22. Hidden Secret

270 26 3
                                    

Aku tidak benar-benar menjadi dewasa. Bahkan sekalipun keadaan terus menekanku

Sore itu Rizal sedang berjalan kaki setelah menemui Amara, jalanan yang sepi membuatnya lebih tenang dengan semilir angin sore yang melintasi kulitnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sore itu Rizal sedang berjalan kaki setelah menemui Amara, jalanan yang sepi membuatnya lebih tenang dengan semilir angin sore yang melintasi kulitnya. Selama berjalan ia terus teringat akan ucapan Amara tentang cinta. Rasa sedih juga pasti ada ketika merenungi arti cinta sebenarnya, terlebih ketika ia melihat seorang anak kecil yang sedang bermain bola dengan kedua orang tuanya di lapangan, Rizal benar-benar iri dibuatnya.

Sejak kecil Niata dan Hendra memang pernah memanjakan Rizal dengan memberikan semua kasih sayangnya, namun Entah mengapa tiba-tiba Niata menjadi sosok ibu yang galak dan Hendra menjadi orang yang dingin. Mengetahui perubahan sifat dari kedua orang tuanya tentu membuat Rizal kaget. Rizal sudah tumbuh menjadi anak yang haus kasih sayang orang tuanya, ia sangat merindukan keluarga harmonis seperti dulu.

Ketika menginjak usia dewasa, ia iri melihat anak kecil yang tertawa di depannya bersama orang tuanya. Rasanya ingin kembali ke masa lalu dan merasakan kembali cinta yang diberikan oleh kedua orang tuanya, tapi ia tidak mau kembali dirawat di tempat mengerikan itu. Melihat anak kecil yang hanya membuatnya iri, Rizal lantas pergi meninggalkan lapangan.

Ketika hendak hendak meninggalkan tempat itu, dirinya mendapati seorang gadis rambut sebahu dengan almamater sama dengannya sedang berjalan sendirian di depannya. Ia seketika tersenyum lebar mengetahui gadis itu adalah Rhesa.

"Rhesa!" panggil Rizal.

Merasa namanya dipanggil, Rhesa menghentikan langkah kakinya dan menoleh ke belakang untuk melihat siapa yang memanggil namanya, ia mendapati Rizal berlari mendekat ke arahnya.

"Rhesa, kok baru pulang?" tanya Rizal begitu berada di depan Rhesa.

"Tadi habis makan sama Maura. Lo sendiri juga kenapa baru pulang?" Rhesa menanya balik.

"Kenapa sama Maura?" tanya Rizal.

"Emang apa salahnya? Maura baik kok."

"Baik apaan, dia jahat. Inget yang mereka lakuin dulu."

"Rizal, jangan lihat kesalahan masa lalu sesorang ketika mereka mencoba berbuat baik. Lagian kasian sama Maura yang gak punya temen.," ujar Rhesa.

"Yaudahlah, terserah. Tapi kalo Maura macem-macem bilang, ya." dengus Rizal terlihat kesal.

"Kenapa? Mau apain dia?" tanya Rhesa.

Sebelum menjawab, Rizal mendekatkan wajahnya di telinga Rhesa hendak membisikan sesuatu.

"Mau gue pacarin dia." bisik Rizal di telinga Rhesa.

Mendengar hal itu, Rhesa seketika menyatukan kedua alisnya seperti tidak suka mendengar kata-katanya, alhasil ia langsung mencubit perut Rizal dengan sangat keras. Sementara Rizal tertawa puas melihat raut wajah Rhesa yang terlihat kesal.

Detakan ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang