Perasaan ini, rasanya baru pertama kali Yujin rasakan. Ia menatap Wonyoung yang sedang tidur di depannya, atau mungkin belum tidur, Yujin tak tahu pasti. Ia belum pernah sedekat ini dengan Wonyoung, sampai mereka berpelukan---atau istilah cuddle sampai tertidur. Yujin mungkin memang bukan tipikal orang yang menyukai physical touch dengan teman atau pun sahabatnya. Ia lebih menunjukkannya lewat tindakan. Ia lebih suka membelikan makanan, memberi hadiah dan segala macam.Kalau bukan karena Wonyoung yang memintanya memeluknya, karena gadis itu sungguh ketakutan, setelah beberapa menit lalu mereka mendengar sesuatu jatuh di lantai bawah, menimbulkan suara yang sangat keras---sampai-sampai membuat mereka berlari kencang ke kamar Wonyoung di lantai atas. Yujin bahkan belum sempat menyalakan lampu di bawah yang memang dimatikan sejak tadi sore.
Untuk pertama kalinya, Yujin memeluk Wonyoung sampai gadis itu tertidur. Wajar bukan kalau ia merasakan sesuatu yang aneh saat melakukannya? Ia bukan tipikal orang yang dengan mudah memberi physical touch-nya kecuali kepada orang yang ia sukai. Tapi ini Wonyoung, dan Wonyoung berbeda. Sikapnya kepada Wonyoung tentu beda dibanding kepada Yena dan yang lain. Ia lebih suka bersikap lembut kepada Wonyoung, walaupun ia juga sangat senang menjahilinya.
Yujin menatap lekat wajah Wonyoung yang sedang tertidur. Wonyoung itu cantik, dan Yujin mengakui itu. Yujin menyukai matanya, Yujin juga menyukai tahi lalat kecil di pipi kanan dan di dekat bibir kiri gadis itu. Baginya, tahi lalat Wonyoung sungguh membuatnya manis. Terkadang Yujin heran, mengapa ia bisa tak menyukai gadis di depannya ini? Sejujurnya apa yang kurang dari Wonyoung?
Yujin sangat kaget ketika Wonyoung tiba-tiba membuka matanya, lalu menatapnya Yujin dalam.
"Tidur kak, jangan takut." Ucapnya pelan, lalu menenggelamkan wajahnya pada caruk leher Yujin. Yujin mengelus pelan punggung Wonyoung, kemudian menepuk kecil kepala gadis itu, seperti biasa.
Yujin tak akan pernah lupa itu. Suara manisnya, tatapan Wonyoung, dan juga pelukannya. Untuk pertama kalinya, rasanya jantungnya sedikit berdebar karena situasi itu.
Apa itu? Mengapa ia tiba-tiba merasakan perasaan itu? Mengapa rasanya ia jadi tak tenang dalam tidurnya? Ia tak bisa tidur, terlebih lagi ada Wonyoung yang memeluknya erat, di bawah selimut yang mereka pakai. Apakah ini karena untuk pertama kalinya posisi mereka sedekat itu? Yujin tak tahu apa yang ia pikirkan, sampai akhirnya tertidur, dengan hidungnya yang menempel pada rambut Wonyoung. Ia bahkan sudah tak merasa takut lagi.
Wonyoung membuka matanya perlahan. Dilihat dari teriknya, sepertinya ini sudah pagi. Ketika ia membuka matanya lebih lebar lagi, pemandangan yang ia lihat justru leher Yujin. Jantung Wonyoung berdetak sangat cepat. Ia baru menyadari posisi tidur mereka semalam, Yujin yang memeluknya sampai tidur. Bahkan, posisinya masih sama sampai sekarang.
Oh My God.
Ini yang pertama kalinya dalam 5 tahun. Yujin, gadis yang sangat membenci skinship itu memeluknya semalaman? As in berarti mereka sudah cuddle semalaman? Wonyoung ingat semalam ia berdebar begitu kencang karena Yujin memeluknya sampai tak bisa tidur. Tapi kelamaan, rasanya nyaman sekali sampai ia tertidur lelap.
Wonyoung perlahan melepaskan tangan besar Yujin yang melingkarinya, lalu berdiri dari kasurnya. Yah, pengennya sih lebih lama, tapi Wonyoung kebelet pipis banget. Ia pun pergi ke kamar mandi di lantai atas.
Tak lama, ia berniat pergi ke bawah, lalu melihat Yujin yang sudah ada di lantai bawah, sedang memainkan ponselnya. Hanya melihatnya saja membuat jantung Wonyoung dag dig dug kencang. Apakah Yujin akan mengingat tentang semalam?
Yujin yang mendengar langkah kaki dari tangga lalu mendongak, mendapati Wonyoung yang sedang turun menghampirinya.
"Eh, udah bangun lo." Sapanya, tersenyum. Duh, pagi-pagi udah senyum aja. Bikin ambyar.
KAMU SEDANG MEMBACA
you belong with me ; annyeongz
RomanceBagi Wonyoung, Ahn Yujin adalah segalanya. Kakak kelas, sekaligus sahabatnya itu mempunyai tempat tersendiri di hatinya. Dari mereka SD, sampai sekarang SMA, Yujin tak pernah lepas dari bayangnya. Begitu pula dengan Yujin. Baginya, Wonyoung adalah a...