[67] Sang Artis

946 120 43
                                    

Song Yuri tidak pernah mengidolakan Jung Haein sebelumnya. Ataupun, selintas saja terpikirkan olehnya untuk menyukai sang aktor.

Bahkan, selama ia berkecimpung di dunia entertain ini, sebenarnya nama Jung Haein pun tak lagi asing untuknya. Beberapa kali Song Yuri pernah tak sengaja bertemu dengan Jung Haein di acara penghargaan tahunan, walau tidak pernah saling bertegur sapa. Keduanya pun memang belum pernah dipertemukan di satu proyek film atau drama yang sama.

Baginya, Jung Haein hanyalah sebatas sunbaenim di ranah dunia hiburan ini, dan rasa segannya atas nama besar yang telah cukup lama disandang sang aktor. Sehingga, ketika nama Song Yuri diumumkan untuk bergabung dalam film ini, ekspektasi awalnya hanya berada di batas tak sabar untuk beradu akting dengan aktor-aktor kelas atas Korea Selatan. Hanya sekedar itu.

Tak pernah diduga bahwa momen di saat secara perlahan Song Yuri mengenal sosok Jung Haein, lantas merubah sudut pandangnya, penilaiannya. Membutakan mata hatinya bahwa sang aktor sejak 3 tahun yang lalu telah berkeluarga.

Semuanya bermula di hari pertama produksi film dimulai. Suatu hari di permulaan musim panas 2029.

"Kalau tidak salah ini film drama aksi pertamamu?" Tanya Haein. Sang aktor adalah yang pertama menghampiri Song Yuri kala itu. Haein menyapanya—sebagaimana ia menyapa seluruh aktor dan artis lainnya.

Normalnya, jika sang lawan main adalah senior, tidak lazim apabila ia yang menyapa juniornya terlebih dahulu.

Tapi, tidak bagi Haein. Adalah normal baginya untuk melakukan hal seperti ini. Bahkan setelah 16 tahun debutnya berkarir sebagai aktor.

"Sudah lama saya ingin mencoba genre ini... saya sangat terhormat bisa bermain bersama banyak senior." Song Yuri menjawab dengan sangat sopan. Ekspresi terkejut dan tidak enak hatinya tercampur menjadi satu di wajah perempuan ini. Dan ia tahu, normalnya ia akan mulai bergerak melangkah mundur, membuat jarak antara dirinya dan Haein. "Saya harus banyak belajar dari sunbaenim." Tapi, hari itu Song Yuri tidak bergerak dari posisi awalnya.

Haein menggeleng-geleng cepat, "Kita bekerja bersama-sama," Ujar Haein. Dibandingkan Song Yuri, Haein tampak lebih santai, tak terbebani. "Saya juga masih harus banyak belajar. Belajar itu kan tidak selamanya spesifik harus dengan yang lebih senior."

"Saya tidak tahu apakah sunbaenim dapat belajar sesuatu dari saya." Tangan Song Yuri tertaut merapat di depan tubuhnya. Jarak di antara keduanya tampak tak berubah.

Haein tertawa lepas, "kita akan bekerja bersama-sama selama setengah tahun ini. Mustahil saya tidak bisa belajar—setidaknya satu saja, dari para lawan main saya. Termasuk kamu."

Song Yuri tidak berkata-kata. Kepalanya sibuk memikirkan apakah dirinya selama ini pernah bertemu dengan senior lainnya yang juga mengatakan hal sama persis dengan apa yang dikatakan Haein. Sepertinya, tidak ada.

Mendapati dirinya disapa terlebih dahulu oleh seorang Jung Haein bahkan adalah sesuatu yang berada di luar kebiasaan lingkungan ini.

"Akan ada banyak adegan bertarung..." Song Yuri membuka suara kembali. "Saya serius berpikir untuk banyak berkonsultasi dengan sunbaenim." Terdengar kekehan kecil darinya. Ini adalah percakapan terpanjangnya dengan Haein setelah pertemuan mereka di hari pembacaan skenario sekitar 2 bulan lalu.

"Saat baca skenarionya, terdengar menantang sekali, kan? Kita bisa memperdalam skenarionya lagi bersama-sama. Apakah ada adegan yang bisa dikembangkan, hal-hal seperti itu. Walaupun, kita sepertinya tidak punya banyak adegan bersama, datang saja pada saya kalau kamu butuh bantuan. Saya juga akan sebisa mungkin memberikan masukan." Ucap Haein panjang lebar. Ia kembali tersenyum, sebelum memutuskan untuk meninggalkan Song Yuri, dan mulai mencari lawan main lainnya untuk kembali ia sapa.

The Journey To TellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang