3. will always be

815 98 1
                                    


Malam itu, tepatnya jam 9 malam memang sedang hujan. Cukup deras, dari semilir angin yang Wonyoung rasakan melalui jendelanya. Ia duduk di ruang tamu, sembari menunggu kedua orangtuanya pulang. Tak ada siapapun di rumah malam ini. Liz rencananya tadi ingin mampir, tapi karena hujan tidak jadi. Wonyoung juga berpikir mungkin Yujin tidak akan datang, mengingat hujan yang cukup deras.

Ting! Teng!

Tak lama setelahnya, Wonyoung mendengar bel rumahnya berbunyi. Itu pasti orangtuanya, pikir gadis itu. Wonyoung dengan segera membuka pintu, lalu terkejut ketika melihat orang yang sedang berada di depan pintu itu. Ahn Yujin, dengan jas hujannya, membawa sesuatu yang dibungkus plastik.

"Pizza, sesuai janji." Yujin tersenyum lebar, mengangkat tentengannya.

"Loh? Jadi dateng kak? Hujan-hujan gini gue kira nggak jadi dateng." Wonyoung mempersilahkan Yujin masuk, setelah melihat gadis itu melepas jas hujannya. Astaga, Yujin sungguh nekat.

"Jadi lah, gue mah orangnya nepatin janji." Ucapnya, lalu menaruh box pizza yang sudah ia keluarkan dari plastik. Bolehkah Wonyoung merasa sedikit spesial? Bahkan mungkin jika ia menjadi Yujin ia tak akan mau berangkat kesini meski hujan. Naik motor pula.

"Nih, makan Won." Yujin duduk, menepuk kursi disampingnya. Wonyoung tersenyum kecil, lalu duduk disamping Yujin. Ia mengambil sepotong, dan rasanya sungguh lezat. Apalagi dimakan sebagai camilan.

"Mama papa mana? Kok sepi rumah lo?" Tanya Yujin, melihat-lihat sekeliling. Tumben sekali, biasanya setiap ia datang mama Wonyoung akan menyambutnya dengan hangat.

"Lagi pergi, baru tadi jalan jam 7."

"Oh...bagus dong ada gue." Yujin terkekeh kecil. Gadis itu melihat Wonyoung yang masih sibuk makan. "Suka banget ya?" Tanya Yujin, memerhatikan yang sedang Wonyoung makan. Adik kelasnya itu mengangguk cepat. "Yang ini enak banget, kejunya banyak."

"Yah, pizza mah dimana-mana sama aja. Lo aja yang rakus!" Seperti biasa, Yujin akan meledek Wonyoung, membuat gadis itu memukul lengannya pelan. "Beneran kak, rasanya beda aja gitu."

"Gue nggak tahu sih, bokapnya Chaewon yang pesen. Pizza mahal kali ya." Wonyoung mengangguk, menyetujui ucapan Yujin barusan. Memang luar biasa Chaewon si crazy rich SMA mereka.

"Kak."

"Iya?" Tanya Yujin, sedikit heran melihat Wonyoung yang sedikit memajukan kepalanya ke arah badannya.

"Abis ngerokok ya tadi?" Tepat sekali memang penciuman Wonyoung. Sepertinya saking seringnya mencium bau rokok dari Yujin, Wonyoung sampai hafal. Jujur saja, Wonyoung tak suka gadis itu merokok. Walaupun sering bohong, sebenarnya Wonyoung tahu Yujin merokok, dan minum-minum dengan teman-temannya itu.

"N-nggak, tadi itu si Chaewon. Ampe dua batang." Wonyoung menyipitkan matanya, terlihat tak percaya dengan Yujin. "Emang baunya sampe nempel gitu bisa ya?"

"Bisa lah Nyong, kan tadi ngerokoknya dalem kamar." Yujin membuat alasan, yang sepertinya sedikit membuat Wonyoung percaya. Gadis itu hanya mengangguk kecil. "Kalo mau kesini jangan ngerokok ya." Ucapnya pelan.

"Iya sayangku..." Astaga, mulut Yujin memang harus disentil. Wonyoung terus berdebar mendengarnya. Ya, walaupun ia tahu panggilan seperti itu memang biasa saja diucapkan kepada sesama teman atau pun sahabat. Tetapi tetap saja, menurutnya konteksnya berbeda. Karena ini Yujin yang bilang.

"Y-ya udah deh. Lo mau minum apa? Biar gue ambil." Wonyoung berdiri dari duduknya, lalu bergegas ke dapur.

"Susu hazelnut ada Won?" Tanya Yujin, sedikit keras.

"Ada!" Wonyoung mengambil sekotak susu hazelnut yang kebetulan baru dibeli nya kemarin. Beruntung seleranya dan Yujin hampir mirip-mirip. Ya walaupun itu memang sepetinya minuman favorit Yujin. Sementara ia hanya sebatas suka saja.

you belong with me ; annyeongzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang