"Bebek! Goblok lo!" Hyewon menendang bokong gadis itu kencang, ketika mereka sedang ngumpul lagi di jam istirahat. Yujin dan Chaewon ikut memarahi Yena yang kini menjadi tersangka utama tak mengunci ruangan osis."Kunci bek...ya ampun. Udah susah-susah gue minta ke Eunbi, si bebek malah kagak ngunci." Desahnya, mengusap kasar.
"Ya udah sih maap, lagian juga Minjunya gak marah kan?" Bela Yena.
"Ya marah sih nggak, cuma kan malu Yen. Apalagi si Yujin." Chaewon menepuk punggung Yujin, yang sedari tadi diam memerhatikan mereka. Malu, ia memang malu sekali. Baru saja menyatakan perasaannya lagi, sekarang malah ketauan bolos pula. Makin canggung saja pasti.
"Au tuh, cewek-cewek lo Jin." Sahut Hyewon.
"Siapa?" Tanya Yena.
"Minju sama Wonyoung lah. Gue aja kaget kenapa mereka bisa ada barengan gitu." Alih-alih Hyewon, Chaewon lah yang menjawab.
"Liz temennya Wonyoung kan juga anak osis." Tambah Yujin, sekedar informasi.
"Duh, kasiannya Ujin. Baru kemaren ngaku belum move on, hari ini udah malu-maluin lagi aja depan mantan." Yena memeluk Yujin erat. Tentunya segera dilepas paksa oleh Yujin.
"Kan gara-gara lo anjing!"
"Kak, ini handphone-nya, ketinggalan di ruang osis tadi." Yujin yang baru saja keluar kelas bersama teman-temannya mendapati Wonyoung yang sudah menunggunya di depan kelas. Mata Yujin seketika mengarah pada ponsel biru kesayangannya itu.
"Nah! Itu handphone lo!"
"Astaga Wony! Ini gue baru mau nyari. Tadi baru sadar ilang." Yujin yang posisinya sedang membelakangi teman-temannya itu tiba-tiba saja langsung memeluk Wonyoung. Gadis itu tentu terkejut, mengetahui Yujin yang tidak menyukai skinship itu memeluknya. Teman-teman Yujin yang melihatnya hanya senyum-senyum saja. Sementara Wonyoung, gadis itu antara senang dan malu. Lebih ke seneng sih tapi.
Yujin melepas pelukannya, menepuk-nepuk kecil kepala Wonyoung. "Makasih banget ya! Nanti gue traktir deh pulang sekolah kalo mau."
"Y-ya udah, boleh. Gue balik ke kelas ya kalo gitu, kak."
"Iya! Bye, dek." Yujin menepuk kepala Wonyoung untuk kedua kalinya lagi, sembari tersenyum. Wonyoung tersenyum kecil, lalu pergi setelahnya.
Yena yang berada di belakangnya tak bisa menahan takjub. "Itu serius Ahn Yunjing? Kok ke sahabat yang itu lembut, tapi ke gue kayak anjing ya?" Hyewon dan Chaewon tertawa mendengarnya.
"Lo baru pertama kali liat? Mereka kan emang sahabat, tapi mesra." Sahut Hyewon.
"Gue nggak tau selembut itu anjing! Jadi iri..." Yena berpura-pura menangis, mengelap matanya.
"Najis ah bego!" Hyewon menoyor kepala Yena.
"Diliat-liat kayaknya Wonyoung ada rasa nggak sih sama Yujin?" Tanya Chaewon. Yena sontak menoleh ke arah gadis itu. "Idih, masa sih? Wonyoung, suka yang modelan gitu?" Tanyanya, meledek Yujin seperti itu.
"Masa lo nggak liat sih? Tatapannya waktu dipeluk Yujin tadi?"
•. •. •
Wonyoung sedang berjalan ke arah luar gerbang. Ia sendiri, tak ditemani Liz. Gadis itu sedang ada urusan osis, jadi akan ada di sekolah lebih lama. Ia mencari Yujin, yang katanya mau mentraktirnya sepulang sekolah.
Matanya melihat sekeliling, lalu tak sengaja menemukan dua orang yang terlihat tak asing. Jantungnya berdebar hanya dengan melihat mereka berdua. Ahn Yujin, dan Kim Minju disampingnya. Mereka berdiri di dekat motor Yujin, terlihat mengobrol sedikit serius. Awalnya biasa saja, tapi ketika ia melihat Minju tertawa kecil, sembari memukul pundak Yujin---hati Wonyoung merasa sakit.
