19. They Keep Talking

255 29 1
                                    


Saat ada luka yang tidak bisa dikatakan. Maka air mata akan mengungkapkannya.

Pagi itu baru saja Rizal tiba di depan sekolah, ia sedang melambaikan tangannya pada sepupunya bernama Gilang yang menghantarkannya untuk sekolah dengan mobilnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi itu baru saja Rizal tiba di depan sekolah, ia sedang melambaikan tangannya pada sepupunya bernama Gilang yang menghantarkannya untuk sekolah dengan mobilnya. Gilang lantas melajukan mobilnya meninggalkan gerbang SMA Janitra. Setelah Gilang lenyap dari pengelihatannya, barulah Rizal berbalik memasuki sekolah. Sejak kemarin ia dikelilingi rasa cemas karena tidak mendapat kabar apapun dari Rhesa, ia hanya berharap gadis itu baik-baik saja.

Rizal mempercepat langkah kakinya menuju kelas untuk memastikan Rhesa berangkat sekolah. Rizal akhirnya menghela napas lega saat melihat Rhesa berjalan di depannya. Ia pun semakin mempercepat langkah kakinya untuk segera menghampiri Rhesa. Namun belum saja Rizal sempat mendekat, di depan Rhesa ada Liza yang dengan sengaja menabrakan tubuhnya agar menghantam Rhesa hingga terjatuh.

Tanpa mengatakan kata maaf, Liza berlalu begitu saja meninggalkan Rhesa yang tersungkur di lantai dan membuat berapa isi tasnya keluar. Liza bahkan sempat melayangkan tatapan sinis begitu berpapasan dengan Rizal.

Melihat Rhesa yang terjatuh sambil memunguti barang-barangnya, Rizal segera berlari mendekat dan membantu Rhesa mengambil isi tas yang berserakan tadi. Saat sedang memungut barang-barang Rhesa yang terjatuh tadi, Rizal menemukan sebuah kantong transparan yang di dalamnya terdapat obat-obatan yang begitu banyak.

"Sa, ini obat apa?" tanya Rizal memegang kantong itu.

Segera Rhesa mengambil kantong obat dari tangan Rizal dan memasukannya kembali ke dalam tas.
"B-bukan. Ini bukan obat apa-apa." sergah Rhesa begitu saja.

Rizal dibuat bingung dengan kantong berisi obat-obatan itu. Rhesa juga nampaknya menghindar ketika ditanyai.

"Kemarin kemana?" tanya Rizal.

Gadis itu terdiam sejenak sebelum menjawab pertanyaan Rizal tadi. Ia pikir mengatakan hal yang sejujurnya pada Rizal bukan ide baik, apalagi dari saat Liza mengunci Rhesa di kamar mandi sampai ia dikejar-kejar anak motor bersama Gasta.

"I-zin pulang. Ibu ngajak ke rumah nenek soalnya. Jadi disuruh pulang lebih cepat." kilah Rhesa.

Rizal akhirnya dapat bernapas lega. Ia percaya dengan balasan Rhesa.

"Gue nungguin. Takutnya kenapa-kenapa." tandas Rizal.

Keduanya lantas masuk ke dalam kelasnya untuk mengikuti pelajaran seperti biasanya. Hingga bel jam pertama dimulai, saat itu Ilham yang sedang mengajar memberikan materi kepada para anak didiknya.

Jujur saja selama pelajaran berlangsung Rhesa tidak bisa fokus karena ucapan Mina yang mengatakan akan datang ke sekolah mengambil data Rhesa untuk mengurusi kepindahannya nanti terus berdengung di kepalanya. Ketika Ilham duduk di kursi guru setelah menjelaskan materi tadi, salah satu siswa yang bernama Riko bangkit dari duduknya. Berdirinya Riko seketika menjadi pusat perhatian seluruh teman sekelasnya.

Detakan ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang