Hari itu, seperti hari-hari biasanya. Malam minggu yang menyenangkan, hari ini, Liz dan Rei berencana menginap di rumah Wonyoung. Ah, kalau Wonyoung belum bercerita, akhir-akhir ini ia juga dekat dengan Rei, yang beda kelas dengannya. Tentu saja kenal melalui Liz, karena dulu Liz dan Rei satu SMP. Tadinya sih ia mau menginap di rumah Liz, tapi karena Wonyoung sendiri di rumah, lebih baik ia meminta mereka saja yang datang."Terus-terus? Lo bilang apa sama dia?" Liz tertawa kencang, masih mendengarkan Rei bercerita.
"Gue bilang, maaf kak Jihoon tapi gue punya pacar, namanya Liz." Cerita Rei membuat Liz terdiam sebentar. Sementara kini giliran Wonyoung yang tertawa.
"Anjir! Kok jadi gue?" Gadis itu menatap Rei sengit, membuat si pemilik nama terkekeh. "Nggak elah, bercanda. Gue bilangnya sih emang udah punya pacar, cuma gak bilang siapa." Jawab Rei, yang sebenarnya.
"Lagian lo kenapa gak mau sama kak Jihoon deh? Dia kan baik, supel, waketos sekolah kita. Apalagi yang kurang?" Tanya Wonyoung heran. Liz mengangguk setuju.
"Dia kan lumayan deket sama kak Yujin juga, lo bisa pake jalur orang dalem, Rei."
"Orang dalem? Siapa?" Rei bertanya bingung, ketika mendengar pernyataan Liz.
"Ini, SAHABAT-nya kak Yujin." Liz sengaja menekankan kata 'sahabat', sembari menatap Wonyoung penuh arti, yang langsung dibalas tatapan maut dari Wonyoung.
"Hah? Lo temenan deket sama kak Yujin? Yang kelas 11 ipa 3?" Tanya Rei memastikan. Wonyoung mengangguk, sembari tersenyum.
"Masa sih? Kak Yujin sama geng bebeknya yang berandal itu? Kok gue gak pernah ngeliat kalian bareng sih?"
"Gue deketnya sama kak Yujin doang, kok. Kita seringnya ketemu pas pulang sekolah, sekalian gue nebeng pulang." Jawab Wonyoung. Rei mengangguk, akhirnya, mengerti.
"Oh, gitu..."
"Kalian kenal darimana deh? Satu SMP juga apa gimana?"
"Dari SD udah satu sekolah."
"Gila, udah dari lama banget dong."
"Iya, ampe baper bahkan. Nggak deng, canda." Wonyoung bersumpah ia hampir saja mau memukul mulut Liz. Untung Rei kayaknya gak terlalu denger, soalnya Liz ngomongnya agak berbisik.
"Ya uda---"
Ting Tong!
Perkataan Wonyoung terpotong dengan bunyi bel dari rumahnya. Liz dan Rei lalu menatapnya. Siapa? Papa dan mamanya kan pergi ke luar kota.
Apa mungkin, itu Yujin?
"Bentar, gue cek dulu ya." Wonyoung bergegas berjalan ke lantai bawah, bertepatan dengan bunyi bel kedua. Gadis itu membuka pintu rumahnya. Benar saja, itu Yujin, terlihat dibopong oleh Hyewon disampingnya. Sepertinya mereka cuma datang berdua.
"Loh, kak?" Tanya Wonyoung, sedikit terkejut. Hyewon tersenyum kikuk, melapas rangkulan Yujin di tangannya.
"Sorry banget Won, Yujin mabok, gue gak sanggup lagi bonceng ke rumah dia. Takut jatoh di motor." Pasti mereka habis dari rumah Yena. Memang, rumah Yena dan Wonyoung jaraknya tak terlalu jauh, dibanding dari rumah Yujin. Ini mungkin sudah ke-lima kalinya Yujin diantar pulang ke rumahnya, karena mabuk.
"Oh, iya kak. Dudukin aja di sofa." Wonyoung menyuruh Hyewon masuk, sembari membantu Yujin duduk di sofa ruang tamunya. Hyewon sedikit menampar pipi Yujin, agar gadis itu sedikit sadar.
"Oi, ini udah di rumah Wonyoung ya, Jin."
"H-hah...? Rumah anjing, ngapain ke sini?" Hyewon sedikit terkekeh mendengarnya. Yujin mulai meracau aneh. Wonyoung hanya menggeleng kepalanya pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
you belong with me ; annyeongz
RomanceBagi Wonyoung, Ahn Yujin adalah segalanya. Kakak kelas, sekaligus sahabatnya itu mempunyai tempat tersendiri di hatinya. Dari mereka SD, sampai sekarang SMA, Yujin tak pernah lepas dari bayangnya. Begitu pula dengan Yujin. Baginya, Wonyoung adalah a...