Apa itu? Bukankah mereka seharusnya berada dalam situasi canggung setelah putus? Karena Wonyoung bisa melihat Yujin terkekeh, sembari menatap Minju. Mereka terlihat serasi. Wajar jika Yujin menyukai Minju yang sangat-sangat cantik seperti itu.
Wonyoung mengalihkan pandangannya, berusaha melihat ke arah lain. Ia tak mau melihat mereka. Ia tak bisa. Wonyoung membalikkan badannya, rasanya ingin pergi saja dari situ.
"Wony!" Panggilan itu menghentikannya. Wonyoung terpaksa berbalik, melihat Yujin yang tengah melambai ke arahnya. Minju sudah tak ada lagi disana, mungkin sudah pergi duluan. Sesaat, Wonyoung pikir Yujin akan membatalkan janjinya, lalu mengantar Minju pulang.
"Iya, kak." Jawab Wonyoung, lalu berjalan menghampiri Yujin. Terlihat jelas raut bahagia dari tampangnya. Wonyoung tersenyum simpul melihatnya.
"Tadi gue ngeliat lo, kenapa balik lagi?" Tanya Yujin, mendekatkan badannya ke arah Wonyoung.
"Gue takut ganggu, kirain lo mau ngebucin dulu sama kak Minju." Wonyoung berusaha terkekeh kecil, tapi tak melihat ke arah Yujin.
"Ngebucin? Balikan aja nggak. Tapi gue seneng, kita udah gak canggung lagi. Mungkin lebih baik ngulang dari awal, dari temenan dulu." God, Wonyoung tak tahu harus merasa bersyukur atau tidak mendengarnya.
"Oh...gitu." Jawabnya, tersenyum kecil.
"Lagian, lo inget kan? Gue orangnya nepatin janji. Sekali gue janji, sebisa mungkin pasti gue tepatin." Yujin tersenyum cerah, mengacak pelan rambut Wonyoung, yang segera mendapat protesan dari adik kelasnya itu.
Kalo janji cintain aku, bisa gak?
"Berantakan ih, kak!" Wonyoung menepis tangan Yujin dari kepalanya. Gadis yang lebih tua itu kemudian terkekeh, segera menarik tangan Wonyoung ke arah motornya.
"Udah cepetan, mau makan croffle kan?"
•. •. •
"Kak, mama mau nanya deh." Wonyoung yang sedang duduk asik tak jauh dari mamanya menoleh begitu dipanggil.
"Iya, kenapa?" Tanya Wonyoung, menghampiri mamanya. Wonyoung lalu melihat mamanya menunjukkan sesuatu di ponselnya, menunjukkan sebuah villa pada tampilan layarnya.
"Mama mau pergi?" Tanya Wonyoung lagi. Mamanya mengangguk kecil. "Bagus gak? Minggu depan mau kesana sama bundanya Yujin." Perkataan mamanya sedikit mengejutkan Wonyoung. Tiba-tiba saja liburan?
"Hah? Kok tiba-tiba?"
"Nggak tiba-tiba sih, sebenernya udah dari bulan lalu mama diajakin mereka nginep bareng di villa. Tapi papa baru dapet cuti sekarang."
"Berapa hari? Aku ikut gak?" Tanya Wonyoung lagi.
"Terserah kamu sih. Tapi di rumah aja lah, ajak aja Yujin nginep kalo mau. Sama temen kamu si Liz sekalian."
"Beneran ini?" Wonyoung masih tak percaya mendengarnya.
"Iya lah...minggu depan kamu tanya lagi aja kak."
"Oke."
"Nginep? Di villa?" Tanya Yujin, begitu mereka sudah sampai di salah satu tempat makan yang ingin Yujin kunjungi.
"Iya, hari jumat besok. Lo bisa nginep nggak?" Tanya Wonyoung. Yujin mendesah kecil. "Aduh, Won. Padahal gue sabtunya mau nginep di rumah Yena." Ucapnya, sedikit bingung. Wonyoung mendengus kecil.
"Yah, jadi nggak bisa nginep?" Yujin terlihat berpikir sebentar mendengar Wonyoung bertanya. Bukannya Yujin merasa canggung atau bagaimana, karena ia sudah sering sekali menginap di rumah Wonyoung. Namun, ia ke rumah Yena karena ada sesuatu yang mengejutkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
you belong with me ; annyeongz
RomanceBagi Wonyoung, Ahn Yujin adalah segalanya. Kakak kelas, sekaligus sahabatnya itu mempunyai tempat tersendiri di hatinya. Dari mereka SD, sampai sekarang SMA, Yujin tak pernah lepas dari bayangnya. Begitu pula dengan Yujin. Baginya, Wonyoung adalah a...