"Alesan apa lagi sih?" Gadis yang sekarang sedang membelakanginya itu bertanya, untuk kesekian kalinya. Ahn Yujin, yang sedang berdiri di belakang gadis itu hanya menunduk. Baru lah disaat itu Kim Minju berbalik, menatap adik kelas---sekaligus pacarnya itu dengan nanar."Iya, ya udah, aku salah. Maafin aku, Ju."
"Terus lain kali kamu bakal boongin aku gitu? Jin, soal Wonyoung aku sebenernya emang nggak pernah suka. Tapi aku pahamin, karena dia emang sahabat kamu. Tapi Yuri? Dia bahkan bukan temen dekat kamu."
"Tapi itu salah paham, sumpah. Waktu itu emang rencananya aku mau ke toko buku itu, eh terus ketemu kak Yuri disana. Aku nggak bohong, Ju."
"Sampe pegangan tangan?" Tanyanya ketus. Yujin mengusap mukanya kasar. "Keliatan dari jauh emang mungkin gitu. Tapi waktu itu aku lagi nunjuk sesuatu di buku yang dia pegang." Gadis itu tak terima terus dituduh, walapun memang kenyataan ia tak salah. Dan Minju, yang memang waktu itu tak sengaja melihat mereka hanya salah paham saja. Tak mungkin Yujin selingkuh dengan Yuri, teman sekelas Minju---sementara disaat itu Yena sedang menyukai Yuri.
"Udah lah Jin. Kita putus aja ya? Lagian aku udah kelas 12 ini, mau fokus belajar. Lagian, kalo kita terusin nanti pas aku lulus juga putus." Sejujurnya, hati Yujin sakit sekali mendengar perkataan gadis itu. Berarti Minju sudah mengira-ngira kapan putusnya mereka?
Yujin menunduk, masih mengepalkan kedua tangannya. Ia sedikit tak menyangka hubungan mereka akan berakhir, begitu saja. Bahkan hanya karena salah paham yang tak Yujin lakukan.
"Ya udah, terserah kamu aja. Kita udahan aja." Emosinya waktu itu membuatnya langsung menyetujui ajakan Minju. Walaupun biasanya, semua orang tahu bagaimana bucinnya Yujin kepada Minju. Tapi hari itu, adalah terakhir kalinya mereka berbicara. Tentu saja Yujin menyesal. Ia tahu itu. Ia masih sayang kepada Minju, namun tak bisa mempertahankan gadis itu. Dan sampai sekarang, Ahn Yujin belum menjelaskan kepada Minju sama sekali tentang Yuri, dan tentang Yena yang menyukainya.
Yujin yang sedang berdiri di gerbang sekolah sendiri jadi teringat memori putus mereka waktu itu. Apalagi, karena kini ia sedang melihat mantannya yang sedang mengobrol dengan temannya, tak jauh dari tempat ia berdiri sekarang. Jujur, kangen sih hahaha.
"Ngeliatin siapa sih?" Tiba-tiba saja Yena datang, dengan sedikit berteriak di telinganya. Tentu saja membuatnya terkejut, dan seketika mengusap telinganya. "Berisik anjing!" Umpatnya. Yena hanya tertawa dibuatnya, lalu melirik ke depan. "Oh...ada mantan ternyata."
"Bacot lo bek."
"Idih, sensi amat. Tuh, udah ditunggu adek kesayangan lo." Yena menunjuk ke arah belakang Yujin, melihat Wonyoung yang sedang berjalan menghampiri mereka.
"Hai kak." Sapa Wonyoung, kepada Yena juga. "Iya Won." Balas Yena, tersenyum kecil. Yujin lalu menatap sahabatnya itu sebentar. "Yang lain udah balik?" Tanyanya, melihat-lihat sekeliling.
"Udeh, tapi entar malem ke rumah Chaewon ya anjir. Bocahnya mau traktir pizza lagi."
"Anjir, mantap tuan muda. Ya udah, kabarin aja entar ya." Yena mengacungkan jempol, lalu pamit setelahnya.
Yujin kini menatap Wonyoung yang sudah berada di depannya, tersenyum kecil. "Kenapa? Mau ikut juga lo?" Ledeknya, tentunya dibalas gelengan oleh adik kelasnya itu. "Pengen pizza-nya aja." Ucapnya, terkekeh kecil.
"Ya elah, gimana sih. Entar gue bawain deh ke rumah lo. Tapi ada syaratnya!" Balas Yujin, terdengar excited. Wonyoung jadi bingung sendiri mendengarnya. "Apaan?" Tanya gadis itu, terdengar biasa saja. Yujin tersenyum manis setelahnya. "Cium dulu." Yujin menunjuk -nunjuk pipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
you belong with me ; annyeongz
RomanceBagi Wonyoung, Ahn Yujin adalah segalanya. Kakak kelas, sekaligus sahabatnya itu mempunyai tempat tersendiri di hatinya. Dari mereka SD, sampai sekarang SMA, Yujin tak pernah lepas dari bayangnya. Begitu pula dengan Yujin. Baginya, Wonyoung adalah a...