20. Dive

247 26 1
                                    

Tidak apa-apa jika sesekali ingin menjadi egois, karena kita hidup untuk menyenangkan diri sendiri bukan orang lain.

Sore itu setelah bel pulang berakhir, Adnan menyuruh anak-anak didiknya termasuk Rizal menemuinya di kolam renang untuk melakukan seleksi sebelum hari perlombaan dimulai. Rhesa terus memaksa Rizal untuk ikut bersamanya meski Rizal sudah melarangnya, ia tidak mau Rhesa merasa bosan karena hanya duduk sendirian menonton Rizal yang sedang latihan bersama beberapa siswa lainnya yang juga mengikuti seleksi. Adnan sedang melakukan pemilihan anggota untuk turnamen antarsekolah bulan depan. Benar saja Rhesa mulai merasa bosan karena hanya menonton.

"Rizal!! Lo lambat kaya kura-kura!!" teriak Rhesa mencari perhatian Rizal untuk mengatasi kebosanannya.

"Gue ceburin baru tau, ya!!" balas Rizal.

"Ceburin aja kalo berani!" tantang Rhesa masih berteriak.

Mendengar tantangan yang Rhesa katakan membuat Rizal keluar dari kolam, benar saja jika ia berjalan mendekati Rhesa. Saat Rizal mendekat, Rhesa berusaha untuk menghindar, namun Rizal tetap saja bisa menangkap Rhesa. Sambil tertawa, Rhesa meminta Rizal untuk melepaskan dirinya namun Rizal malah semakin mengangkat Rhesa yang hendak menceburkannya di kolam renang.

"Please! Gue gak bisa berenang!" seru Rhesa.

Dan akhirnya Rizal menurunkan tubuh Rhesa sebelummya tadi akan diceburkan ke kolam renang. Rhesa tentu saja kesal dengan Rizal karena laki-laki itu memang benar-benar akan menceburkan dirinya. karena kesal, Rhesa memukul-mukul lengan Rizal.

"Takut kan? Kaya kepiting lo gak bisa renang?" tanya Rizal tersenyum meledek.

"Ih! Awas lo ya!"

"Mau ceburin lagi!!" seru Rizal.

"Eh!! Enggak-enggak!" sergah Rhesa begitu saja.

"Yaudah, gue mau ganti baju dulu. Lo tunggu disini, kita pulang bareng." kata Rizal.

Rizal kemudian pergi menuju ruang ganti untuk mengganti pakaiannya. Sembari menunggu Rizal kembali, Rhesa mendudukan dirinya kembali di tribun. pintu masuk tiba-tiba terbuka dengan kasarnya membuat Rhesa terkejut, terlebih saat yang datang adalah Hera dan Maura yang berjalan mendekat. Raut wajah Hera saat itu terlihat marah dan membuat Rhesa langsung berdiri dari duduknya.

"Rhesa! Lo jahat banget ya ternyata!" pekik Hera segera.

Rhesa tau jika Hera marah karena kini dirinya yang menjadi buah bibir satu sekolah karena ulahnya sendiri menyembunyikan ponsel di tas milik Rhesa.

"Kenapa? Bukannya ini kesalahan lo sendiri?" tanya Rhena.

"Lo juga yang buat gue ngelakuin ini! Lo itu bukan cuma cupu ya, tapi lo juga cepu!"

"Oh ya? Terus lo apa? Penindas? Penggertak?" balas Rhesa tidak kalah savage.

Hera tentu ternganga dengan kata yang keluar dari mulut Rhesa.
"Udah berani sekarang lo, ya?!" sembur Hera.

Detakan ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang