[60] The Lakers

2K 236 40
                                    

Ada kutipan menarik dari sebuah buku yang pernah saya baca, berjudul 'Daniel Stein, interpreter' karya Lyudmila Ulitskaya.

Si penulis, adalah seorang novelis terkenal asal Rusia, yang telah diakui secara internasional dengan raihan segudang penghargaan.

Kali ini, novel karyanya menceritakan si tokoh utama, bernama Daniel Stein, seorang pastur yang bekerja sebagai penerjemah di masa holokaus Nazi Jerman.

Yang berbeda, di sepanjang cerita, saya tidak mengenal Daniel Stein dari sudut pandang si pemeran utama, begitu pula dari sudut pandang sang penulis.

Hidup Daniel Stein diceritakan melalui 170 surat dan transkrip dari orang-orang yang berbeda. Mereka adalah yang hidupnya secara langsung bersinggungan dengan kisah si tokoh utama.

Dan, kembali pada kutipan menariknya, berasal dari salah satu surat seorang perempuan bernama Hilda. Surat itu ia tujukan kepada ibunya.

'...akan selalu tidak mudah untuk menentukan hal mana yang kamu ingin ungkapkan secara terbuka, dan hal mana yang harus kamu simpan untuk dirimu sendiri'

Hilda mengutipnya dari ucapan Daniel Stein secara langsung. Si pastur pun melanjutkan,

'...Jika seseorang telah terbiasa berpikir dengan cara tertentu, bahkan sedikit saja penyimpangan akan sangat menyakitkan untuknya. Tidak semua orang membuka dirinya terhadap ide-ide baru, untuk membuat pemahaman mereka lebih tepat dan terlengkapi. Untuk berubah'

Bagi mereka yang tidak mengenal Jung Haein, mereka akan berusaha memahami sang aktor menggunakan sudut pandang pribadi masing-masing. Bahkan, ada suatu keadaan ketika pemikiran itu terlampau menenggelamkan, menciptakan satu titik di mana mereka merasa sebagai satu-satunya individu yang paling mengerti sang aktor.

'...sedikit saja penyimpangan akan sangat menyakitkan untuknya...'

Mungkin, sama halnya seperti kisah pastur Daniel Stein, selama ini, Jung Haein yang kita kenal adalah Jung Haein yang diceritakan layaknya dari 170 surat dan transkrip dalam novel Daniel Stein, Interpreter. Kita mengenalnya dari sudut pandang orang ketiga, bukan dari sudut pandang pribadi sang aktor.

Lantas, akan ada berapa orang yang merasa terkecewakan ketika sisi paling pribadi aktor ini kemudian dibukanya kepada publik? Ataukah, akan masih ada kesempatan yang mampu merubah sudut pandang mereka kini? Agar pemahamannya menjadi lebih tepat. Lebih terlengkapi.

Sehingga, tidak seperti Lyudmila Ulitskaya, kali ini saya akan membiarkan Jung Haein menceritakan kisahnya sendiri. Kisahnya, pada satu hari di bulan-bulan terakhir tahun 2025.

"Enam minggu?"

Aku membulatkan mata lebar-lebar. Tepat dua kali aku mengucapkan dua kata yang sama,

"Enam minggu? Kamu serius?"

Aku dan Jisoo tengah menyeberangi sebuah perempatan, di tengah kota LA. LA yang berarti, tepat sekali: Los Angeles.

Ini liburan tujuh hariku bersama Jisoo. Bukan liburan yang direncanakan secara tiba-tiba. Aku dan Jisoo sudah menentukannya semenjak dua bulan yang lalu. Sebenarnya, aku yang pertama kali memulai ide ini. Tahun 2025, dan liburan terakhir kita hanyalah perjalanan satu hari ke Dasan? Bukankah sudah seharusnya kita kembali merencanakan pergi ke lokasi yang berbeda. Berjarak lebih jauh, dan dalam waktu yang lebih lama.

Liburan bersama, jujur, rasanya seperti melepas kepenatan. Penat dari pekerjaan yang tak berakhir, serta dari padatnya jadwal baruku bersama Jisoo: mengatur rencana pernikahan. Tapi, tunggu sebentar. Tolong jangan menganggap kata 'penat' sebagai sesuatu yang negatif. Bukan berarti aku tidak menginginkan semua ini. Lagipula, normal bagi manusia untuk merasakan satu rasa itu. Penat.

The Journey To TellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang