[41] Pemeran Utama

1.8K 202 55
                                    

Entah penyesalan terbesar apa yang dirasakan oleh Kim Taeho pada saat ini. Apakah keputusannya untuk bergabung bersama agensi yang kini menaunginya, ataukah keputusannya untuk turut andil dalam rencana gila agensinya demi menaikkan pamornya di dunia entertain.

Walau, keduanya berakar kepada satu hal: semua ini terjadi karena keteledorannya. Maka dari itu, sesungguhnya ia tak perlu menyesali apapun. Semua terjadi karena kebodohannya di masa lalu. Agensi manapun yang memperkerjakannya sebagai talent, mungkin akan melakukan hal yang sama. Pada akhirnya, apapun yang dilakukan sebuah agensi adalah demi sebuah nama baik. Pundi-pundi uang mereka mengucur dari pamor dan bagaimana pangsa pasar menilai mereka.

Hanya saja, agensi Kim Taeho memang mengambil jalur cukup menukik dalam rangka memenangkan rencananya.

24 jam setelah skandal rekaan antara dirinya dan Jisoo tersebar dan menjadi makanan publik, Kim Taeho dilarang agensinya untuk muncul di dunia maya ataupun di area publik. Ia tak diperbolehkan mencari kata kunci apapun yang menjurus ke arah dirinya, Jisoo atau apapun yang menyertainya. Tim yang menaunginya pun dengan cepat merubah sandi seluruh media sosialnya, agar Kim Taeho tak punya sedikitpun akses. Tetap di apartemenmu, kami yang akan menyelesaikannya.

Takdir Kim Taeho bagaikan kapal tak bertuan mengambang di samudera luas, dan agensinya adalah si nahkoda baru yang mengambil alih.

Di hari berikutnya, siang hari, masih berada di dalam kungkungan apartemen, Kim Taeho berjalan kalut di ruang tengahnya. Kedua tangannya berada pinggang. Wajahnya menyiratkan amarah. Tak jauh di depannya, berdiri si manajer muda. Ia adalah si manajer yang umurnya hanya terpaut beberapa bulan saja dengan Kim Taeho.

"aku harus memastikan kamu tidak keluar apartemen sama sekali." ujar si manajer muda seraya memandangi Kim Taeho yang tampak akan meledak kapan saja.

Masih berjalan ke sana kemari dalam satu pola yang sama, Kim Taeho mulai mengepalkan tangannya. Ia seakan tak bisa lagi menahan dirinya untuk melayangkan satu tinjunya.

"aku tahu. Aku tahu kalian pasti akan melakukan hal ini." ucapnya dengan suara berat. Ia lalu mengalihkan pandangannya kepada sang manajer, "bagian mana yang kalian tidak mengerti dari kalimat 'jangan ganggu Jisoo' dan 'biarkan aku saja yang melakukannya sendiri', hah?!" intonasi suaranya meninggi. Ia terang-terangan membentak sang manajer.

"kamu tahu aku tidak bisa berbuat banyak. Manajer kepala dan manajemen yang mengatur semuanya. Dan... aku dengar mereka berencana mengeluarkan klarifikasi malam ini. Klarifikasi resmi dari agensi." si manajer membela diri. Sebagai manajer termuda, sesungguhnya ia memang tak memiliki kekuatan apapun di dalam tim.

Kim Taeho mendengus dengan cepat, "klarifikasi? Klarifikasi apa? Mereka mengklarifikasi skandal yang mereka buat sendiri? Tidakkah itu konyol?" nada suaranya belumlah lagi menurun.

Laki-laki ini lalu menarik napas dalam, "hyung, aku berusaha keras untuk memperbaiki citraku di mata Jisoo. Dengan terang-terangan Jisoo selalu menatapku dengan sorot mata penuh ketakutan. Dia selalu merasa waspada setiap aku berada di dekatnya. Aku," ia menghentikan kalimatnya. Tatapannya lurus-lurus ia lemparkan, menusuk ke sepasang mata sang manajer muda, "baru saja membuat keadaan jauh lebih baik. Untuk pertama kalinya aku merasa Jisoo mulai menatapku sebagaimana mestinya tanpa sedikitpun kecurigaan. Tapi, apa yang sekarang kalian lakukan?!"

"manajemen tidak punya pilihan lain." dijawabnya bentakan Kim Taeho dengan jujur. "Jisoo adalah pion terakhir kita. Jika agensi tidak mengeluarkan foto itu segera, pihak lain mungkin akan segera menyalip."

"apa maksud hyung?" Kim Taeho menghentikan langkahnya. Ia kembali menoleh ke arah manajernya. Sorot matanya masih sama tajamnya.

"agensi mendapati aktor Jung Haein mendatangi kediaman keluarga Jisoo minggu lalu."

The Journey To TellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang