[15] Jalan yang Diambil

2.2K 290 59
                                    

Jisoo berdiri di depan lemarinya sembari bertolak pinggang. Ia berkali-kali mengeluarkan beberapa pakaiannya, ia jejerkan di atas tempat tidur, walau tak semuanya berakhir di dalam koper besar yang telah terbuka di depan tempat tidurnya. 

Di sisi kopernya, terdapat pula beberapa kantong besar berisi pakaian dan berbagai produk milik merek dagang yang mengusungnya, belum sempat ia buka. Hari ini tanggal 29 Maret. Dengan penerbangan pagi, besok Jisoo akan bertolak menuju pulau Jeju, sebelum berakhir di airport lagi pada tanggal 1 April untuk terbang menuju Paris. Jadwalnya praktis penuh hingga nyaris 3 minggu ke depan. 

suara ketukan di pintu terdengar, disusul kepala Jennie yang muncul dari balik daun pintunya. "boleh masuk?" Jennie tersenyum lebar ke arah Jisoo, lalu mengalihkan pandangan matanya pada situasi koper si perempuan yang masih belum dirapikan.

"mau aku bantu?" tanyanya lagi. Tanpa menunggu jawaban, Jennie melangkah masuk ke dalam kamar Jisoo. Langkahnya pelan, sembari jeli memandangi tiap-tiap barang dan baju yang masih bertebaran di berbagai lokasi. Ia lalu membawa dirinya sendiri menuju koper Jisoo yang terbuka. Jennie duduk persis di depannya. Tangannya mulai merapikan posisi beberapa tas kecil yang sudah mengisi ruang koper.

"eonni, aku akan merindukanmu..." tambahnya. Dengan kepergian Jisoo, malam ini adalah malam terakhir keduanya saling bertemu hingga akhir April nanti. Karena, di hari kepulangan Jisoo kembali Korea, adalah hari di mana Jennie bertolak ke Paris untuk jadwal yang sama. 

"pertanyaannya adalah, siapakah yang akan lebih kamu rindukan? aku, atau dia?" Jennie lantas mengangkat boneka Judy yang turut menjadi penghuni koper milik Jisoo. Boneka itu, adalah satu dari barang yang pertama kali Jisoo masukkan ke dalam kopernya. Jisoo kemudian menoleh, mendapati Jennie masih memandang ke arahnya, menunggu jawaban. Jennie terlihat berantisipasti tinggi. Senyum lebarnya tak pernah hilang.

"hei, masukkan! masukkan... jangan sampai tertinggal."

Jisoo beranjak cepat dari posisinya berdiri, segera menuju ke tempat di mana Jennie terduduk. Ia lantas berjongkok, kemudian mengambil boneka itu dari tangan Jennie. Jisoo membelai pelan telinga Judy dan meletakkannya kembali ke dalam koper. 

"apa katanya tentang jadwal kerjamu ke Paris?" tanya Jennie, masih dengan wajah sumringah. Jennie sangat menunggu-nunggu momen ini untuk satu hal. Jisoo tidak membuka mulut sedikitpun mengenai perjalanannya bersama Haein beberapa minggu yang lalu. 

Di hari seharusnya Jisoo kembali pulang ke apartemen mereka, tak tampak batang hidungnya sama sekali. Lisa dan Chaeyoung memastikan bahwa Jisoo memang pulang ke apartemennya sendiri hari itu. Walau sulit bagi keduanya memastikan apakah Haein juga menghabiskan malamnya di sana atau tidak. Namun, karena jadwal keempat perempuan ini yang sangat padat, serta minimnya intensitas pertemuan mereka semenjak hari itu, tak sedikitpun informasi dapat tergali. Dan, dengan bergulirnya hari, pembahasan itupun lambat laun menghilang dan mungkin nyaris terlupakan. 

Jisoo menoleh ke arah Jennie, mengerjap. Ia seakan menangkap maksud kata 'dia' dalam pertanyaan Jennie. Nyaris yakin, bahwa 'dia' yang dimaksudkan adalah Haein. Namun, Jisoo berharap masih akan ada kemungkinan 'dia' yang lain.

"Haein oppa pasti sudah tahu kamu akan pergi ke Paris, ya kan? Pasangan baru biasanya tidak mau jauh-jauh..." Jennie terkekeh, sembari dengan genit menyenggol bahu kanan Jisoo dengan bahunya.

Jisoo segera mengerucutkan bibirnya. Ia tak lagi berjongkok. Jisoo segera menjatuhkan tubuhnya dan terduduk di sisi Jennie. "stop stop stop..."  ujarnya cepat. "kamu, Lisa dan Chaeyoung harus berhenti delusional seperti ini."

Walaupun Jisoo masih belum dapat mendefinisikan 'situasi aneh' yang terus menganggunya semenjak, entah... satu bulan terakhir ini, setidaknya ia telah menetapkan hatinya bahwa ia tidak akan menerima permasalahan baru lagi sebelum situasi anehnya terselesaikan.

The Journey To TellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang