tadi, ia terlihat bahagia punya teman baru yang satu frekuensi. Rhesa jadi senang mendengarnya, pasalnya tidak biasanya Rizal langsung akrab dengan seseorang.

Usai makan, Rhesa mengambil piring kotor yang ada di meja makan dan meletakannya di wastafel, gadis itu lantas mencuci piring yang kotor.

Usai Rhena membersihkan semua alat makan, ia lantas meninggalkan tempat cucian piring. Dia hendak berjalan menuju kamarnya untuk tidur. Namun ketika Rhesa berjalan menaiki anak tangga, tiba-tiba dadanya terasa nyeri seperti tertusuk benda tajam, napasnya sesak seperti kehabisan oksigen, pengelihatan di sekelilingnya menjadi buram.

Rhesa tidak merasakan jantungnya berdetak untuk beberapa saat dan membuat keringat dinginnya keluar. Ujung jari Rhesa seketika berubah menjadi warna biru lebam.

Zidan yang kebetulan juga sedang berdiri di atas tangga hendak menuju kamarnya ikut berhenti seketika melihat kakaknya mencengkram kuat besi pembatas dengan badan agak bungkuk.

"Kak Rhes?" panggil Zidan.

Dalam hitungan detik tubuh Rhesa ambruk. Untung saja Zidan langsung menangkapnya dari belakang. Laki-laki itu seketika menjadi histeris, ia menepuk-nepuk pipi sodarinya mencoba membangunkannya.

"Kak!! Bangun, kak!!" panggil Zidan setengah panik. Namun kakaknya tidak juga kunjung bangun, "Ibu!! Kak Rhes, bu!! Tolongin!!" pekik Zidan, masih histeris.

Tidak lama setelah itu, Mina datang setelah mendengar si bungsu berteriak. Alhasil malam itu buru-buru Rhesa dilarikan ke rumah sakit, ia dibawa ke UGD untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Mina panik setengah mati setelah dokter mengatakan ada kerusakan pada pembuluh darah bagian kava atas, dan semakin hari kondisi Rhesa semakin parah. Dokter juga mengatakan jika tadi detak jantung Rhesa sempat berhenti.

Padahal satu itu Rhesa mengatakan jika dirinya baik-baik saja, kecuali jika memang Rhesa membohonginya agar Mina tidak sedih.

Setelah menjalani pemeriksaan, Zidan masuk untuk melihat kondisi Rhesa. Gadis itu memejamkan kedua matanya dengan nebulizer untuk membantu dalam pernapasannya. Zidan mendekatkan dirinya pada Rhesa. Zidan mengusap rambut kakaknya dengan lembut sambil tersenyum sendu, hingga matanya terlihat berkaca-kaca. Zidan juga terpuruk perasaanya ketika melihat Rhesa yang sering bolak-balik ke rumah sakit.

"Cepet bangun kak Rhes. Gue pengin gangguin lo lagi... "

Mina bahkan sering tertohok setiap kali Rhesa tertawa bahkan tersenyum dengan mata indahnya, Mina tidak sekalipun melihat Rhesa tersedih atau mengeluh akan penyakitnya. Mina yakin jika itu adalah bentuk sarkasme, banyak yang Rhesa sembunyikan dibalik senyuman manisnya itu. Jika bisa, Mina ingin sekali mendonorkan jantungnya Rhesa dari pada melihat putri sulungnya terus sakit-sakitan seperti itu.

Detakan ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang