08. Adrenaline

355 41 8
                                    

Tidur lebih baik daripada berlarut-larut dalam kesedihan yang tiada akhirnya

Sepanjang pelajaran berlangsung, Rizal terus membenamkan wajahnya diantara kedua tangan yang dilipat di atas meja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepanjang pelajaran berlangsung, Rizal terus membenamkan wajahnya diantara kedua tangan yang dilipat di atas meja. Dia setiap malam selalu menghabiskan waktunya untuk bermain game di ponsel atau komputernya hingga membuat sepanjang harinya selalu mengantuk dan selalu tidur di kelas. Walaupun banyak guru mapel yang menegurnya, Rizal malah tidak pernah mendengarkan nasehatnya dan tetap selalu ingin tidur di kelas hingga guru mapel yang mengajarnya pasrah dan sudah tidak mau menegur Rizal lagi.

Jam istirahat pertama sedang berlangsung, Rizal sedang berjalan di koridor menuju perpustakaan untuk mengembalikan buku biologi yang dipinjamnya sejak tadi pagi. Belum saja sampai di perpustakaan, ia mendapati Gasta yang sedang berjalan menuju ke arahnya dengan seragam urakan yang tidak dikancing dan menampakan kaos biru bergambar kucing imut. Bahkan rambutnya saja seperti sapu ijuk, berantakan seperti tidak pernah di sisir. Benar-benar terlihat seperti berandalan sekolah.

Langkah Gasta begitu arogan dengan memasukan kedua tangannya pada saku celananya. Rizal yang melihatnya hanya mendengkus malas dengan pria di depannya itu.

Saat keduanya berpapasan, Gasta sengaja menabrak lengan Rizal yang membuat buku paket yang dipegangnya terjatuh. Rizal mendecak malas seraya mengambil kembali buku yang terjatuh.

"Heh, lo pikir lo udah hebat?" celetuk Gasta tiba-tiba. Dirinya berhenti di samping Rizal.

"Kita kenal?" cibir Rizal.

Gasta terkekeh pelan dengan balasan Rizal barusan. Rizal tidak peduli dengan kehadiran Gasta dan hendak malanjutkan langkahnya menuju perpustakaan, namun Gasta kembali menghadangnya dengan berdiri di depan Rizal.

"Gue nantangin lo buat tanding futsal sekarang. Cepat! Gue tunggu di lapangan." tantang Gasta.

"Kalo gue gak mau?"

"Kalo lo gak mau, lihat aja apa yang bakal gue lakuin ke Rhesa." ucap Gasta.

Gasta pergi kemudian setelah berbual tentang ancamannya, Rizal tidak mengerti mengapa Gasta tiba-tiba datang dan langsung mengajaknya bermain futsal. Sebenarnya Rizal tidak peduli dengan apa yang akan dilakukan Gasta jika ia tidak mau menuruti permintaannya. Namun saat itu ada rasa kekhawatiran jika ia tidak mau menerima tantangannya.

"Dasar sinting!" umpat Rizal seraya terkekeh pelan.

***

Sebelum menuju lapangan, Rizal meminta Rhesa untuk membawakan sebotol air mineral serta menyuruh Rhesa untuk menonton dirinya bertanding dengan Gasta. Kedua orang itu nampak sedang berdiskusi di depan pintu.

"Kenapa gue?" tanya Rhesa.

"Lo bilang bakal ngelakuin apa aja buat dapetin komik itu?" timpal Rizal.

Detakan ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang