"Hai, sayang." Wonyoung menoleh terkejut, begitu mendengar Yujin memanggilnya dengan panggilan itu, tepat di depan pintu rumahnya. Pagi ini, Yujin yang sudah mulai bisa berjalan tanpa tongkat menjemputnya untuk berangkat bersama."N-ngomong apa lo, tadi?" Wonyoung bertanya merasa sedikit panik, mengintip ke arah dalam, untungnya tak melihat kehadiran mamanya.
"Manggil pacar gue doang, kok." Yujin tersenyum lebar, seperti biasa. Ia juga ikut melihat ke arah dalam pintu.
"Emang mama gak tau kita pacaran?" Tanya Yujin, begitu melihat Wonyoung menutup pintu rumahnya. Gadis yang lebih muda itu menghampirinya, sembari menggeleng.
"Belum. Bukannnya lo mau backstreet?" Tanya Wonyoung lagi, mengundang tatapan heran dari Yujin.
"Hah? Kapan gue bilang gitu?"
"Ya kirain, karena lo masih belum ngasih tau temen-temen lo kita pacaran, pengennya backstreet aja." Yujin tersenyum gemas mendengarnya. Gadis itu meraih tangan Wonyoung, menggegamnya sembari berjalan.
"Mau lo bilang sama mama atau nggak, itu terserah lo aja. Gue cuma pengen mereka tau sendiri aja, biarin, biar mereka kaget kalo tau kita ternyata udah pacaran diem-diem." Jawab Yujin.
"Emang bunda udah tau kak?"
"Belum. Tapi semalem waktu kita telfonan, gue ketauan tau, haha."
"Terus?"
"Ya bunda sih gak nanya, cuma mungkin udah duga-duga gue lagi masa pendekatan sama orang kali ya." Wonyoung tertawa mendengar Yujin.
"Bunda kepo, deh."
"Ya, biasa deh. Kayaknya gue kalo telfonan harus ke balkon dulu, biar gak nguping bundanya."
"Kak."
"Kenapa?"
"Itu..." Wonyoung terdengar sedikit ragu-ragu, membuat Yujin jadi penasaran sendiri. Masih sambil berjalan, ia melirik Wonyoung.
"Kenapa sih? Ngomong aja, Won."
"Kita...manggilnya, gak aku-kamu aja?" Tanya Wonyoung, dengan suara super pelan. Yujin sedikit terkejut mendengarnya, lalu terkekeh. Sungguh, Wonyoung terlihat malu-malu sekarang. Pipinya memanas.
"Duh, lo gemes banget deh. Kita kan baru aja seminggu pacaran, Nyong. Maaf ya, gue belum kebiasa manggil aku-kamu, soalnya kan biasanya pake gue-lo waktu sahabatan." Yujin mengacak pelan rambut Wonyoung dengan tangan kanannya.
"Lagian, nama panggilan kan gak ngaruhin perasaan gue ke lo." Kata-kata Yujin bikin Wonyoung baper lagi, tapi gadis itu tetep masang wajah datar. Dilepasnya tangannya dari genggaman Yujin.
"Ya tapi kan...gak romantis aja gitu, kak. Sekarang kita kan udah pacaran, bukan sahabatan lagi." Ujar Wonyoung, tak melihat ke arah Yujin. Yujin tersenyum manis melihatnya. Rasanya masih tak percaya statusnya dengan Wonyoung sudah berubah. Padahal 5 tahun yang lalu, Yujin ingat dengan jelas bagaimana ia sebegitu ilfeel-nya dengan Wonyoung yang terus mengikutinya sewaktu SD. Dan tiba-tiba aja dari sahabatan eh tau-tau pacaran.
"Iya-iya, aku coba dulu deh ya...biar romantis." Yujin tersenyum, kembali mengenggam tangan kanan Wonyoung. Yujin bisa melihat gadis itu salah tingkah, sembari mengalihkan pandangannya.
"Apa deh...kak. Mending jalannya cepetan, nanti telat!" Protes Wonyoung, merasa malu. Yujin tertawa kecil mendengarnya. Jantungnya berdebar cepat rasanya. Ia mengeratkan genggamannya.
"Iya siap, sayang."
Mau pingsan aja rasanya Wonyoung dipanggil sayang sama pacarnya. Asli, meleyot.
•. •. •
KAMU SEDANG MEMBACA
you belong with me ; annyeongz
RomanceBagi Wonyoung, Ahn Yujin adalah segalanya. Kakak kelas, sekaligus sahabatnya itu mempunyai tempat tersendiri di hatinya. Dari mereka SD, sampai sekarang SMA, Yujin tak pernah lepas dari bayangnya. Begitu pula dengan Yujin. Baginya, Wonyoung adalah a...