"Aku yang banyak menelan kenyataan pahit hanya mengharapkan masa depan indah menanti, bahkan sampai di ujung malam terakhir mimpiku. Dimanapun aku berada, jantungku berdetak karenamu."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Perlahan Rhesa membuka matanya, cahaya silau yang menembus lewat kaca jendela seperti sedang menyapanya ketika bangun. Perasaanya sangat beda, biasanya setiap bangun ia selalu merasakan nyeri bagian dalam dada. Namun rasanya tidak lagi, hanya ada rasa denyutan di kulit dadanya saja. Perasaan aneh juga dirasakannya, detakannya seperti berbeda dari sebelumnya.
Rhesa menatap layar monitor. Gerakan vertikalnya bergerak sangat stabil. Bagaimana bisa? Bukankah terakhir kali jatungnya mengalami kebocoran hari itu? Mencoba mengingat kembali saat terakhir kali ia berada dan lakukan sebelum berada di ranjang rumah sakit. Ia ingat jika terakhir memang ia sedang berada di sekolah sebelum akhirnya pingsan sendirian di dalam kelas, kemudian terbangun di atas ranjang rumah sakit yang semuanya bernuansa putih.
Menolehkan pandanganya ke segala arah, ia mendapati Haris-dokter spesialis jantung-sedang berkutik membereskan peralatan bedah di atas nakas. Pemuda berusia 25 tahun itu menginterupsi suara leguhan dari Rhesa, segera ia bergegas berdiri di samping brankar.
"Rhes?! Alhamdulillah... Akhirnya siuman." puji Haris senang.
"Aku kenapa lagi, dok?" tanya Rhesa.
Sebelum menjawab, Haris menarik kursinya dan mendaratkan pantatnya di sana. "Biasa. Kontraksi lagi. Tapi sekarang udah gak papa. Bahkan sekarang kamu udah sembuh." jelasnya.
"Yang bener?!" pekik Rhesa langsung memposisikan dirinya duduk.
Ia meraih kedua bahu Rhesa dan membaringkannya lagi di sana. Mengingat 48 jam yang lalu operasi berjalan lancar, jadi pasien tidak boleh banyak gerak. Takut jahitannya terbuka. Kita tidak ingin orang yang baru sembuh kembali sakit,'kan?
Pintunya kamar terbuka dan menampakan Mina yang tersenyum ceria saat melihat putri sulungnya terbangun. Wanita paruh baya itu lantas berjalan mendekati Rhesa dan langsung memeluknya, ia benar-benar merindukan putrinya yang sudah setengah bulan koma. Bahkan pernah sempat berpikir ia tidak bisa melihat anaknya lagi.
"Rhesa... Syukurlah kamu udah bangun. Ibu rindu banget!!." ucap Mina yang dibalas senyuman oleh Rhesa. "Gimana perasaan kamu?" tanya Mina.
"Lebih baik dari biasanya, Bu." balas Rhesa.
Pelukan Mina lebih hangat dari biasanya dan membuat Rhesa tersenyum karena merasa nyaman.
"Hari ini kamu sudah boleh pulang. Kamu udah dinyatakan sembuh total, kamu sudah gak sakit lagi. Meskipun nanti kamu dianjurkan ke sini lagi untuk pemeriksaan. Selamat, ya." Haris menginterupsi.