"Eh Jin? Udah nyampe?" Minju tersenyum senang, begitu membuka pintu rumahnya, mendapati Yujin yang tengah berdiri di luar, masih memakai jaketnya. Minju berjinjit sedikit, mencium pipi kanan Yujin. Gerakan itu membuat Yujin tersenyum kecil, lalu mengikuti Minju masuk ke dalam rumah."Di rumah gak ada orang?" Tanya Yujin, melihat rumah Minju yang sepi. Gadis yang lebih tua itu menggeleng. "Gak ada, mama papaku lagi pergi. Makanya pas kamu mau ke rumah aku seneng, ada yang nemenin hehe." Minju tersenyum manis ke arah Yujin. Sementara Yujin ikut duduk di samping Minju, yang terlihat sedang mengerjakan tugas di laptopnya.
"Lagi ngerjain apa?" Tanya Yujin, mengintip sedikit.
"Biasalah, disuruh bikin ppt bahasa, mau dipresentasiin senin besok." Minju menyederkan kepalanya pada bahu Yujin, matanya masih terpaku pada laptop.
"Kamu tumben kesini? Kenapa, kangen?" Ledek Minju, yang hanya dibalas kekehan kecil oleh Yujin.
"That's right, tapi ada yang mau aku omongin lagi, kak."
"Ju, aja please. I like it better."
"Iya, Minju... ada yang mau aku omongin." Yujin menatap serius Minju, membuat kakak kelasnya itu tersenyum simpul, mengelus pelan pipi Yujin.
"Kenapa sih...? Kayaknya serius banget?" Tanya Minju, ikut duduk menghadap Yujin. Posisi mereka kini saling berhadapan, dengan punggung yang bersender pada sofa Minju. Keduanya duduk di karpet bawah.
Yujin mengenggam kedua tangan Minju tiba-tiba, menatap lekat kedua manik gadis itu. Jantungnya serasa berdebar lagi jika mengingatnya. Minju juga berdebar, sekaligus bingung.
"Ju..." Panggil Yujin serius.
"Iyaa?"
"Aku pengen serius ngejalaninnya. Ngejalanin ini dengan sebuah hubungan. Kamu...mau gak, jadi pacar aku?" Minju sudah menebak apa yang akan dikatakan Yujin untuk kesekian kalinya. Terkadang ia heran, apa Yujin tidak takut mereka akan berpisah lagi, untuk kedua kalinya? Minju paling takut itu terjadi, apalagi dengan alasan yang tak masuk akal seperti kemarin.
"Jin...kamu kan tau..."
"Sebenernya alesan kamu yang sebenernya apa sih, Ju? Kenapa kamu gak mau nyoba dulu, kita kan belum coba."
"Aku takut pisah sama kamu lagi, Jin. Kamu yang sekarang, udah cukup buat jadi temen, sahabat, ataupun pacar buat aku."
"We can try it again...dari awal, kamu sama aku. Kita balikan, ngulang semuanya lagi dari awal lagi, Ju." Ajakan Yujin kali ini terdengar berbeda untuk Minju. Terdengar seperti, terburu-buru? Atau hanya firasat Minju saja?
"Yujin..."
"Ju, aku sayang sama kamu. Don't you? Emangnya kamu gak mau nyoba lagi, kasih kesempatan sekali lagi buat hubungan kita, instead of ngejalanin hubungan yang gak jelas gini?" Yujin mengeratkan genggamannya pada tangan Minju, membuat gadis yang lebih tua itu menghela napas kecil.
"Jin...kamu kenapa? Lagi ada masalah?" Minju melihat Yujin yang menunduk, seperti sedang berpikir keras.
"Wonyo---" Ah, harusnya Yujin tidak mengucapkan hal itu. Apalagi melihat ekspresi tak mengenakkan dari Minju. Ia hampir keceplosan, hampir saja.
"Wonyoung...?"
"Ah, nggak." Yujin menggeleng pelan.
"Kamu lagi ada masalah sama Wonyoung?" Tanya Minju pelan. Yujin menggeleng cepat.
"Nggak, bukan gitu...kita lagi, agak slek aja." Jawab Yujin, masih tak menatap Minju. Jawaba Yujin yang seperti itu jujur saja malah membuat Minju sedikit curiga. Itu kah alasan dibalik sikap aneh Yujin hari ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
you belong with me ; annyeongz
RomanceBagi Wonyoung, Ahn Yujin adalah segalanya. Kakak kelas, sekaligus sahabatnya itu mempunyai tempat tersendiri di hatinya. Dari mereka SD, sampai sekarang SMA, Yujin tak pernah lepas dari bayangnya. Begitu pula dengan Yujin. Baginya, Wonyoung adalah a...